Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Saat Dukungan Nasdem ke Anies Belum Memberikan Efek Ekor Jas

Nasdem perlu sosialisasi lebih masif dengan Anies Baswedan sehingga pemilih Anies bisa melihat Nasdem sebagai kanal aspirasinya.

Saat Dukungan Nasdem ke Anies Belum Memberikan Efek Ekor Jas
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kanan) memeluk calon presiden yang diusung Nasdem pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 Anies Baswedan (kedua kiri) saat Deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). Partai NasDem resmi mengusung Anies Baswedan maju jadi capres untuk Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.

tirto.id - Elektabilitas Partai Nasdem merosot jelang Pemilu 2024. Berdasarkan data yang dirilis sejumlah lembaga survei, suara parpol besutan Surya Paloh itu jauh di bawah suara nasional hasil Pemilu 2019. Deklarasi Anies Baswedan sebagai bakal capres pun tak berpengaruh signifikan, padahal eks gubernur DKI Jakarta itu selalu masuk tiga besar dalam survei nasional.

Berdasarkan data survei Litbang Kompas pada Oktober 2022, Partai Nasdem hanya mengantongi suara 4,3 persen. Angka ini lebih rendah daripada perolehan suara nasional rekapitulasi hasil pemilu legislatif 2019 yang mencapai 9,5% (data KPU RI).

Dalam survei nasional SMRC yang dirilis pada 30 Oktober 2022, suara Nasdem diprediksi berada di angka 5,4 persen dari 1.027 responden. Padahal, dalam rilis survei 6 Oktober 2022, Partai Nasdem dinilai telah berhasil meraup suara pemilih Anies Baswedan, bakal capres yang akan diusungnya pada 2024.

Hal yang sama juga terekam dalam survei Indonesia Political Opinion (IPO). Data survei IPO per Feburari 2022 menunjukkan, angka perolehan suara Nasdem sekitar 4,6 persen dari 1.220 responden dengan margin of error 2,9 persen. Sementara data survei Oktober 2022 terhadap 1.200 responden, tingkat keterpilihan Nasdem 5,2 persen. Survei terakhir dilakukan tidak lama setelah Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres.

Mengapa Elektabilitas Nasdem Turun?

Peneliti SMRC, Saidiman Ahmad menuturkan, penurunan suara partai saat ini lazim karena tidak semua parpol pulih setelah Pemilu 2019. Khusus Nasdem, Saidiman menyebut ada beberapa alasan. Pertama, SMRC menemukan indikasi bahwa ada pergeseran pemilih Nasdem ke partai lain.

“Pemilih Nasdem memiliki karakter yang tidak begitu loyal. Dalam survei SMRC, Oktober 2022, ada 42 persen pemilih Nasdem di 2019, sekarang pindah ke partai lain. Hanya 45 persen yang loyal dan masih ada 13 persen yang belum menentukan pilihan. Pada saat yang sama, partai ini terlihat belum terlalu agresif dan efektif menarik suara dari partai lain,” kata Saidiman kepada reporter Tirto, Rabu (2/11/2022).

Kedua, kata Saidiman, SMRC menemukan sinyal penurunan suara Nasdem didasarkan pada berkurangnya suara Nasdem di Indonesia Timur. Ia sebut, Nasdem menerima 13,2 persen suara pemilih dari Indonesia Timur. Pada Oktober 2022, suara Nasdem hanya 6 persen. Angka tersebut sangat signifikan padahal wilayah Indonesia Timur memegang 23,4 persen suara nasional.

Lalu, mengapa suara Nasdem tetap lebih rendah atau turun meski sudah mendeklarasikan Anies Baswedan?

Saidiman menilai deklarasi tersebut mempengaruhi konstituen Nasdem. Ia pun yakin Nasdem sudah berkalkulasi potensi kehilangan suara pendukungnya.

“Mereka tahu bahwa pilihan politik itu mengandung konsekuensi hilangnya sebagian pendukung mereka. Tapi tentu mereka berharap bahwa hilangnya sebagian pendukung dan simpatisan itu akan mendapatkan kompensasi dengan masuknya pendukung baru. Namun sejauh ini, pendukung baru itu belum terlihat signifikan,” kata Saidiman.

Saidiman melihat, suara Nasdem di Indonesia Timur memang menurun. Akan tetapi, pengusungan Anies Baswedan masih bisa memberikan efek positif karena Nasdem belum mengelola suara dari wilayah lemah dukungan terhadap Nasdem. Ia menilai, faktor Anies membawa dampak positif perlu waktu karena posisi Nasdem yang sebelumnya pro pemerintah menjadi berseberangan dengan pemerintah.

Saidiman menilai Nasdem perlu melakukan sosialisasi lebih kuat dengan Anies Baswedan. Dengan demikian, pemilih Anies bisa melihat Nasdem sebagai kanal aspirasi mereka dalam pemilu mendatang.

“Selain itu, Nasdem juga perlu memperkuat ketokohan di tingkat lokal. Selain efek ekor jas dari capres, kekuatan utama partai sebenarnya ada pada kualitas masing-masing tokoh daerah atau calon anggota legislatif mereka. Kerja-kerja politik di akar rumput perlu lebih masif dilakukan,” kata Saidiman.

