Menuju konten utama

Saleh: Industri Minuman Ringan Punya Potensi Besar

Dengan pasar yang belum sepenuhnya tereksplorasi di Indonesia, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan industri minuman ringan memiliki potensi besar untuk menggerakan perekonomian karena sifatnya yang terus berekspansi baik dalam produksi, distribusi maupun fasilitas pendukungnya.

Saleh: Industri Minuman Ringan Punya Potensi Besar
Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri) berbincang dengan Menteri ESDM Sudirman Said (kanan) dan Menteri Perindustrian Saleh Husin (tengah) sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

tirto.id - Dengan pasar yang belum sepenuhnya tereksplorasi di Indonesia, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan industri minuman ringan memiliki potensi besar untuk menggerakan perekonomian karena sifatnya yang terus berekspansi baik dalam produksi, distribusi maupun fasilitas pendukungnya.

"Industri minuman turut menggerakkan ekonomi dari produksi, penanaman modal, penyerapan lapangan kerja,” kata Saleh saat menerima Presiden Direktur PT Coca Cola Amatil Indonesia Kadir Gunduz di Jakarta, Kamis, (31/3/2016).

Pola ekspansi perusahaan minuman, imbuh dia, juga menggerakkan ekonomi di daerah karena pelaku usaha berusaha memperkuat pemasaran dengan mendekatkan produksi dan distribusi ke konsumen. "Berdirinya pabrik dan pusat distribusi termasuk pergudangan menjadi buktinya," tukas Saleh.

Hal ini merupakan strategi perusahaan menjamin kontinuitas pasokan dan menjaga loyalitas konsumen mengingat banyaknya merek produk sejenis dan persaingan yang sengit.

Lebih lanjut, Saleh mencermati, kehidupan bermasyarakat turut mendorong konsumsi minuman ringan yang terbilang unik, di mana produk minuman bahkan menjadi bagian dari interaksi sosial sehari-hari.

“Lihat saja, pada pesta perkawinan dan acara keluarga, minuman ringan selalu dihidangkan sebagai salah satu jamuan favorit. Selain air putih dan teh, juga ada minuman berkarbonasi atau yang lebih dikenal sebagai minuman soda,” ujarnya.

Melihat potensi yang masih sedemikian besar, Kemenperin optimistis peluang pengembangan industri minuman ringan masih terbuka lebar.

Tingkat konsumsi minuman ringan masyarakat Indonesia sendiri saat ini baru 33 liter/kapita, sementara negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Singapura dapat mencapai mencapai masing-masing 89 liter/kapita dan 141 liter/kapita.

Sebagai informasi, kelompok industri minuman ringan sendiri meliputi minuman berkarbonasi, Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), teh siap saji, minuman sari buah, kopi dan susu siap saji, serta minuman isotonik/suplemen. (ANT)

Baca juga artikel terkait AIR MINUM DALAM KEMASAN atau tulisan lainnya

Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara