Menuju konten utama

Rp5,4 Triliun Aset Jiwasraya di Saham & Reksa Dana Tak Bisa Cair

Hexana Tri Sasongko mengatakan, Rp5,4 triliun aset finansial Jiwasraya pada instrumen saham dan reksa dana tak bisa dilikuidasi.

Rp5,4 Triliun Aset Jiwasraya di Saham & Reksa Dana Tak Bisa Cair
Dirut Jiwasraya Hexana Tri Sasongko, Jumat (27/12/2019). tirto.id/Hendra Friana

tirto.id - Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Hexana Tri Sasongko menyebut aset finansial perusahaanya pada instrumen saham dan reksa dana tak bisa dilikuidasi atau dijual.

Sebab, saham-saham tersebut kini undervalue dan sulit untuk dijual.

"Sekarang siapa yang mau beli? Kalau saham perusahaan harganya Rp50 per lembar, itu artinya apa? Saham tidur, kan, susah mau jualnya," kata Hexana dalam diskusi bersama wartawan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (27/12/2019).

Hexana menjelaskan aset finansial perusahaan pada dua instrumen tersebut kini sebesar Rp5,4 triliun.

Rp5,7 triliun aset finansial perusahaan yang ditempatkan perusahaan pada instrumen saham di tahun 2017 kini hanya terisisa Rp1,4 triliun. Sementara di instrumen reksa dana, hanya tersisa Rp4 triliun dari sebelumnya Rp14,9 triliun.

Tergerusnya aset finansial Jiwasraya pada portofolio saham dan reksa dana itu, kata dia, disebabkan lemahnya prinsip kehati-hatian manajemen lama dalam dalam berinvestasi.

Meski demikian, saat ini Jiwasraya telah melakukan restrukturisasi aset finansial dan mengurangi porsi portofolio investasi di instrumen saham dan reksa dana.

Per 30 September 2019, komposisi portofolio saham dan reksa dana sudah turun 29,41 persen dari sebelumnya 52,23 persen pada 31 Desember 2017.

Bisa saja sejumlah saham tersebut di-cut lose atau jual rugi, kata dia. Namun hal tersebut harus mendapat persetujuan dari pemegang saham, dalam hal ini kementerian BUMN.

"Cut loss boleh sepanjang enggak ada indikasi fraud dan tidak merugikan negara," tuturya.

Baca juga artikel terkait KASUS JIWASRAYA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Abdul Aziz