Menuju konten utama
20 Juni 1840

Saat Telegraf Merevolusi Dunia Telekomunikasi

Lintasan kawat.
Deretan pesan lewat
seperti kilat.

Samuel Finley Breese Morse (27 April 1791-2 April 1872), pelukis dan penyempurna telegraf. tirto.id/Sabit

tirto.id - Bagaimana dua manusia atau lebih dapat berkomunikasi ketika terpisah jarak dan ruang? Di era kini, pertanyaan itu mudah terjawab dengan menyodorkan berbagai sarana dan peralatan komunikasi canggih dan sangat cepat macam smartphone yang didukung jaringan satelit dan internet.

Tetapi, sebelum segala peralatan tersebut ditemukan dan menjadi populer, alat bernama telegraf pernah hadir mewarnai dunia telekomunikasi global.

Telegraf populer terutamanya sejak era 1840-an. Ia adalah perangkat yang memungkinkan transmisi informasi berupa kode morse yang dialirkan ke sebuah kawat dari pengirim ke penerima.

Pihak penerima nantinya akan menerjemahkan kode morse tersebut untuk memahami pesan yang dikirimkan. Pesan telegraf biasanya disebut sebagai telegram atau surat kawat atau kawat. Penemunya adalah Samuel Finley Breese Morse, pria berkebangsaan Amerika Serikat.

Dengan telegraf, sebuah pesan dapat dikirim dari tempat yang amat jauh dengan waktu yang relatif cepat dibandingkan dengan harus berkirim surat atau berlayar.

Morse dan Kemunculan Telegraf

Samuel Morse memang kurang tepat bila disebut sebagai penemu utama dari telegraf. Menurut Encyclopaedia Britannica, sebelum telegraf listrik temuan Morse muncul, sudah ada telegraf berwujud menara dengan media penyampai pesan berupa kode semafor.

Di ujung menara telegraf terdapat sepasang lengan berpalang yang bergerak berdasar kode semafor mewakili huruf alfabet dan angka numerik. Telegraf macam ini disebut sebagai telegrafi optis, yang dikembangkan dua bersaudara Claude dan Ignace Chappe dari Perancis pada 1791.

Evolusi perangkat telegraf terus bergulir seiring dengan kemunculan berbagai temuan penting lain, utamanya bidang kelistrikan, seperti sel volta pada 1800 oleh Alessandro Volta dari Italia dan elektromagnetisme dari 1820 sampai 1831. Beberapa tokoh yang mengembangkan dunia elektromagnetik di antaranya adalah Hans Christian Ørsted, William Sturgeon, Michael Faraday, dan Joseph Henry.

Baru di tahun 1932, Samuel Finley Breese Morse, seorang seniman dari University of the City of New York (sekarang New York University) yang lahir pada 27 April 1791, mulai tertarik menggarap telegraf bersinyal listrik untuk komunikasi jarak jauh.

Bagaimanapun, ini dipicu dari penemuan elektromagnetik oleh Micahel Faraday. Library of Congress (LOC) AS menyebut, temuan Faraday hangat diperbincangkan banyak orang, tidak terkecuali Samuel Morse. Dalam sebuah kapal yang membawanya pulang ke AS dari Eropa pada 1832, Morse membahas temuan elektromagnetik dengan para penumpang kapal lainnya. Spekulasi tentang kemungkinan bisa mengirim pesan berkode lewat kawat berelektromagnet pun muncul.

Sejak itu Morse mulai tertarik mengulik ilmu pengetahuan mengenai kelistrikan dan makin serius ketika menjadi mahasiswa di Yale College. Ia mulai melakukan serangkaian pengembangan dari sifat listrik yang bekerja dengan baterai, magnet, dan kabel.

Morse punya kolega di University of the City of New York bernama Leonard D. Gale. Kawannya ini adalah seorang profesor kimia dan sudah akrab dengan dunia kelistrikan karena bekerja juga di perusahaan startup Princeton milik Joseph Henry (cikal bakal Princeton University di AS).

Lintasan kawat. Deretan pesan lewat seperti kilat. #Mozaik #morse #sejarah

A post shared by tirto.id (@tirtoid) on

-->