Menuju konten utama

Saat Kecerdasan Buatan Menyatu dengan Situs Porno

Pornhub menggunakan artificial intelligence atau kecerdasan buatan untuk meningkatkan layanan.

Saat Kecerdasan Buatan Menyatu dengan Situs Porno
Ilustrasi konten porno. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Banyak sisi menarik dalam dunia dunia maya. Bagi beberapa orang, sisi menarik itu adalah situs porno. Pornhub salah satu situs porno populer di dunia yang banyak menyedot perhatian di jagat internet. Menurut klaim Pornhub, rata-rata 92 miliar video ditonton setiap tahun.

Agar situs mereka lebih menarik, Pornhub mencoba memakai teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Di tahap awal, dengan bantuan computer vision, mereka akan menyuplai 10.000 citra bintang porno dari basis data video Pornhub guna menjadi sumber data untuk memfungsikan AI.

Pasokan gambar bintang porno yang fantastis memang bukan sesuatu yang mengejutkan. Contohnya ImageNet, sebuah proyek yang dilakukan beberapa peneliti Stanford University dan Princenton University soal computer vision berbasis AI.

ImageNet memiliki basis data lebih dari 14 juta gambar yang terbagi dalam 22 ribu kategori. Beberapa gambar bahkan dibuat sangat spesifik. Gambar kucing misalnya, ada 62 ribu gambar kucing dengan ragam variasinya pada basis data mereka. Ini dilakukan tak lain untuk memberi pelajaran paling presisi bagi AI untuk lebih mengetahui sosok kucing.

Pornhub, dengan modal 10.000 gambar bintang porno, pun ingin melakukan langkah serupa. Membuat AI ciptaannya paripurna dalam menilai dunia pornografi.

Baca juga: Mendeteksi Tas Bermerek Palsu Dengan Computer Vision

infografik pornhub yang pengertian

Corey Price, Vice President Pornhub mengatakan bahwa AI yang mereka kembangkan akan membuat “pengguna mudah mencari bintang porno yang mereka inginkan, secara lebih presisi atas apa yang mereka kehendaki dan melalui AI pula kami mampu memberikan hasil pencarian terbaik.”

Dalam setahun ke depan AI buatan Pornhub kemudian akan memindai 5 juta video yang ada di layanan mereka. Tugasnya cukup sederhana, memberikan tagging (nama bintang porno, kategori, metadata, dan kata kunci) pada video-video milik Pornhub. Price mengatakan bahwa kerja sederhana itu merupakan langkah awal untuk mempercepat perubahan.

AI bikinan Pornhub akan memberi label public pada suatu video jika ia mendeteksi latar belakang ruangan terbuka. AI akan memberikan label blonde pada video dengan bintang porno berambut pirang.

Selain tagging, AI akan bekerja memperbaiki kualitas video pada layanan Pornhub. Memperbaiki video buram, koreksi warna, dan tugas-tugas terkait memperindah video, akan dilakukan oleh teknologi kecerdasan buatan. Penerapan AI tentu menguntungkan bagi pengelola Pornhub dari sisi pengelolaan data, juga bagi para pengunjung agar mempermudah mereka.

AI memang sedang menjadi tren saat ini. DeepMind, startup milik Google, dan OpenAI, startup milik Elon Musk, tampil di terdepan dengan capaian masing-masing. Dua duanya sukses memenangkan permainan yang bahkan oleh manusia pun sukar dimenangkan. DeepMind menang dalam permainan catur Go melawan Ke Jie, pemain catur Go profesional. Sementara OpenAI sukses mengalahkan pemain gim online Dota profesional bernama Danil "Dendi" Ishutin.

Baca juga: Masa Depan di Tangan AI

Selain Pornhub, Miles Deep merupakan layanan lain yang menggabungkan pornografi dengan kekuatan teknologi AI. Miles Deep merupakan editor video yang mampu melakukan proses editing video porno secara mudah. Miles Deep mampu memecah adegan-adegan porno secara presisi, dan membuat bagian-bagian yang tak diperlukan. Miles Deep pun mampu mengumpulkan adegan spesifik dalam suatu video porno. Saat ini ada 6 kategori posisi seks yang bisa dibaca oleh Miles Deep. Menurut klaim mereka, tingkat presisi kategori adegan seks mencapai 95 persen.

Miles Deep sesungguhnya dibuat berdasarkan source code sebuah proyek bernama “Open NSFW Model” bikinan Yahoo. Proyek itu merupakan bagian Yahoo untuk menyaring konten-konten pornografi pada layanan pencarian gambar milik mereka. Open NSFW Model dirancang berdasarkan teknologi neural network milik Yahoo bernama Caffe Framework.

Open NSFW Model akan mendeteksi dan mengklasifikasikan sebuah gambar dalam skala dari 0 hingga 1. Skor kurang dari 0,2 menandakan bahwa suatu gambar aman untuk dikonsumsi aman sementara skor lebih dari 0,8 menandakan bahwa gambar mengandung konten-konten NSFW alias “Not Suitable For Work.” Tingkat presisinya, persis besarannya dengan tingkat presisi Miles Deep yang mencapai 95 persen.

Usaha-usaha filtrasi konten pornografi seperti yang dilakukan Yahoo melalui Open NSFW Model bukanlah sebuah usaha tunggal. Twitter misalnya, situsweb microblogging itu membeli startup AI bernama Madbits yang tugasnya mengkurasi konten-konten yang diduga mengandung unsur NFSW. Hebatnya, Madbits mengklaim tingkat akurasi mereka berada di angka 99 persen.

Perkembangan teknologi terkini pada dunia pornografi tak bisa dicegah apalagi dihentikan. Di banyak sisi dunia pornografi bahkan melecut perkembangan teknologi. Dalam buku bertajuk “The Secret Museum: Pornography in Modern Culture” karya Walter Kendrick disebutkan bahwa konsep “pornografi” tak pernah ditemukan hingga penghujung abad ke-18.

Melalui teknologi percetakan, perlahan tapi pasti, pornografi mengemuka di seluruh dunia. Teknologi yang hadir berikutnya seperti metode pay-per-view, VCR, dan streaming video online, ikut didukung perkembangannya oleh dunia pornografi.

Di beberapa kasus, pemanfaatan teknologi bagi dunia pornografi berdampak negatif. Sebuah aplikasi bertajuk The FindFace misalnya, memanfaatkan teknologi facial recognition, aplikasi asal Rusia itu mampu menganalisa foto dan video porno dan mengkomparasikannya dengan basis data pengguna VKontakte, pengguna Facebook orang Rusia.

Baca juga: Resah Karena Kecerdasan Buatan

Hasil komparasi itu, sang aplikasi dapat mengetahui data-data pribadi bintang porno yang dipindai. Selepas mengetahui data-data pribadi, pesan-pesan SPAM akan dikirimkan pada keluarga atau sahabat bintang porno yang berhasil mereka deteksi, ini tentu pelanggaran privasi.

Baca juga artikel terkait PORNOGRAFI atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra