Menuju konten utama

Sampai Mana Xpander Berlari Setelah Setahun Mengejar Avanza?

Mitsubishi Xpander menuai raihan positif selama setahun dipasarkan di Indonesia, tapi ada sedikit catatan pada MPV pesaing kuat Avanza ini.

Sampai Mana Xpander Berlari Setelah Setahun Mengejar Avanza?
Mitsubishi Xpander di sebuah pameran otomotif. FOTO/Wikicommon

tirto.id - Tepat setahun berlalu setelah Mitsubishi Xpander diluncurkan perdana sebagai world premiere di GIIAS pada Kamis (10/8) 2017 lalu. Selama setahun itu pula nama Xpander naik daun di pasar mobil penumpang. Mobil yang mengusung tagline “Next Generation MPV” memecah dominasi Toyota Avanza yang sering memimpin penjualan mobil selama lebih dari satu dekade sejak dipasarkan pada akhir 2003.

Sejak awal 2018, sosok MPV dengan cita rasa SUV itu mampu mengangkangi penjualan wholesales—dari pabrik ke dealer—Toyota Avanza di level 7.000-an unit per bulan. Selama periode Januari-Juni 2018 sudah ada 39.948 unit Xpander didistribusikan dari pabrik ke dealer, lebih banyak 493 unit dari Avanza.

Volume penjualan mobil berkapasitas mesin 1.500cc dengan penggerak roda depan ini berpotensi akan bertambah. Di GIIAS 2018, MMKSI melansir dua varian baru Xpander GLS transmisi otomatis dan Xpander Sport transmisi manual serta pilihan warna baru, deep bronze metallic. Pengayaan variasi itu ditujukan buat memperluas segmentasi pembeli Xpander.

“Kita harus memberikan sesuatu yang baru, makanya kita tambah variannya supaya makin lengkap plihannya harganya juga makin bisa pas. Dengan adanya varian baru (penjualan) sangat mungkin bertambah lagi,” kata Head of Marketing and Sales PT MMKSI Irwan Kuncoro.

Mitsubishi Xpander adalah senjata utama Mitsubishi Indonesia saat ini. Volume penjualan pabrikan berlogo tiga berlian itu meningkat signifikan. Selama periode Januari-Juni 2018, total penjualan Mitsubishi mencapai 73.509 unit, pada periode yang sama tahun lalu hanya ada 53.034 unit terjual. Penjualan Xpander sukses menopang lebih dari 50 persen penjualan Mitsubishi.

Mitsubishi Indonesia ditunjuk sebagai basis produksi Xpander untuk didistribusikan ke pasar domestik dan ekspor. Akhir April 2018, Mitsubishi Indonesia memulai ekspor low MPV ini ke Filipina, Vietnam, dan Thailand. Targetnya ada 30 ribu unit Xpander yang diekspor di tahun pertama. Selain ASEAN, Mitsubishi juga membidik pasar Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika. Aktivitas ekspor membangkitkan denyut bisnis Mitsubishi Indonesia yang sempat kurang bergairah dalam beberapa tahun ke belakang, karena hanya mengandalkan Mitsubishi Pajero Sport sebagai tulang punggung.

"Ekspor Xpander merupakan tonggak penting dalam rencana bisnis kami yang sedang berlangsung, serta lebih jauh lagi menambah kuat pondasi kami di ASEAN, yang merupakan pendorong utama pertumbuhan kami di kawasan ini." ujar Chief Executive Officer (CEO) Mitsubishi Motors Corp (MMC) Osamu Masuko.

Xpander memang bisa diterima oleh konsumen di Indonesia dalam waktu singkat karena faktor desain yang tidak biasa. Lekuk bodi yang lancip-lancip, dimensi cenderung bongsor, dan penambahan fitur yang belum jamak digunakan di mobil low MPV seperti hill start assist jadi salah satu faktornya. Pada kemunculan perdananya ada istilah MPV stylish untuk menggambarkan sosok Xpander.

“Kita tidak bisa bilang pembeli Xpander itu suka desainnya saja. Tapi juga konsumen itu menginginkan mobil yang spacious. Nah, Xpander ini kan kabinnya luas. Banyak faktor lah yang memengaruhi minat konsumen,” ujar Head of PR and CSR PT MMKSI Bambang Kristiawan kepada Tirto.

