Menuju konten utama
Liga Champions

Ronaldo dan Messi Memang Saling Menginspirasi, Tapi Tak Linier

Ronaldo dan Messi sama-sama berandil meloloskan klub masing-masing ke perempat final Liga Champions Eropa 2018/2019. Benarkah penampilan apik kedua pemain ini memotivasi satu sama lain?

Ronaldo dan Messi Memang Saling Menginspirasi, Tapi Tak Linier
Ilustrasi Ronaldo vs Messi di ajang Piala Dunia 2018 Rusia. FOTO/AP

tirto.id - "Pemandangan Ronaldo membawa Juventus melaju ke perempat final Liga Champions pada Selasa malam adalah satu-satunya inspirasi yang dibutuhkan oleh Lionel Messi," tulis sebuah artikel berjudul Lionel Messi at his brilliant best to send Barcelona through di The Times, Kamis (14/3/2019).

Vonis seperti itu wajar belaka jika melihat performa Ronaldo dan Messi yang sama-sama bersinar tengah pekan ini.

Selasa (13/3/2019) malam, Ronaldo yang membukukan hattrick jadi aktor kunci keberhasilan Juventus mengalahkan Atletico Madrid 3-0 dan lolos ke perempat final Liga Champions. 24 jam setelahnya, giliran Messi unjuk gigi saat Barcelona menjamu Lyon di Camp Nou. Messi menyumbang dua gol serta dua assist untuk membungkam tim tamu 5-1.

"Apa yang dilakukan Cristiano Ronaldo dan Juventus sangat mengesankan. Ronaldo punya malam yang ajaib dengan hattrick-nya," puji Messi pada konferensi pers laga Barcelona vs Lyon.

Gagasan bahwa performa mengkilap Ronaldo dan Messi saling menginspirasi satu sama lain sebenarnya bukan hal baru. Topik serupa juga ramai jadi perbincangan di Liga Champions tahun lalu.

Saat itu, jelang pertandingan final antara Real Madrid vs Liverpool, Messi menyebut dirinya tidak "berkompetisi" secara individu dengan Ronaldo. Namun, Messi membenarkan kalau kesuksesan Ronaldo di Madrid merupakan salah satu aspek yang jadi penyemangatnya.

"Melihatnya [Ronaldo] sukses bersama Real Madrid dengan lolos ke final Liga Champions dan menang membuat saya termotivasi, karena saya pun ingin menang Liga Champions setiap tahun, menang Liga [Spanyol] juga setiap tahun. Saya juga ingin menang, hanya itu yang saya inginkan," ujarnya.

Messi juga "merasa kehilangan" sosok Ronaldo yang memilih hijrah dari La Liga ke Serie A, awal musim ini. Pesan kehilangan itu dia sampaikan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan ESPN.

"Real Madrid adalah klub yang hebat, namun jelas bahwa kepergian Ronaldo akan membuat mereka mengalami penurunan. Dan jelas pula, kepindahan ini membuat Juventus adalah kandidat kuat pemenang Liga Champions."

Pada sisi lain, apresiasi juga beberapa kali ditunjukkan Ronaldo terhadap Messi. Dia tak merasa berkompetisi secara individu dengan Messi. Namun, dia mengakui secara terbuka kalau Messi merupakan sosok yang punya andil memotivasinya jadi pemain lebih baik.

"Saya selalu percaya diri, tanpa perlu motivasi dari orang lain. Tapi tentu, Messi adalah pemain luar biasa, dan mungkin benar dia terus menerus menekan sehingga saya juga berupaya menjadi pemain lebih baik. Jadi mungkin, ya, dia memotivasi saya," ujar Ronaldo.

Saking butuhnya pesaing sebagai motivasi, setelah pindah ke Juventus, Ronaldo bahkan pernah menantang Messi untuk menyusulnya ke Italia.

“Saya berharap dia [Messi] datang ke Italia suatu hari. Saya harap dia menerima tantangan itu, tapi andai dia bahagia berada di sana [Barcelona] saya tentu menghormatinya,” ungkapnya.

Persaingan Tidak Linier

Keyakinan bahwa Messi dan Ronaldo saling menginspirasi tidak dapat ditampik lagi. Ini juga dibenarkan kolumnis sepakbola Spanyol, Andy West.

Dalam sebuah artikel di BBC, Andy menyebut rivalitas memang ada, tapi sifatnya tidak linier. Walau berulang kali menyebut pihak lain memotivasinya, "rasa haus" Ronaldo dan Messi sebenarnya berbeda satu sama lain.

Dia menyebut, Messi sebenarnya tidak haus pencapaian individu sebagaimana Ronaldo. Menurutnya, hal yang sesungguhnya membuat Messi menjadikan Ronaldo motivator adalah rentetan trofi yang dimiliki eks penggawa Manchester United itu.

Wajar saja, dalam hal gelar, Ronaldo memang bisa dibilang lebih sukses. Dia tidak saja berhasil membawa Real Madrid menjuarai tiga Liga Champions beruntun, namun juga mengantarkan Timnas Portugal juara Piala Eropa.

"Dibanding berupaya jadi pemain yang lebih baik dari Ronaldo, motivasi utama Messi--menurut keterangan orang-orang terdekatnya--adalah menjadi sisi terbaik diri sendiri, dan memenangkan trofi sebanyak mungkin. Messi, barangkali merasa dalam aspek ini Ronaldo lebih baik darinya," ungkap Andy.

Di lain pihak, masih menurut Andy West, Ronaldo punya ambisi berbeda. Dia tidak hanya ingin membawa klub atau negaranya juara, tapi juga punya ambisi menjadi yang terbaik dari yang terbaik.

"Ronaldo, bisa disimpulkan, jarang terlihat bahagia dalam sebuah pertandingan kecuali dia mampu mencetak gol, dan meski demikian itu tidak lama karena dia akan terus punya ambisi menambah gol lagi. Obsesi tak kenal henti mencetak gol, tak diragukan lagi mempengaruhi pencapaiannya," imbuhnya.

Ronaldo memang sedang kalah produktivitas. Dari 36 pertandingan bersama Juventus di semua kompetisi musim ini, dia mencetak 24 gol dan 12 assist. Sementara, Lionel Messi yang musim ini juga bermain 36 kali bagi Barcelona mampu mengemas 36 gol serta 21 assist.

Gagasan Andy West ini didukung eks pelatih Liverpool yang kini menahkodai Leicester City, Brendan Rodgers.

"Mungkin secara tidak sadar mereka saling mendorong. Tapi di samping itu mereka sama-sama ingin jadi yang terbaik dalam versinya, dan rasa lapar Ronaldo dan Messi berbeda. Keduanya juga punya dorongan dari dalam yang mempengaruhi itu," jelas Rodgers.

Di atas semua itu, Andy menggarisbawahi bahwa pada akhirnya kekhawatiran kalau Ronaldo dan Messi tak bisa bersaing karena tampil di liga berbeda akhirnya tertampik. Pasalnya, meski tak kerap bertemu di satu lapangan, keduanya punya satu panggung yang sama: Liga Champions.

Juventus dan Barcelona sama-sama dipastikan melangkah ke perempat final. Itu cukup untuk menggaransi kalau potensi Ronaldo dan Messi kembali bertemu di satu lapangan masih terbuka lebar.

Baca juga artikel terkait LIGA CHAMPIONS atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Mufti Sholih