DEKLARASI CAPRES PARTAI NASDEM

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) bersama calon presiden yang diusung Nasdem pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 Anies Baswedan (kiri) saat Deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). Partai NasDem resmi mengusung Anies Baswedan maju jadi capres untuk Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.

Efek Ekor Jas Perlu Waktu

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah melihat kehadiran Anies tidak serta-merta menandakan sebagai pemicu elektabiltias Nasdem turun. Ia justru melihat elektabilitas Anies tetap kosisten, sementara partai sendiri mengalami penurunan seperti Golkar, Demokrat, PKB dan lainnya yang mengalami penurunan berdasarkan hasil survei IPO dan lembaga lain.

“Artinya, secara ringkas tidak bisa dijelaskan menurunnya [elektabilitas] Nasdem karena faktor Anies. Elektabilitas partai pada dasarnya memang stabil, terlebih tingkat kepercayaan publik pada partai yang memang kecil,” kata Dedi kepada Tirto.

Dedi menilai, pengujian elektabilitas Nasdem berubah ke arah positif perlu waktu. “Menguji elektabilitas Nasdem dengan Anies perlu waktu hingga sebaran porpaganda pengusungan Anies cukup merata,” kata Dedi.

Dedi mengakui bahwa survei adalah potret pengetahuan publik secara spontan, tapi hasil pemilihan umum berdasarkan hasil mobilisasi. Kedua hal itu berbeda meski survei bisa menggambarkan realita.

Ia juga menyinggung ada partai yang memiliki elektabilitas di bawah 4 persen bisa tidak lolos akibat berbagai faktor, termasuk kerja mesin politik yang terkesan konvensional.

“Ini pun (elektabilitas Anies stabil, tapi Nasdem tidak mampu memperoleh efek elektoral berdasar survei) tidak dapat disimpulkan saat ini, karena harus diuji besaran populasi yang mengetahui Anies akan diusung Nasdem. Artinya untuk saat ini masih belum banyak yang mengetahui soal hubungan Nasdem dan Anies,” kata Dedi.

Anies Ajak Relawan Pendukungnya Dukung Nasdem

Anies Baswedan dan Ahmad Ali dalam Deklarasi Indonesianies di JCC pada Rabu (2/11/2022). (tirto.id/M. Irfan Al Amin)

Respons Nasdem & Langkah Anies Baswedan

Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya tidak mempermasalahkan elektabilitas partainya yang menurun setelah mendukung Anies Baswedan sebagai bakal capres.

“Ya, tidak apa-apa. Di survei lain, kan, lolos. Biasa saja, satu survei dengan survei lain ada perbedaan hasil. Kalau disurvei yang lolos, kami alhamdulillah,” kata Willy saat dihubungi Tirto pada Rabu (2/11/2022).

Dari hasil survei tersebut, Nasdem akan melakukan evaluasi internal secara menyeluruh. Hasil evaluasi akan mengidentifikasi penyebab anjloknya elektabilitas dan bisa meningkatkan performa menjelang Pemilu 2024.

“Kalau disurvei yang tidak lolos itu jadi catatan buat kami untuk mengidentifikasi apa yang jadi penyebabnya sehingga kami bisa memperbaiki diri. Begitu saja," jelasnya.

Willy mengatakan, hasil survei Nasdem yang anjlok bukanlah yang pertama kali. Nasdem, kata Willy, pernah mengalami hal serupa dalam pemilu sebelumnya. Oleh karena itu, Willy mengimbau kadernya untuk tidak perlu khawatir atas pilihan Nasdem kepada Anies Baswedan.

Sementara itu, Anies Baswedan mengajak para pendukungnya maju sebagai calon presiden agar ikut mendukung Partai Nasdem pada Pemilu 2024. Hal ini disampaikan Anies saat pidato deklarasi Kelompok Relawan Indonesianies.

“Kami juga merasa terpanggil dan saya izinkan saya menyampaikan terima kasih kepada Partai Nasdem yang telah memberikan kepercayaannya untuk memulai rute ini,” kata Anies dalam pidatonya pada Deklarasi Indonesianies di Jakarta Convention Center, Rabu (2/11/2022).

Anies menambahkan, “Oleh karenanya bagi semua yang berada di sini. Seluruh relawan kita, harus bekerja bersama dengan partai pengusung. Apakah semuanya siap?”

Anies meminta kepada segenap relawan yang ada di setiap daerah untuk mendukung Nasdem. “Jangkau Partai Nasdem di mana pun berada, jangkau bekerja bersama. Karena Partai Nasdem berani memutuskan untuk segera bertindak,” kata dia.

Anies menambahkan apabila para relawan ikut bergabung dalam gerakan Partai Nasdem, baik menjadi pemilih atau partisipan dalam internal partai.

“Kita semua di sini memutuskan untuk berani bertindak, berani bersiap, dan itu artinya kita perlu mengikhtiarkan keberlanjutan dan perubahan. Itu semua perlu persiapan,” kata Anies.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz