Menuju konten utama

Sampoerna Raih Asia Responsible Enterprise Award

Sejak 2011, penghargaan Asia Responsible Enterprise Award telah diikuti lebih dari 2.596 partisipan.

Sampoerna Untuk Indonesia. FOTO/Area 2020 HMS

tirto.id - PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) kembali meraih penghargaan Asia Responsible Enterprise Award (AREA 2020). Penghargaan ini didapat karena Sampoerna melakukan upaya melestarikan lingkungan serta pengelolaan perusahaan yang baik. Penghargaan yang diraih untuk kedua kali ini diserahkan pada 23 September 2020 oleh Richard Tsang, Presiden Enterprise Asia secara virtual.

Penghargaan ini dibuat oleh Enterprise Asia, sebuah organisasi non pemerintah yang memberikan penghargaan bagi perusahaan yang mempraktikkan bisnis yang bertanggungjawab dan berkelanjutan. Sejak berdiri pada 2011, penghargaan ini telah diikuti lebih dari 2.596 partisipan dan menghasilkan lebih dari 400 pemenang. Ada beberapa kategori di ajang ini, yakni Green Leadership, Investment in People, Health Promotion, Social Empowerment, Corporate Governance, Circular Economy Leadership, dan Responsible Business Leadership.

Untuk penghargaan tahun ini, ada 200 partisipan dari 19 negara, dengan dewan juri yang dipimpin oleh Dr. Eugen Chien, mantan Menteri Lingkungan Hidup Republik Taipei. Total ada 81 pemenang, termasuk Sampoerna yang memenangkan dua penghargaan sekaligus, yakni Green Leadership untuk kategori Carbon & Water Management (Pengelolaan Karbon dan Air), serta Corporate Governance dengan tema Ethic & Compliance (Etika dan Kepatuhan).

“Penghargaan ini merupakan motivasi bagi kami untuk terus melakukan upaya terbaik dalam pengelolaan perusahaan dan juga kepedulian terhadap lingkungan. Sampoerna percaya bahwa transformasi kinerja bisnis diperlukan untuk menciptakan dampak positif terhadap operasional, sosial, dan lingkungan,” ujar Direktur Sampoerna, Elvira Lianita.

Ajang yang Ketat

Berbeda dengan banyak ajang serupa yang seringkali terasa seperti ajang seremonial belaka, Asia Responsible Enterprise Award ini kerap dianggap sebagai standar tinggi untuk praktik CSR dan keberlanjutan sebuah perusahaan. Tak heran, ajang ini sering menjadi patokan bagaimana sebuah perusahaan berjalan dengan baik tanpa mengesampingkan keberlangsungan lingkungan.

Tahun ini, periode penjurian berlangsung selama tiga bulan dengan dipimpin oleh Dr. Eugen. Penentuan pemenang tidak hanya ditentukan oleh upaya dan hasil yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, melainkan juga kriteria lain seperti hubungan dengan komunitas, identifikasi kebutuhan, efektivitas implementasi, keterlibatan pimpinan, pelembagaan dan keberlanjutan, serta kemampuan untuk menjangkau khalayak sasaran.

“Dewan juri sangat terkesan dengan jumlah dan keberagamaan partisipan tahun ini, karenanya menyeleksi dan menentukan finalis tahun ini adalah tantangan yang berat,” ujar Dr. Eugen.

“Kami merasa senang melihat partisipan tahun ini telah melakukan usaha keras dalam mengatur keberlanjutan CSR mereka. Hasilnya adalah sebuah CSR yang lebih ramah lingkungan, bisa menjangkau komunitas yang lebih relevan, dan membuat dampak yang lebih besar ketimbang sebelumnya,” tambah Dr. Eugen.

Menurut Elvira, keberhasilan Sampoerna memenangkan penghargaan ini tak terlepas dari etos kerja Empat Pilar yang diterapkan di perusahaan, salah satunya praktiknya adalah mengurangi jejak karbon. Ini adalah komitmen Sampoerna untuk menciptakan manajemen lingkungan yang efektif dan meminimalisir dampak lingkungan guna mengatasi perubahan iklim.

Elvira menuturkan, Sampoerna selalu meminimalisir jejak karbon, mengelola air secara bertanggung jawab, serta melestarikan keanekaragaman hayati di manapun fasilitas mereka berada.

“Selain itu kami juga menggunakan energi terbarukan dan menerapkan pengelolaan limbah dengan tepat, dari pertanian hingga limbah pasca-konsumsi kami,” tuturnya.

Selain itu, Sampoerna memiliki Departemen Etika dan Kepatuhan yang dijalankan secara independen, yang diisi oleh sumber daya manusia yang terlatih di bidangnya. Departemen ini bekerja sama dengan Komite Kepatuhan Sampoerna yang meliputi Presiden Direktur, Departemen Hukum, Direktur People and Culture, serta Direktur Keuangan.

Departemen Etika dan Kepatuhan ini bertugas mengembangkan penilaian risiko, kepatuhan tahunan, serta melaksanakan rencana kerja yang efektif untuk memitigasi area yang dianggap rentan dalam hal kepatuhan. Selain itu, departemen ini juga melakukan investigasi pencarian fakta jika ada laporan pelanggaran kepatuhan oleh karyawan. Jika terbukti ada kesalahan, departemen ini bisa memberlakukan tindak disiplin yang adil pada karyawan.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis
-->