Menuju konten utama

Sampah di Perairan Tanjungpinang Meningkat Jadi 1,5 Ton per Hari

DLH mencatat volume sampah yang mencemari perairan Tanjungpinang meningkat 0,5 ton sehingga menjadi 1,5 ton per hari.

Sampah di Perairan Tanjungpinang Meningkat Jadi 1,5 Ton per Hari
Petugas kebersihan mengangkut sampah secara manual di pesisir di Kawasan Kota Lama Tanjungpinang, Kepulauan Riau. (Nikolas Panama)

tirto.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tanjungpinang mencatat volume sampah yang mencemari perairan di ibu kota Provinsi Kepulauan Riau itu meningkat 0,5 ton sehingga menjadi 1,5 ton per hari. Sampah tersebut berasal dari rumah tangga dan kegiatan usaha.

Kepala DLH Tanjungpinang, Riono mengatakan sampah tersebut kebanyakan menumpuk di Pelantar I dan Pelantar II.

"Produksi sampai selama Natal 2022 tentu meningkat. Sampah pesisir di Pelantar I dan Pelantar II itu bukan hanya berasal dari kawasan itu saja, melainkan dari kawasan lainnya yang dibawa arus laut saat musim angin utara," ujar Riono di Tanjungpinang, Rabu (28/12/2022).

Riono menuturkan sebanyak 20 orang petugas kebersihan setiap hari membersihkan sampah pesisir. Mereka menggunakan sampan dan menjaring sampah yang terapung di perairan.

Ada juga petugas kebersihan yang mengangkut sampah secara manual di tepi laut hingga di bawah rumah pelantar.

Sampah tersebut tidak pernah habis lantaran masih ada warga yang membuang sampah di laut. Padahal Dinas Lingkungan Hidup Tanjungpinang sudah berulang kali menyosialisasikan agar warga tidak membuang sampah sembarangan.

Riono melaporkan total jumlah sampah di daratan maupun pesisir Tanjungpinang mencapai 90-100 ton per hari.

"Tega sekali buang sampah di laut. Laut itu bukan tong sampah. Kelestarian laut itu untuk kepentingan warga juga. Jadi seharusnya kita semua menjaga laut agar tetap bersih," katanya.

Riono mengungkapkan sampah nonorganiik yang menumpuk di bibir pantai di sejumlah kawasan pesisir di Tanjungpinang mencapai 3,5 meter. Petugas kebersihan tidak akan mampu membersihkan sampah tersebut secara manual karena setiap hari sampah tersebut terus bertambah.

Penggunaan alat berat untuk mengangkut sampah tersebut juga tidak dapat dilakukan di seluruh kawasan pesisir lantaran terbentur dengan jalan dan rumah warga.

"Ada 20 orang petugas yang setiap hari membersihkan sampah di pesisir Tanjungpinang," tuturnya.

Menurut Riono, penumpukan sampah di pesisir Tanjungpinang tersebut terjadi lantaran tingkat kesadaran sebagian warga masih rendah untuk membuang sampah di tempat yang telah disediakan pemerintah.

Padahal pemerintah telah menyiapkan tempat pembuangan sampah yang setiap hari diangkut petugas kebersihan.

"Kami masih menemukan puluhan tempat sampah ilegal baik di daratan maupun kawasan pesisir," katanya.

Baca juga artikel terkait SAMPAH DI LAUT INDONESIA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan