Menuju konten utama

Sakit Gigi pada Anak dan Cara Pencegahannya

"Kesehatan gigi belum menjadi prioritas. Kalau sejak anak-anak sudah salah (merawat gigi), maka bisa berlanjut sampai dewasa."

Sakit Gigi pada Anak dan Cara Pencegahannya
Siswa SD mengikuti instruksi dokter menyikat gigi dengan benar di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unhas, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (9/11/2017). ANTARA FOTO/Darwin Fatir

tirto.id - Orang tua sebaiknya lebih memperhatikan kesehatan gigi dan mulut anaknya walaupun masih berupa gigi sulung. Dalam hal ini, orang tua sebaiknya membawa anak ke dokter gigi tidak hanya ketika gigi sakit saja.

Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) berpesan bahwa masalah rongga mulut anak-anak dapat mengganggu proses belajar dan perkembangan tubuhnya.

Masalah rongga mulut pada anak membuatnya sulit mengunyah sehingga tidak bisa mengonsumsi nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang.

Permasalahan gigi dan mulut masih sering ditemui karena masih kurangnya pemahaman masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik sejak usia dini. Penggunaan pasta gigi sejatinya diperuntukkan bagi anak yang sudah bisa berkumur, karena apabila tertelan dalam jumlah yang banyak dan terus menerus dapat menyebabkan fluorosis gigi.

"Kesehatan gigi belum menjadi prioritas. Kalau sejak anak-anak sudah salah (merawat gigi), maka bisa berlanjut sampai dewasa," ucap Udijanto dari IDGAI, sebagaimana dilansir Antara.

Perawatan yang paling mudah adalah dengan membersihkan gigi secara benar untuk menghindari penumpukan kotoran atau plak yang menjadi penyebab berbagai masalah gigi seperti gigi karies dan gigi sensitif. Selain rutin membersihkan gigi, masyarakat juga perlu kontrol ke dokter gigi setiap enam bulan sekali guna memastikan kesehatan rongga mulut.

drg. Dedy Yudha Rismanto, Sp. Perio, dokter gigi spesialis perodonsia dari RSPI memberi tips untuk menjaga gusi dan gigi agar tetap sehat, yakni dengan menggosok gigi setiap 8-12 jam sekali. Tujuannya untuk mencegah pematangan kuman pada gigi, karena masa maturasi (pematangan) kuman berkisar antara 8-12 jam.

Kuman yang matang akan berkoloni membentuk plak dan menghasilkan toksin/racun yang merusak gigi atau gusi. Sebanyak 95-99 persen kerusakan gigi/gusi datang dari plak. Bau mulut adalah contoh akibat dari toksin yang dikeluarkan kuman, bercampur dengan sisa makanan dan darah dari peradangan.

Jangan lupa untuk makan sayur dan buah guna menyeimbangkan pH dalam mulut. Semakin asam pH mulut, maka semakin mudah kuman berkembang biak. Berkumur dengan air putih juga merupakan salah satu cara menetralkan pH mulut. Jika menggunakan obat kumur, pastikan ia tergenang 30-60 detik dalam mulut.

Baca juga artikel terkait SIKAT GIGI atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani