Menuju konten utama

Rusia, Iran, dan Turki Sepakati Gencatan Senjata di Suriah

Rusia, Iran, dan Turki telah menyepakati untuk mendukung adanya gencatan senjata di Suriah sekaligus menjamin terselenggaranya pembicaraan damai antara Suriah dengan oposisi.

Rusia, Iran, dan Turki Sepakati Gencatan Senjata di Suriah
Anggota Pertahanan Sipil menyelamatkan anak-anak setelah apa yang menurut aktivis adalah sebuah serangan udara oleh pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad di wilayah al-Shaar Aleppo, Suriah, 2 Juni 2014. ANTARA FOTO/REUTERS/Sultan Kitaz.

tirto.id - Tiga negara yakni Rusia, Iran, dan Turki, yang melakukan pertemuan pada Selasa (20/12/2016) sepakat menjamin pembicaraan damai Suriah dan mendukung perluasan gencatan senjata di negara yang dikoyak perang tersebut.

"Iran, Rusia, dan Turki siap membantu menyiapkan perjanjian yang sedang dibuat antara pemerintah Suriah dan oposisi serta menjadi penjaminnya," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow.

Sebagaimana dilansir Antara, Rabu (21/12/2016), ia juga mengungkapkan bahwa para menteri setuju dengan pentingnya memperluas gencatan senjata, akses bebas untuk bantuan kemanusiaan, dan pergerakan warga sipil di wilayah Suriah.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan dalam pernyataan yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Rusia bahwa gencatan senjata harus mencakup seluruh wilayah Suriah, tapi mengecualikan kelompok ISIS dan Front Al Nusra, nama dari bekas afiliasi Al Qaeda Front Fateh al-Sham.

Para menteri luar negeri dan pertahanan dari Rusia, Iran, dan Turki bertemu di Moskow pada Selasa, yakni sehari setelah duta besar Rusia untuk Ankara ditembak mati di ibu kota Turki oleh seorang pria bersenjata yang berteriak tentang Suriah dan Aleppo.

Rusia dan Iran berpihak pada sisi berlawanan dengan Turki dalam konflik Suriah, dengan Moskow dan Teheran mendukung Presiden Bashar al-Assad dan Ankara mendukung mereka yang ingin menggulingkan dia.

Namun, Turki dan Rusia baru-baru ini mulai bekerja sama untuk mengevakuasi petempur pemberontak dan warga sipil dari Kota Aleppo berdasarkan kesepakatan yang rumit.

Lavrov memuji format Turki-Iran-Rusia di Suriah sebagai "yang paling efektif" dan menambahkan bahwa ketiganya sudah "menegaskan kesiapan mereka memerangi kelompok ISIS dan Front al Nusra dan memisahkan kelompok tersebut dari kelompok oposisi bersenjata."

"Kerja sama kami sudah mengizinkan tidak hanya evakuasi warga sipil, tapi juga mengorganisasi pemberangkatan kebanyakan petempur oposisi bersenjata di sepanjang rute yang disetujui," kata Lavrov.

"Kami sepakat melanjutkan pembangunan kerja sama lebih lanjut berdasarkan pernyataan yang kami setujui hari ini," katanya.

Palang Merah pada Selasa menyatakan sedikitnya 25.000 orang sudah meninggalkan distrik timur Aleppo sejak evakuasi dimulai pekan lalu, dan Lavrov mengatakan proses seharusnya rampung paling lama dalam dua hari.

"Sekarang evakuasinya selesai," kata Lavrov. "Kami harap ini soal satu atau maksimum dua hari."

Baca juga artikel terkait KONFLIK SURIAH atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari