Menuju konten utama

RS Khusus Covid-19 di Pulau Galang Kota Batam Rampung 28 Maret 2020

Pembangunan Rumah Sakit khusus penanganan Covid-19 (Corona) di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau ditargetkan selesai 28 Maret 2020.

RS Khusus Covid-19 di Pulau Galang Kota Batam Rampung 28 Maret 2020
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada Rabu (8/1/2020). tirto.id/Alfian Putra Abdi.

tirto.id - Pembangunan Rumah Sakit khusus untuk pengendalian infeksi penyakit menular, terutama Covid-19 (Corona) di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau terus dikebut.

Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), RS yang mulai dibangun pada 8 Maret 2020 ini baru bakal rampung pada 28 Maret 2020. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang menargetkan fasilitas ini rampung dalam 2-3 minggu.

"Target yang diberikan Presiden adalah 2-3 minggu harus selesai dan siap untuk dimanfaatkan. Tidak hanya bangunan untuk karantina termasuk isolasi saja, tetapi juga fasilitas pendukungnya, seperti rumah dokter, perawat, dapur umum, gudang, laundry, dan lain-lain,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resmi yang diterima Tirto, Kamis (19/3/2020).

Dari laporan yang dimilikinya, Basuki mengungkap saat ini pembangunan RS khusus corona telah mencapai 32 persen.

Ia merinci, pembangunan fasilitas observasi penyakit menular di Pulau Galang dibagi menjadi 3 Zonasi, yakni Zona A meliputi gedung penunjang seperti mess petugas, dokter dan perawat, gedung sterilisasi, gedung farmasi, gedung gizi, laundry, gudang dan power house.

"Untuk progres konstruksi mess perawat saat ini sudah sekitar 37 persen, mess petugas 30 persen, dan mess dokter 33 persen. Selanjutnya untuk gedung sterilisasi saat ini progres konstruksinya sudah 70 persen, gedung farmasi 50 persen, gedung gizi 50 persen, gedung laundry 45 persen, gudang 75 persen, dan power house 60 persen," terang dia.

Zona B meliputi fasilitas penampungan dan fasilitas pendukung seperti ruang isolasi, ruang observasi, Laboratorium, ruang sterilisasi, GWT, Central Gas Medik, instalasi jenazah, landasan helikopter, dan zona utilitas.

Material modul panel yang telah dikirim dari Jakarta saat ini sudah selesai dipasang sebanyak 4 modul untuk ruang observasi berkapasitas 5 tempat tidur.

Pada tahap awal akan dibangun 2 gedung bertingkat 2 berada di Zona B yang terdiri dari fasilitas observasi, penampungan, karantina termasuk isolasi terdiri dari ruang observasi dan ruang isolasi untuk Intensive Care Unit (ICU) dan untuk Non ICU.

Saat ini progres pembangunan Gedung Isolasi ICU yang terdiri dari 20 bed mencapai 42 persen Gedung Observasi 1 yaitu 50 bed sebesar 31 persen, Gedung Observasi 2 yaitu 50 bed sebesar 32 persen, dan Gedung Observasi 3 yaitu 240 bed sebesar 19 persen. Sedangkan untuk pembangunan landasan helipad saat ini progres fisiknya sudah 90 persen.

"Selain itu, di sekitar fasilitas utama juga akan dilengkapi ruang tindakan, ruang penyimpanan mobile rontgen, ruang laboratorium, dapur, renovasi bangunan eksisting untuk bangunan penunjang, fasilitas air bersih, air limbah, drainase, sampah, dan utilitas lainnya, serta ruang alat kesehatan ruang isolasi dan observasi," ungkap dia.

Terakhir Zona C peruntukannya untuk tahap berikutnya dengan memanfaatkan cadangan lahan. Keseluruhan pekerjaan berlangsung dibawah supervisi Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Kepulauan Riau. Bertindak selaku kontraktor pelaksana adalah PT Waskita Karya dan PT Wijaya Karya.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri