Menuju konten utama

Sandiaga Ingin Ada 50 Startup Unicorn Asal Indonesia 5 Tahun Lagi

Sandiaga Uno menargetkan ada 50 perusahaan startup lokal bergelar “unicorn” dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Sandiaga Ingin Ada 50 Startup Unicorn Asal Indonesia 5 Tahun Lagi
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno bernyanyi bersama warga saat meresmikan Roemah Djoeang di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (18/11/2018). ANTARA FOTO/Anis Efizudin.

tirto.id - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menginginkan ada 10 perusahaan start-up di Indonesia yang bergelar “unicorn” dalam tiga tahun ke depan. Tak tanggung-tanggung, Sandiaga pun menargetkan ada 50 perusahaan startup lokal bergelar “unicorn” dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Predikat “unicorn” sendiri disematkan apabila sebuah perusahaan startup telah memiliki nilai valuasi di atas 1 miliar dolar AS. Angka valuasi itu adalah nilai dari startup tersebut secara keseluruhan dan bukan hanya sekadar angka pendapatan yang didapat dari investor.

Di Indonesia saat ini ada 4 perusahaan startup bergelar “unicorn”, yakni Tokopedia, Go-Jek, Bukalapak, dan Traveloka.

“Pasar kita sangat besar. Kalau kita bisa hadirkan regulatory framework yang mempermudah startup untuk berkembang, ditambah dengan perhatian cukup dari pemerintah, sangat mungkin bisa hasilkan itu,” kata Sandiaga di Hotel Shangri-La, Jakarta pada Rabu (21/11/2018).

Menurut Sandiaga, perusahaan startup berpotensi besar untuk menciptakan lapangan kerja. Ia pun menilai startup yang ada di Indonesia saat ini turut menawarkan sejumlah solusi yang dibutuhkan perekonomian dalam negeri. Oleh karena itulah, Sandiaga berharap jumlah perusahaan startup dengan valuasi besar bisa kian digenjot.

Sandiaga menilai permasalahan yang masih kerap dihadapi perusahaan startup lokal saat ini terkait dengan perizinan dan pelatihan. Sandiaga lantas mencontohkan apabila ada startup yang tidak berkembang, itu karena perusahaan tidak didampingi serta dibekali dengan kemampuan yang memadahi.

Sebagai solusinya, Sandiaga pun menawarkan teknik pendampingan serupa program OK OCE. Ia menyebutkan bahwa perusahaan startup akan didorong untuk bermitra sehingga pertumbuhan ke depannya bisa terbantu dengan konsep kolaborasi.

“Kemitraan penting karena sekarang bukan lagi sistem kompetisi seperti biasa tapi mengarah ke kolaborasi. Dari segi regulasi, harus dicoba dengan pendekatan sandbox. Kita buat koridornya dan beri keleluasaan serta fleksibilitas,” ujar Sandiaga.

Dengan rencana yang seperti itu, Sandiaga membayangkan kepastian dari segi regulasi akan bisa tercapai mengingat kemampuan dari perusahaan startup tersebut telah dipantau sejak dalam sandbox. Sandiaga pun lantas merasa percaya diri dengan keinginannya itu mengingat potensi pasar yang besar bertemu dengan ide dan tahapan eksekusi yang baik.

“Peran pemerintah sekarang masih minim. Bayangkan saja [bagaimana] kalau pemerintah bisa bantu kejelasan aturan seperti untuk ojek online atau Airbnb versi lokal. Ini mikro tapi pendekatan dengan inovasi seperti inilah yang dibutuhkan masyarakat,” jelas Sandiaga.

Baca juga artikel terkait STARTUP atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri