Menuju konten utama

Rupiah Melemah, Harga Kedelai Impor Naik, Pengusaha Tahu Mengeluh

Pelemahan rupiah membuat harga kedelai impor naik sehingga para pengusaha kelimpungan karena tak serta merta bisa menaikkan harga jual tahu. 

Rupiah Melemah, Harga Kedelai Impor Naik, Pengusaha Tahu Mengeluh
Pekerja membuat tahu di rumah industri kawasan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (29/8/2018). ANTARA FOTO/Umarul Faruq

tirto.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah membuat harga kedelai impor naik. Persoalan ini membuat pengusaha tahu di Kota Banda Aceh mengeluh karena bisnis mereka terkena dampak.

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Tahu Tempe Aceh Mulizar menyatakan harga kedelai naik membuat biaya produksi ikut naik, sementara harga jual tahu di masyarakat tidak mengalami kenaikan.

"Kalangan pengusaha tahu mengeluhkan harga kedelai yang terus meningkat. Sementara, harga jual tahu di masyarakat tidak mengalami kenaikan," kata Mulizar di Banda Aceh, Rabu (5/9/2018).

Menurut dia, kenaikan dolar turut berdampak naiknya harga kedelai impor secara perlahan. Harga kedelai impor sekarang ini Rp7.700 per kilogram naik dari sebelumnya Rp6.500 per kilogram. Kenaikan tersebut sudah berlangsung beberapa bulan terakhir.

Mulizar mengakui, kenaikan harga bahan baku tersebut sangat memberatkan kalangan pengusaha tahu karena harga jual tahu di masyarakat tetap Rp95 ribu per embernya.

"Satu ember ada tiga papan tahu yang isinya berkisar 30 potong tahu per papannya. Kami masih tetap bertahan dengan harga jual seperti itu," kata Mulizar.

Menghadapi persoalan ini, pengusaha tidak bisa serta-merta bisa menaikkan harga tahu. Alasannya, kenaikan harga tahu harus dimusyawarahkan oleh semua pengusaha tahu yang ada. Setelah ada kesepakatan bersama, barulah harga dinaikkan.

"Paling tidak, kami berupaya bertahan dengan harga kedelai impor sekarang ini. Produksi tetap berjalan dan tidak mengurangi tenaga kerja yang ada. Walau saat ini kondisinya sangat sulit," kata dia.

Oleh karena itu, Mulizar mengharapkan pemerintah bisa turun tangan membantu menurunkan harga kedelai impor. Jika tidak, dikhawatirkan akan banyak usaha kecil produksi tahu tutup atau bangkrut.

Menyangkut jumlah kebutuhan bahan baku, Mulizar mengatakan setiap usaha tahu membutuhkan 500 hingga 600 kilogram kedelai setiap harinya. Sedangkan usaha tempe membutuhkan kedelai hingga 1,5 ton setiap hari.

"Kebutuhan bahan baku cukup tinggi. Semuanya diimpor. Kalau kedelai lokal, kami tidak pernah menggunakannya. Kedelai impor digunakan karena mutunya lebih terjamin," kata Mulizar.

Baca juga artikel terkait NILAI RUPIAH

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Agung DH