Menuju konten utama

Rugi Rp100 T karena Macet, Sandiaga: Investasi Kami Percepat

Dominasi pengguna kendaraan pribadi ketimbang angkutan umum menjadi penyebab kemacetan.

Rugi Rp100 T karena Macet, Sandiaga: Investasi Kami Percepat
(Ilustrasi) Kemacetan di Jakarta. tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berjanji akan mempercepat semua pembangunan infrastruktur transportasi di Jakarta di awal pemerintahannya termasuk mempercepat proses investasi di Jakarta agar pendanaan pembangunan infrastruktur dapat berjalan mulus.

Hal itu ia sampaikan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (4/11/2017), menanggapi taksiran Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), terkait kerugian Rp100 triliun per tahun akibat kemacetan di wilayah Jabodetabek.

"Semua kami percepat. Investasi kami percepat, gerakan kami percepat, pembangunan infrastruktur kami percepat, pendanaan juga kita percepat. Itu yang akan kami lakukan," ungkapnya.

Sebelumnya, kepala BPTJ Bambang Prihartono menyebut bahwa kerugian akibat kemacetan di Jakarta tembus hingga Rp 67,5 triliun per tahun. Angka itu didapat dari hasil kajian Badan Pembangunan dan Perancanaan Nasional (Bapennas) tahun 2017.

Salah satu yang menjadi penyebab kemacetan adalah ada dominasi pengguna kendaraan pribadi ketimbang angkutan umum. Menurut kajian Bappenas, sebut Bambang, hanya ada 2 persen angkutan umum yang melintasi Jakarta.

Sementara di waktu yang bersamaan, 75 persen ruas-ruas jalan diisi oleh kendaraan roda dua dan sisanya, 23 persen, adalah kendaraan roda empat. Dari data tersebut, ia juga menyampaikan bahwa angkutan umum di Jakarta baru melayani 19,8 persen perjalanan.

Sandiaga sendiri sebelumnya telah mengatakan bahwa tahun ini Pemprov DKI Jakarta telah mengalokasikan dana Rp 769 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk program One Karcis One Trip (OK-OTrip).

Pada Pilkada Jakarta lalu, Ok-Otrip merupakan salah satu janji kampanye dirinya dan Gubernur Anies Baswedan untuk menyelesaikan masalah kemacetan di Ibukota.

Dengan program itu, nantinya Pemprov akan mengintegrasikan semua mikrolet dan bus-bus sedang dengan Transjakarta. Setelah terintegrasi, warga bebas menaiki semua angkutan umum tersebut hanya dengan sekali bayar untuk satu kali perjalanan. Tarifnya, ucap Sandi, sebesar Rp 5.000 sampai ke tujuan.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Andri Yansyah mengungkapkan bahwa telah ada 4 trayek angkutan umum yang siap dioperasikan untuk OK-OTrip.

Empat trayek tersebut, papar dia, akan diujicoba di masa kepemimpinan 100 Anie-Sandi. Adapun lokasinya, berada di daerah Warakas (Jakarta Utara) Lebak Bulus (Jakarta Selatan), Grogol (Jakarta Barat), serta Duren Sawit (Jakarta Timur).

"Kami mau lihat dulu efektifitasnya," ungkap Andri di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis lalu (29/11/2017).

Ia juga menyampaikan bahwa kedepannya trayek-trayek tersebut akan terus bertambah seiring dengan penambahan jumlah organisasi angkutan darat (Organda) yang bergabung dengan Transjakarta.

"Seperti yang saya bilang tadi itu kan jangka pendek, jangka panjangnya mudah-mudahan paling lama itu tiga tahun, semua yang sudah kita hitung 283 track yang ada di DKI bisa terintegrasi," imbuhnya.

Baca juga artikel terkait KEMACETAN JAKARTA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora