Menuju konten utama

Ruby Rose dan Batwoman: Serupa tapi Tak Sama

Ruby Rose dan Batwoman sama-sama gay, aktif mendukung keberagaman, tetapi punya latar keluarga berbeda.

Ruby Rose dan Batwoman: Serupa tapi Tak Sama
Ruby Rose. en.wikipedia.org/rubyroseofficial.com

tirto.id - Tak selamanya Superman, Batman, dan Wonder Woman punya kekuatan super. Pada 2006, tim perancang cerita komik DC pernah membuat kisah yang menyebut tiga jagoan itu tidak bisa diandalkan untuk melawan kejahatan. Superman dibilang sedang kehilangan kekuatan. Sedangkan Batman dan Wonder Woman dikisahkan fokus mencari ketenangan batin. Hilangnya sosok- sosok andalan ini jadi kesempatan bagi tim DC untuk menciptakan tokoh-tokoh pahlawan baru. Kebaruan tidak hanya dibuat dari sisi tampilan melainkan juga dari segi karakter tokoh.

Dan Didio, publisher DC, berkata pada Entertainment Weekly (EW) bahwa ia merasa perlu adanya keragaman tokoh pahlawan dalam komik DC. Jenis keragaman yang terlintas waktu itu ialah menetapkan karakter gay sebagai pahlawan. “Saya merasa tokoh baru ini harus berhubungan dengan Batman atau Superman agar ia bisa dianggap berarti. Hal penting lain ialah kami harus lebih dulu menonjolkan sisi heroiknya sebelum mengungkap preferensi seksual serta latar belakang dirinya,” kata Didio kepada EW.

Dari sana muncul keputusan memilih Batwoman sebagai simbol keragaman. Sesungguhnya tokoh Batwoman pertama kali tercipta pada tahun 1956. Ia ditampilkan sebagai wanita yang sempat dekat dengan Batman. Batwoman bukan tokoh populer yang hadir dalam setiap komik DC. Bisa jadi hal itu pula yang jadi alasan tim DC menghadirkan kembali Batwoman. Karakternya masih bisa dibentuk kembali dan publik belum terlalu mengenal sosok Batwoman.

Didio pun mengubah citra Batwoman. Ketika muncul dalam serial komik 52, Batwoman ialah seorang lesbian dan mantan kekasih Renee Montoya, detektif perempuan di Gotham. CBR pernah berupaya merangkum informasi seputar pahlawan perempuan berambut merah ini. Nama aslinya ialah Kate Kane. Ia adalah wanita mapan yang menjalani gaya hidup mewah dan gemar berpesta. Sebelum jadi pahlawan, ia sempat bekerja sebagai sutradara. Orangtua Kane bekerja di badan intelijen militer. Sang ayah bangga dengan peran puterinya sebagai Batwoman. Dalam komik, Kane diceritakan punya saudara kembar yang mengganggu perannya sebagai Batwoman. Ia juga dikisahkan sebagai tante Batman.

Beberapa waktu lalu stasiun televisi CW mengabarkan bahwa mereka akan menampilkan Batwoman dalam Arrowverse Crossover. Sebuah serial yang menayangkan beberapa tokoh DC seperti The Flash, Supergirl, Thunder, dan Arrow. Sosok Batwoman direncanakan tayang pada bulan Desember 2018. LA Times menyebut bahwa Batwoman akan tampil sebagai sosok yang vokal dalam menyuarakan pemikirannya. Ia siap memerangi kejahatan-kejahatan yang terjadi di kotanya demi mewujudkan impian untuk menyaksikan keadilan rakyat Gotham. Sosok Batwoman akan diperankan oleh Ruby Rose.

Rose lahir dan tumbuh dewasa di Australia. Masa kecilnya bisa dikatakan berat. Hidupnya sangat pas-pasan dan ia hanya tinggal bersama sang ibu. Sejak anak-anak, ia yakin bahwa dirinya ialah seorang pria. Pada The Guardian, Rose bilang bahwa ia kerap tidur dalam posisi tengkurap dengan harapan agar payudaranya tidak tumbuh. Menjelang remaja, ia mengakui bahwa dirinya lesbian.

Ia tidak tahan bila harus tampil feminim. Pada usia 15 tahun, Rose memutuskan mencukur rambutnya agar terlihat maskulin. Hal ini hanya menimbulkan ejekan. Sejumlah teman sekolahnya menganggap Rose aneh. Ia mendapat kekerasan verbal dan fisik. Salah satu ejekan yang cukup parah ialah kata-kata bahwa Rose ialah sosok yang menjijikkan. Di mata teman-teman wanita, Rose dianggap sebagai orang yang bertujuan merebut para pria hanya karena Rose lebih banyak memiliki teman pria.

Infografik Ruby Rose

Ejekan-ejekan itu membuat Rose bertekad menjadi orang terkenal agar bisa membuktikan kepada kawan-kawan bahwa dirinya berharga. Jalan pertama yang ia lakukan ialah memanjangkan rambut. Di samping itu Rose mengikuti saran ibu untuk melakukan kursus modeling. Setelah kursus, ia mendapat tawaran sebagai VJ MTV Australia.

Penampilan Rose yang penuh tato dianggap unik dan sesuai dengan karakter MTV. Ia bahagia bisa mendapat satu pekerjaan yang diinginkan oleh sekian banyak kaum muda. Setelah beberapa tahun menjadi VJ, Rose tak tahan untuk kembali tampil jadi diri sendiri lewat rambut cepak. Ia sempat sibuk meyakinkan produser agar diizinkan untuk menggunting rambut. Izin keluar setelah ia menunjukkan foto Pink dan Annie Lennox. Pada masa ia masih menjadi VJ MTV, Rose sempat menerima penghargaan sebagai Favorite Female Personality.

Pada tahun 2014 ia mempublikasikan video berjudul "Break Free". Video tersebut menayangkan transformasi penampilan Rose dari feminim menjadi maskulin. Ia ingin memotivasi para LGBT agar berani menerima diri sendiri dan tampil apa adanya. Video menjadi viral. Beberapa saat setelah video itu tayang, Rose mendapat panggilan casting untuk serial Orange Is The New Black.

Rose mendapat peran Stella, seorang tahanan lesbian. Peran itu bikin dirinya jadi makin populer di dunia hiburan. Dalam tiga tahun terakhir ia membintangi tujuh film. Di zaman di mana wacana tentang keragaman tengah digembar-gemborkan di ranah dunia hiburan dan gaya hidup, sosok Rose dianggap menjadi panutan.

Ia sempat jadi duta untuk lini kosmetik Urban Decay, Maybelline, Swarovski, Nike, dan Ralph Lauren. Sosoknya muncul di media khusus kecantikan. Selain bisa bersaksi tentang aksi melawan depresi akibat perisakan, ia pun fasih berbagi kisah tentang ragam produk kecantikan favorit sambil konsisten menyuarakan konsep gender fluidity.

Kini Rose sedang berbangga hati. Kepada Jimmy Fallon ia berkata bahwa ketika masih kecil, dia kerap membuat sayap dari kardus bekas dan pura-pura bisa terbang. Beberapa saat lagi publik akan melihatnya terbang sebagai Batwoman. Ia tak akan lagi diejek sebagai lesbian yang mirip dengan Justin Bieber. Bisa jadi, dia justru makin memotivasi para remaja untuk berani punya mimpi besar.

Baca juga artikel terkait LGBT atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Nuran Wibisono