Di samping itu, Mitsubishi memproyeksikan Xpander untuk menjangkau pasar yang luas. Menonjolkan dimensi bodi bongsor dan nuansa desain SUV, Xpander disodorkan buat mengusik pasar lain di luar low MPV. “Positioning-nya xpander sedikit di atas small MPV tapi dengan harga yang masih masuk range small MPV,” jelas Irwan

Infografik Mitsubishi Xpander

Masalah Xpander

Di balik segala euforia kemunculan Xpander yang disebut Mitsubishi sebagai alternative MPV modern, mobil tersebut tetap tidak lepas dari cela. Salah satu yang banyak dibicarakan, yakni masalah idle-up. Beberapa konsumen Mitsubishi Xpander dibuat gelisah begitu menyadari putaran mesin (rpm) naik tiba-tiba tanpa menginjak pedal gas. Masalah tersebut, menurut keterangan resmi Mitsubishi dikarenakan kalibrasi antara kerja kompresor AC dan putaran mesin yang kurang presisi.

Demi menyelamatkan kredibilitas Xpander, MMKSI langsung menginstruksikan kepada dealer resmi untuk menerima klaim perbaikan masalah idle-up tersebut. Teknisi Mitsubishi mengeluarkan software baru untuk memprogram ulang sistem kerja kompresor AC agar tidak memicu peningkatan putaran mesin dalam kondisi idle. Masalah "belang" warna cat pada bodi mobil bagian depan juga sempat menghinggapi Xpander.

Urusan inden pun masih merintangi laju penjualan Mitsubishi Xpander. Ketidakseimbangan antara kapasitas produksi yang lebih sedikit dari jumlah pemesanan membuat konsumen harus inden selama dua sampai lima bulan. Ini berdampak pada konsumen yang tergesa-gesa, seperti pada kasus pembelian mobil jelang Puasa dan Lebaran.

Mitsubishi tentu tak berdiam diri, mereka memutuskan menambah kapasitas produksi dari 100 ribu unit menjadi 120 ribu unit per tahun. Dengan begitu setiap bulannya ada 10 ribu Xpander dilansir dari pabrik Mitsubishi di Cikarang, Jawa Barat. Ini tentu jadi pilihan wajar bagi Mitsubishi, demi tak kehilangan momentum euporia Xpander, sebelum kompetitor datang menghampiri seperti rumor kemunculan Avanza stylish.

“Sekarang dengan kapasitas produksi yang ditambah yang sebelumnya bisa empat sampai lima bulan, bisa dipercepat menjadi satu atau dua bulan,” ucap Irwan.

Mitsubishi boleh berbangga karena Xpander merupakan produk mobil pertama yang mampu menandingi kedigdayaan Avanza. Berkali-kali pabrikan Jepang mencoba menjalin rivalitas dengan Toyota di segmen low MPV, tapi hasilnya kurang memuaskan. Nissan Grand Livina, Suzuki Ertiga, dan Honda Mobilio hanya bisa membayang-bayangi Avanza, belum sempat melaluinya.

Namun, masih terlalu dini menyebut Xpander sebagai raja baru di segmen Low MPV. Sebab, di Juni tahun ini, Avanza kembali menyalip penjualan sang “Next Generation MPV” masing-masing 3.279 unit untuk Xpander dan 4.648 unit untuk Avanza.

Apakah ini tanda-tanda kebangkitan "mobil sejuta umat" Avanza setelah meladeni pesaing kuatnya? Pihak Mitsubishi berkilah, momen Juni tak mencerminkan kondisi pasar sebenarnya karena ada Lebaran. Perhelatan GIIAS 2018 pada Agustus tentu saja akan menjadi pembuktian baru rivalitas di segmen pasar paling gemuk ini. Kita tunggu saja.

Baca juga artikel terkait XPANDER atau tulisan lainnya dari Yudistira Perdana Imandiar

tirto.id - Otomotif
Penulis: Yudistira Perdana Imandiar
Editor: Suhendra