Menuju konten utama

Sandiaga Sebut "PNS Work From Bali" untuk Selamatkan Ekonomi Bali

WFB merupakan gagasan dari Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

Sandiaga Sebut
Sejumlah wisatawan bermain di Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat, Rabu (19/5/2021). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/rwa.

tirto.id - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengumumkan kebijakan Work From Bali (WFB). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, kebijakan ini bertujuan untuk medorong pemulihan ekonomi Bali yang terpuruk sangat dalam.

"Tujuannya adalah memastikan kita bisa berpihak kepada saudara-saudara kita yang sekarang sedang mengalami tekanan yang begitu luar biasa. Dua juta lebih lapangan pekerjaan di Bali terancam," Kata Sandi dalam keterangan mingguan dari kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Senin (24/5/2021).

Sandiaga menyebut, WFB merupakan gagasan dari Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

Mantan Wakil Gubernur DKI itu mengatakan, kondisi perekonomian Bali masih tercatat minus pada kuartal kedua 2021 di angka minus 9 persen. Data terkini yang diperoleh Kemenparekraf, tingkat hunian kamat hotel berbintang berada pada angka 8,99 persen sementara hotel non-berbintang 7,7 persen. Sementara itu, tingkat lama menginap per bulan Februari 2021 di hotel berbintang 2,67 hari sementara hotel non-berbintsng 1,89 hari.

Kemenparekraf pun sudah menginisiasi program serupa dengan menerapkan WFB pada kuartal pertama 2021 dengan menggunakan anggaran Kemenparekraf. Namun, upaya itu belum mampu mengangkat positif ekonomi Bali. Sebab, catatan mereka bersama pihak Bank Indonesia di Bali adalah sekitar 75 persen wisatawan asing harus bisa digantikan dengan wisatawan nusantara dengan kualitas belanja yang sama untuk meningkatkan kembali ekonomi Bali.

Mantan Ketua HIPMI ini menegaskan, anggaran yang digunakan akan tetap mengacu pagu anggaran yang ada. Ia yakin penerapan WFB yang digagas Kemenkomarves dengan menggerakkan 25 persen ASN di bawah koordinasi Kemenkomarves bisa membawa dampak ekonomi ke Bali.

"Harapannya ada 25% ASN yang diusulkan untuk bisa mengikuti WFB, kegiatan pertemuan atau rapat pihak swasta bisa dilakukan di Bali juga, jadi ekspatriat dan lain sebagainya," kata Sandi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Bali mengalami kontraksi hingga 9,85% (yoy) atau 5,24% (q-to-q) pada kuartal I-2021. Kontraksi ini lebih dalam jika dibandingkan kontraksi ekonomi Indonesia secara keseluruhan yang mencapai 0,74% (yoy) pada kuartal I-2021.

Dari sisi ketenagakerjaan, per Februari 2021 terdapat 3,48 juta usia kerja terdiri dari 2,57 juta angkatan kerja dan 92 ribu bukan angkatan. Dari jumlah angkatan kerja, angka pengangguran mencapai 140 ribu orang.

Baca juga artikel terkait WORK FROM BALI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti