Menuju konten utama

Saat Janji Ekonomi Prabowo-Sandiaga Diragukan Terwujud

Ekonom dari Indef Rusli Abdullah meragukan konsep ekonomi Prabowo-Sandiaga dapat terwujud, apalagi sebagian tidak ada yang benar-benar baru.

Saat Janji Ekonomi Prabowo-Sandiaga Diragukan Terwujud
Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto memberikan pidato politiknya pada acara Pembekalan Relawan Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 02 Prabowo- Sandi di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (22/11/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mendorong agar para santri tidak hanya mencari lapangan pekerjaan, melainkan menciptakannya. Salah satu ide yang dilontarkan Sandiaga adalah membuat industri dan pariwisata halal sebagai bidang usaha yang dikuasi santri.

Hal tersebut ditegaskan Sandiaga saat berkunjung ke Pondok Pesantren An-Nur Dua di Kabupaten Malang, Jawa Timur, seperti dikutip Antara, Kamis (6/12/2018). Sandiaga mengklaim potensi industri dan pariwisata halal mencapai angka Rp3.000 triliun.

“Kalau mereka dididik dari awal, santri tidak hanya [akan] mencari lapangan pekerjaan, tapi juga menciptakan lapangan kerja, dengan terobosan-terobosan dan inovasi,” kata Sandiaga.

Belakangan, dalam setiap kampanye Sandiaga memang kerap mengajak generasi muda untuk menciptakan pekerjaan daripada mencarinya. Alasannya, saat ini ekonomi tengah lesu dan mencari pekerjaan tidaklah mudah.

Pasangan capres-cawapres nomor urut 02 ini pun berjanji menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Upaya ini menjadi salah satu penjabaran dari pilar ekonomi dalam dokumen visi misi bertajuk Empat Pilar Mensejahterakan Indonesia: Sejahtera Bersama Prabowo Sandi yang diserahkan ke KPU.

Janji Ekonomi Prabowo-Sandiaga

Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan paslon nomor urut 02 ini akan melakukan pengembangan kewirausahaan yang melibatkan industri keuangan mikro, seperti bank tani.

Selain itu, kata Dahnil, pasangan Prabowo-Sandiaga juga akan melakukan pendampingan untuk menghasilkan pada wirausaha baru.

Konsep itu, kata Dahnil, akan dilakukan melalui program OKE-OCE yang pernah dilakukan Sandiaga sewaktu masih menjadi wakil gubernur DKI Jakarta. Bedanya, OKE OCE yang akan diterapkan dalam skala nasional ini akan melibatkan tokoh agama.

Menurut Dahnil, singkatan dari OKE OCE pun telah berubah menjadi One Kiai One Center Entrepreneurship yang menyasar tokoh agama dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di sejumlah tempat ibadah, seperti masjid, pesantren, hingga gereja.

“Masyarakat kita, kan, religius ya. Jadi melibatkan tokoh agama itu penting dalam mendorong tradisi wirausaha dan UMKM. Di gereja dan masjid ada peran menyampaikan pesan perniagaan,” kata Dahnil kepada reporter Tirto, Sabtu (8/12/2018).

Sementara di sektor pertanian, kata Dahnil, pasangan Prabowo-Sandiaga akan mendorong insentif berupa subsidi agar sektor pertanian dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. Selain itu, ia juga menjanjikan mafia pertanian yang kerap menghambat distribusi hasil tani dapat diberantas.

Dahnil menambahkan, pasangan Prabowo-Sandiaga juga berencana memberikan insentif pada dunia usaha untuk meringankan biaya mereka, sehingga dapat menambah jumlah lapangan pekerjaan.

Ia juga berjanji sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak tidak boleh diliberalisasi.

“Regulasi yang merugikan UMKM, buruh, dan petani akan kami batalkan,” kata Dahnil.

Namun demikian, ekonom cum peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah meragukan konsep ekonomi yang dijanjikan pasangan calon nomor urut 02 itu dapat terwujud. Apalagi beberapa di antara yang dijanjikan itu tidak ada yang benar-benar baru.

Rusli mencontohkan program OKE-OCE. Ia meragukan konsep ini dapat terealisasi lantaran dinilai tidak optimal saat diterapkan di Jakarta. Karena itu, ia meragukan program serupa dapat diperluas jangkauannya secara nasional.

Selain itu, kata Rusli, peran industri keuangan mikro juga bukan hal yang baru. Sebab, hal ini sudah diterapkan sejak periode Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden, yaitu dengan nama Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Menurut Rusli, pendampingan wirausaha dan UKM tidak sepatutnya diarahkan pada penambahan jumlah, tetapi pada level omzet yang diperoleh. Saat skala UKM meningkat, kata Rusli, dengan sendirinya akan memerlukan lebih banyak tenaga kerja.

“Jadi enggak ada yang baru, sama saja itu. Mungkin beda namanya ya. Penciptaan usaha baru seperti OKE OCE itu udah ada dari pemerintah sebelumnya. Maka yang penting pendampingan untuk menaikkan level mereka,” kata Rusli.

Infografik CI Janji Kontroversial Prabowo-Sandiaga

Rusli mengkritik juga konsep yang ditawarkan tim Prabowo-Sandiaga di sektor pertanian. Menurtunya, ketimbang memberikan subsidi, petani lebih tertarik pada harga jual hasil panen yang lebih baik.

Selain peran pemerintah dalam menjaga harga yang menarik bagi petani, keseriusan pemerintah juga tetap diperlukan dalam memberantas tengkulak dan mafia yang menghambat distribusi.

Dengan demikian, kata dia, lapangan pekerjaan di sektor pertanian juga akan bertambah.

Sementara terkait insentif bagi dunia usaha, kata Rusli, upaya yang sama juga telah dilakukan pemerintahan Joko Widodo melalui kebijakan tax holiday. Rusli menilai insentif dunia usaha yang diberikan sebaiknya sudah mengarah pada UMKM lantaran mereka masih dikenakan pajak 0,5 persen dari omzet.

Begitu juga sejumlah sektor yang dibuka kepada pihak asing. Rusli membenarkan bahwa sektor yang sejatinya dimiliki dan masih sanggup dikerjakan UMKM, harus tetap ditutup atau berada dalam Daftar Negatif Industri (DNI).

Namun ia mengingatkan hal ini tidak bisa diberlakukan pada semua industri. Sebab, dalam beberapa sektor usaha, Indonesia masih terkendala secara teknologi. Artinya, pelaku UMKM masih perlu menggandeng investor asing dengan syarat dan ketentuan yang diatur pemerintah.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz