Menuju konten utama

Saat Kader Demokrat Berang Ani Yudhoyono Diserang di Medsos

Parta Demokrat bisa pasif dan tak reaktif jika ada yang menyerang SBY, tapi tidak jika yang diusik adalah Ani.

Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendampingi istrinya Ani Yudhoyono (kanan) menggunakan hak suaranya dalam Pemilu serentak 2019, di National University Hospital (NUH), Singapura, Kamis (14/4/2019). ANTARA FOTO/Anung/aaa/foc.

tirto.id - Dua ujung tombak Partai Demokrat di media sosial, Ferdinand Hutahaean dan Rachland Nashidik, mencak-mencak ketika ada yang mengaitkan kondisi kesehatan Ani Yudhoyono dengan tidak maksimalnya kampanye Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pilpres dan Pileg 2019.

"SBY dituding "abu-abu", "licik", "pengkhianat", karena curahkan waktu untuk Ibu Ani yang sakit di Singapura. Ibu Ani bahkan dituding sakit palsu. Ada yang menyumpahi cepat mati. Pak Prabowo? Diam saja," kata Rachland, Sabtu (18/5/2019).

Ferdinand bahkan tegas mengklaim tak akan lagi mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dia terlalu sakit hati.

"Siapa pun kalian, kawan atau musuh, tidak seharusnya menjadikan penyakit Ibu Ani sebagai olok-olok. Mestinya hanya doa kesembuhan yang layak keluar dari mulut siapa pun untuk Ibu Ani. Bukan caci maki atau sumpah serapah. ITU KALAU KALIAN MANUSIA," tulis Ferdinand di akun twitternya, Ahad (19/5/2019).

Rachland tidak merespons siapa pihak yang telah menuduh SBY licik dan sebagainya saat dihubungi Ahad malam dan Senin pagi. Sementara Ferdinand bilang pihak-pihak yang menuding macam-macam soal Ani Yudhoyono adalah akun twitter bernama @restcayah--yang menurutnya simpatisan dan buzzer kubu Prabowo-Sandiaga.

"Dia yang pertama kali saya lihat soal Ibu Ani ini," kata Ferdinand kepada reporter Tirto, Senin (20/5/2019).

Ada juga beberapa akun anonim lain yang mentwitkan macam-macam soal Ani Yudhoyono, misalnya akun @nicky34196545.

"Jalannya udah pengkor," demikian penggalan cuitan akun tersebut.

@restcayah awalnya bertanya kesehatan Ani, tetapi menurut Ferdinand bahasanya tidak sopan.

"Bini loe dah sembuh mbang @SBYudhoyono?" tulis akun @restcayah yang kemudian memicu emosi Ferdinand.

Tidak Terima

Ferdinand menegaskan kritik kepada SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), atau Demokrat sekalipun bukanlah masalah besar. Contohnya ketika Prabowo menyindir SBY dalam debat Pilpres 2019. Ketika itu Rachland dan Ferdinand pun geram dan bahkan sempat walkout dari lokasi debat. Namun keduanya tetap ada dalam koalisi.

"SBY dan AHY dikritik itu masalah politik. Ibu Ani ini sudah seperti ibu kami sendiri. Ini masalah kemanusiaan. Dia itu sedang sakit," kata Ferdinand.

Demokrat juga sering diprotes karena dianggap bermain dua kaki dalam Pemilu 2019--dituduh diam-diam mendukung kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin atau tidak maksimal memenangkan Prabowo-Sandiaga.

Namun menyinggung Ani adalah perkara lain. Ketika menyangkut masalah pribadi Ani, Ferdinand berkata kalau itu "tak bisa ditolerir."

Ferdinand juga kecewa dengan tindakan beberapa kawannya di Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. Menurutnya mereka bukan membela, tapi malah menyudutkan dengan menyebut dirinya "baper".

"Saya tetap tidak bisa menerima. Ini baper. Gimana tidak. Ibu Ani diserang. Ini sangat mengganggu emosional kami. Bahkan kami akan melakukan apa pun untuk membela Ibu Ani," ucapnya lagi.

Sensitif

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, Suko Widodo, menilai wajar jika ada reaksi keras dari pengurus Demokrat saat orang-orang menyinggung sakitnya Ani Yudhoyono. Itu adalah perkara sensitif, lebih dari kritik kepada SBY atau AHY.

"[Tanggapan Demokrat] lebih meledak dari sebelumnya," kata Suko kepada reporter Tirto.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin mengatakan memang mungkin saja yang menyinggung Ani adalah buzzer 02. Hal ini karena sebenarnya masalah antara SBY dengan Prabowo bisa dibilang menahun. Muasalnya adalah perseteruan Prabowo dan SBY saat di akademi militer.

Ujang juga setuju bahwa mengungkit kesehatan Ani sebagai biang kerok kurang aktifnya SBY di koalisi sangat tidak produktif. Seharusnya hal itu sudah selesai sejak awal dan tidak perlu dibahas jelang rekapitulasi berakhir pada 22 Mei 2019.

"SBY, kan, sudah memerintahkan AHY untuk jadi representasinya. Ini malah mengorek luka lama lagi," ucapnya lagi.

Ketika ada masalah sensitif seperti Ani ini, pada akhirnya celah Demokrat untuk keluar dari koalisi akan semakin kuat. "Memang koalisinya sudah retak," pungkas Ujang.

Baca juga artikel terkait ANIYUDHOYONOSAKIT atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Rio Apinino & Mufti Sholih