Menuju konten utama

Rp747,44 Miliar untuk Pasukan Oranye

Anda boleh berdebat mana calon gubernur yang terbaik atau terhebat atau terpantas. Namun, dalam urusan kebersihan dan penanggulangan banjir, 20.000 tenaga Pasukan Oranye inilah pahlawannya.

Rp747,44 Miliar untuk Pasukan Oranye
Sejumlah petugas kebersihan atau pasukan orange sedang mengumpulkan sampah di area Waduk Pluit, Jakarta, Sabtu (16/7). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

tirto.id - Selasa, 21 Februari lalu, banjir melanda Jakarta. Untuk memantau ketinggian air, Dennis T Nenometa pergi ke Kali Batik, Kelapa Gading, Jakarta utara. Dennis adalah anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di Kelurahan Pegangsaan Dua.

Pagi-pagi sekali, sekitar pukul 5.30 WIB, ia beranjak ke area kali, bermaksud mengambil gambar untuk dilaporkan kepada atasan. Karena hujan dan licin, Dennis terpeleset bersama sepeda motornya. Ia hanyut terbawa derasnya arus sungai.

Sebuah mobil dan perahu karet milik Tim SAR dikerahkan untuk mencari dan menolong Dennis. Lokasi tempat Dennis tergelincir juga sempat ditutup. Dennis berhasil ditemukan sehari kemudian, tetapi tubuhnya tak lagi bernyawa.

PPSU, organisasi tempat Denis bekerja, lebih populer dengan nama Pasukan Oranye. Ini karena seragam mereka berwarna oranye. Mereka ada dalam wujud tim di setiap kelurahan di Jakarta.

Mereka menebang pohon, mengecat trotoar, membenahi jalan raya, membersihkan sampah, membersihkan kali, membenarkan lampu jalan yang rusak, memotong ranting pohon yang menutupi rambu lalu lintas dan banyak lagi. Intinya, menjaga sarana dan prasarana di DKI Jakarta berfungsi dengan baik.

Di Karet, Jakarta Pusat, hampir setiap pekan Pasukan Oranye tampak membersihkan kali. Mereka memunguti sampah serta menggali agar kali lebih dalam, sehingga risiko banjir bisa diminimalkan. Di Pejaten Barat, Jakarta Selatan, sembilan anggota Pasukan Oranye tampak sedang mengecat pembatas jalan raya pada Jumat, 24 Februari pukul 14.00 WIB. Warna hitam dan putih pada pembatas jalan yang memudar dicat ulang.

Di setiap kelurahan di seantero Jakarta, jumlah anggota PPSU berbeda-beda. Pengangsaan Dua, wilayah kerja Dennis, adalah kelurahan dengan anggota PPSU terbanyak, yakni 169 orang. Penentuan jumlah anggota PSSU ini didasarkan pada jumlah penduduk dan luas wilayah tiap kelurahan, seperti yang termaktub dalam Peraturan Gubernur No. 169/2015 Pasal 4 Ayat 2. Pergub itulah yang menjadi dasar hukum pembentukan PPSU.

Dalam Pergub itu pula diatur secara rinci tentang apa saja yang harus mereka kerjakan. Untuk penanganan prasarana dan sarana jalan, tim PPSU bertugas memperbaiki jalan berlubang, perbaikan pembatas jalan yang rusak, perbaikan trotoar jalan rusak atau berlubang.

Dalam hal penanganan prasarana dan sarana saluran, mereka berkewajiban memperbaiki saluran rusak, pengurasan saluran, membenahi tali-tali dan mulut-mulut air yang mampet, dan melaporkan pembangunan atau aktivitas yang berpotensi mengganggu saluran termasuk penutupan saluran air.

Infografik Tunggal Pasukan Oranye

Pasukan Oranye juga harus menangani prasarana dan sarana taman. Mereka harus membenahi jika ada pohon tumbang atau patah, memangkas ranting pohon, membabat rumput beserta semak liar, mengambil pot-pot rusak yang mengganggu lingkungan. Mereka juga harus melaporkan jika ada penebangan pohon pelindung tanpa izin.

Terkait dengan penanganan prasarana dan sarana kebersihan, Pasukan Oranye bertugas membersihkan timbunan sampah liar, membersihkan coretan-coretan dan keping informasi di ruang publik, membersihkan jalan, saluran, taman, dan bangunan.

Sarana penerangan pun masuk dalam wilayah pekerjaan Pasukan Oranye. Jika ada lampu jalan yang rusak, mereka bertugas untuk membenahi.

Setiap harinya, ada dua shift yang bergantian. Shift pertama bertugas sejak pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB. Shift selanjutnya bekerja hingga jam 23.00 WIB. Mereka bekerja enam hari dalam sepekan.

Tahun ini, total dana yang dianggarkan dalam APBD Jakarta untuk PPSU mencapai Rp747,44 miliar. Anggaran ini dibagi ke tiap-tiap kelurahan. Jumlahnya tak sama, ada yang mendapat alokasi sekitar Rp1 miliar, ada yang Rp4 miliar. Ia tergantung pada jumlah sarana dan prasarana yang membutuhkan perbaikan.

Sunter Jaya adalah kelurahan di Jakarta Utara yang mendapat alokasi cukup besar, Rp4,2 miliar. Kedoya Utara, kelurahan di Jakarta Barat juga mendapat alokasi paling besar di Jakarta Barat, yakni Rp4,3 miliar. Di Jakarta Selatan, Kebagusan menjadi kelurahan yang mendapat alokasi paling besar, yaitu Rp4 miliar.

Baca juga artikel terkait PASUKAN ORANYE atau tulisan lainnya dari Wan Ulfa Nur Zuhra

tirto.id - Humaniora
Reporter: Wan Ulfa Nur Zuhra
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Maulida Sri Handayani