Menuju konten utama
Cara Membaca Al-Quran

Saktah dalam Al Quran: Pengertian, Hukum, Contoh, & Cara Membacanya

Berikut ini bacaan saktah dalam Al-Quran, cara membaca, dan hukumnya dalam ilmu tajwid. Apa contoh saktah dalam Al-Quran?

Saktah dalam Al Quran: Pengertian, Hukum, Contoh, & Cara Membacanya
sejumlah peserta membaca alquran pada gelaran 'tilawah 10 jam 10 juz' di masjid ar ro'iyad dprd sumsel palembang, minggu (19/6). gelaran yang diikuti ratusan peserta ini bertujuan mengoptimalkan akhir pekan di bulan ramadan untuk membaca alquran. antara foto/ feny selly/nz/16

tirto.id - Salah satu bacaan garib dalam Al-Quran adalah saktah. Cara membacanya adalah dengan berhenti sepanjang dua harakat pada tanda saktah, namun tak mengambil napas. Hanya ada 4 bacaan saktah dalam Al-Quran. Lantas, apa pengertian dan hukum tajwidnya.

Meskipun sudah ada aturan baku terkait cara membaca Al-Quran melalui ilmu tajwid, namun ada juga pengecualian yang menyalahi kaidah tersebut. Pengecualian ilmu tajwid ini dikenal dengan bacaan-bacaan garib dalam Al-Quran.

Dalam bahasa Arab, garib artinya jarang, aneh, atau tersembunyi. Dalam hal ini, bacaan garib sangat jarang ditemui dan hanya ada sesekali dalam Al-Quran.

Di antara jenis-jenis bacaan garib, ada istilah saktah yang merupakan pengecualian dalam ilmu tajwid. Ia dibahas dengan hukum tersendiri dan hukumnya wajib dilafalkan sesuai aturan yang ditetapkan Al-Quran.

Sebagai misal, ada hukum bacaan garib yang mengubah bunyi huruf ra (رَ) yang kemudian harus dilafalkan dengan bunyi "re". Istilahnya adalah imalah. Pembacaan demikian dilakukan karena dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW melalui jalur riwayat Hafs.

Hukum bacaan garib merupakan bagian dari ilmu tajwid, tata cara membaca Al-Quran. Sebab, ayat-ayat Al-Quran memiliki kaidah cara membaca tersendiri yang berbeda dari bahasa Arab pada umumnya.

Bagaimanapun juga, tilawah Al-Quran termasuk dalam ibadah mulia dalam Islam. Sebagaimana ibadah-ibadah yang lain, ada aturan-aturan yang harus dipatuhi. Demikian juga mengenai bacaan saktah, ada aturan-aturan yang harus ditaati agar pembacaan Al-Quran menuai pahala di sisi Allah SWT.

Pengertian Saktah dan Contohnya dalam Al-Quran

Dalam bahasa Arab, saktah artinya diam atau berhenti. Pengertiannya dalam ilmu tajwid adalah berhenti sejenak dua harakat ketika menemukan tanda saktah tanpa menarik napas, sebagaimana dikutip dari Al-Quran Hadis (2020) yang ditulis Nismatul Khoiriyah.

Pembahasan saktah ini tertuang dalam jenis qiraat Hafs, salah satu jalur riwayat tilawah Al-Quran yang selama ini banyak beredar di masyarakat.

Selain itu, saktah termasuk dalam bahasan tanda-tanda waqaf dalam Al-Quran. Tanda bahwa ayat itu terdapat bacaan saktah ditunjukkan dengan huruf sin kecil (س) atau dengan tulisan lengkap (سكته) di bagian atas ayat.

Menurut riwayat mayoritas ulama, saktah hanya ada 4 dalam Al-Quran, yakni dalam surah Al-Kahfi di akhir ayat 1, surah Yasin pada ayat 52, surah Al-Qiyamah ayat 27, dan surah Al-Muthaffifin ayat 14.

Sementara itu, pada riwayat yang lain, saktah juga terdapat pada surah Al-Haqqah ayat 28-29, serta akhir surah Al-Anfal dan awal surah At-Taubah.

Contoh Saktah dalam Al-Quran

Berikut ini contoh ayat-ayat Al-Quran yang mengandung hukum saktah:

1. QS. Al-Kahfi Ayat 1-2

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ ... قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا

Bacaan latinnya: "Al-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajā [1] Qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya'malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā [2]"

Terjemah Arti: Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya [1] Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik, [2]," (QS. Al-Kahfi [18]: 1-2).

2. QS. Al-Qiyamah Ayat 27

وَقِيلَ مَنْ ۜ رَاقٍ

Bacaan latinnya: "Wa qīla man rāq"

Artinya: "Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan?," (QS. Al-Qiyamah [75]: 27).

3. QS. Yasin Ayat 52

قَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ ٱلْمُرْسَلُونَ

Bacaan latinnya: "Qālụ yā wailanā mam ba'aṡanā mim marqadinā hāżā mā wa'adar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalụn"

Artinya: "Mereka berkata: 'Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?'. Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya)," (QS. Yasin [36]: 52).

4. QS. Al-Muthaffifin Ayat 14

كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

Bacaan latinnya: "Kallā bal rāna 'alā qulụbihim mā kānụ yaksibụn"

Artinya: "Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka," (QS. Al-Muthaffifin [83]: 14).

Baca juga artikel terkait BACAAN GHARIB atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom