Menuju konten utama

RUU Cilaka Ditolak Buruh, tapi MPR Sebut Itu Hadiah Kemerdekaan

Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani ingin RUU Cipta Lapangan Kerja (RUU Cilaka) jadi hadiah kemerdekaan.

RUU Cilaka Ditolak Buruh, tapi MPR Sebut Itu Hadiah Kemerdekaan
Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani mengatakan omnibus law RUU Cipta Lapangan Kerja (RUU Cilaka) ditargetkan selesai "dalam 100 hari kerja." Hal ini ia katakan setelah bertemu Presiden Joko Widodo, Selasa (14/1/2020) kemarin.

Lebih detail, politikus dari PP itu mengatakan MPR ingin RUU Cilaka "pas ulang tahun [Indonesia] ke-75 sudah selesai." Agar, katanya di Kompleks DPR MPR RI, Rabu (15/1/2020) pagi, "[RUU Cilaka] jadi hadiah kemerdekaan."

Aliansi buruh sebenarnya menolak peraturan ini. Dan Arsul tahu itu. Karenanya dia berharap pemerintah "terus membuka komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat," termasuk "teman-teman serikat kerja" agar kepentingan mereka juga "diakomodasi."

Saat berdemonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, para buruh menolak RUU Cilaka karena itu dianggap akan merugikan pekerja. Para buruh mengatakan hak-hak mereka yang tercantum dalam UU 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan seperti hak cuti haid dan pesangon mungkin dihapus karena peraturan baru ini.

Istilah 'RUU Cilaka' berasal dari mereka.

Saat beraudiensi dengan perwakilan serikat, Ketua Badan Legislasi DPR RI Supratman Andi Agtas mengatakan mereka belum membahas RUU sama sekali karena naskahnya memang belum dikirim ke pemerintah.

"Kalau pemerintah sudah mengirim [draf], saya bisa pastikan pasti akan melibatkan teman-teman organisasi buruh dalam proses pembahasan," Supratman berjanji.

Baca juga artikel terkait RUU CIPTA LAPANGAN KERJA atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Hukum
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Rio Apinino