Menuju konten utama

Ruang Perawatan COVID-19 RSUD Kudus Penuh, Pasien Sampai Mengantre

Pasien COVID-19 yang datang ke RSUD Loekmono Hadi lebih dari 20 orang per hari.

Ruang Perawatan COVID-19 RSUD Kudus Penuh, Pasien Sampai Mengantre
Seorang pasien berbaring di kursi menunggu masuk ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/6/2021). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/nz.

tirto.id - Ruang isolasi dan perawatan COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, sudah penuh. Dirut RSUD Kudus, Abdul Azis Achyar mengatakan kondisi tersebut mengakibatkan banyak pasien mengantre masuk ke rumah sakit.

"Kami sudah pada kondisi yang peak. Kondisi yang jenuh dan penuh. Jadi orang yang bisa masuk adalah yang menunggu pasien yang pulang karena sudah selesai (sembuh) dan bila ada yang meninggal, ini jadi luar biasa," kata Azis kepada reporter Tirto, melalui sambungan telpon, Selasa (9/6/2021).

Azis bilang rata-rata jumlah pasien COVID-19 yang datang ke RSUD lebih dari 20 per hari. Hal itu membuat penanganan pasien di rumah sakit menjadi tidak ideal.

"[Pasien menunggu di] IGD yang harusnya 6 jam tapi lebih dari 6 jam. Kondisi IGD yang seharusnya tidak lebih dari 12 orang tapi yang terjadi sampai 24 bahkan di luar masih antri," kata Azis.

Dengan kondisi begitu, dua bangsal umum milik RSUD kemudian ditutup. Semua sumber daya di dua bangsal tersebut dialihkan untuk membuka satu bangsal khusus COVID-19 dengan kapasitas 130 tempat tidur.

"Kemarin dengan adanya tambahan itu sudah terurai tapi saya tidak menjamin dalam beberapa jam lagi ke depan tidak muncul lagi antrean. Ini jadi persoalan," kata Azis

Saat ini kata Azis pasien COVID-19 yang ditangani RSUD jumlahnya 300 orang lebih. Dengan adanya tambahan tempat tidur kemarin, bed occupancy ratio (BOR) sudah sedikit lebih longgar yakni di kisaran 70-80 persen.

Sejak akhir Mei 2021, kasus COVID-19 di Kabupaten Kudus melonjak tajam. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan lonjakan kasus di Kudus disebabkan tingginya mobilitas masyarakat pada Hari Raya Lebaran dan setelahnya, terlebih Kudus merupakan kawasan ziarah.

Menkes meminta agar pasien di Kudus dirujuk ke daerah-daerah lain seperti Kota Semarang, agar antrian pasien di rumah sakit setempat bisa diurai.

"Karena ini urusannya dengan nyawa, kami mengurai tekanan beban yang ada di rumah sakit dengan cara kita merujuk pasien-pasien yang (bergejala) berat dan sedang ke kota terdekat, untuk Kudus ke Semarang," kata Budi.

Baca juga artikel terkait COVID-19 KUDUS atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Gilang Ramadhan