Menuju konten utama

Roger Federer Sukses Juarai Wimbledon Delapan Kalinya

Roger Federer menjadi orang pertama yang memenangi delapan gelar tunggal putra Wimbledon, lima tahun setelah mendapatkan gelar ketujuhnya.

Roger Federer Sukses Juarai Wimbledon Delapan Kalinya
Petenis Swiss Roger Federer merayakan kemenangan di babak perempat final melawan petenis Kanada Milos Raonic dalam turnamen tenis Wimbledon di London, Inggris, Rabu (12/7). ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Couldridge

tirto.id - Roger Federer berhasil menaklukkan petenis Kroasia, Marin Cilic, dengan skor 6-3, 6-1, 6-4 dalam final kejuaraan Wimbledon, Minggu (16/7/2017) waktu setempat. Kemengangan sekaligus membawa Federer menjadi orang pertama yang memenangi delapan gelar tunggal putra Wimbledon, lima tahun setelah mendapatkan gelar ketujuhnya.

Maestro Swiss itu, yang memainkan final Wimbledon ke-11, sempat mendapat perlawanan pada fase awal pertandingan. Namun saat ia mampu mematahkan serve Cilic pada game kelima, set pembukaan pertandingan ini menjadi berlangsung berat sebelah.

Akan tetapi, tidak seperti yang dikhawatirkan Federer, 23 hari sebelum ulang tahunnya yang ke-36, ayah dari empat orang anak ini menjadi juara tunggal putra tertua Wimbledon di era profesional – ia melakukannya tanpa kehilangan satu set pun sepanjang dua pekan ini.

Sementara itu bagi Cilic, final pertamanya di Center Court menjadi siaran mimpi buruk bagi jutaan pemirsa televisi di seluruh dunia.

Setelah mengawali pertandingan dengan cukup baik, permainannya kemudian merosot. Setelah tertinggal 0-3 di set kedua, ia tersungkur di kursi tepi lapangan dan dapat terlihat dirinya menangis ketika fisioterapis dan wasit turnamen mendatangi dirinya.

Untuk sesaat ini terlihat seperti final yang dapat berakhir dengan pensiun untuk pertama kalinya sejak 1911.

Mendapat sambutan simpatik dari 15.000 penonton yang sebagian besar menggemari Federer, petenis 28 tahun itu mendapatkan kembali ketenangannya namun kali ini ia sama sekali tidak memiliki peluang ketika Federer mempertajam permainannya menuju raihan gelar Grand Slam ke-19nya.

Cilic memerlukan medical timeout setelah kalah pada set kedua dalam waktu 25 menit – masalah yang kelihatannya terjadi pada kakinya – namun kali ini semangatnya terlihat telah hancur.

Federer tidak berhenti menyerang dan dengan otak Cilic masih memikirkan kaki-kakinya, unggulan ketiga asal Swiss itu mematahkan serve lawannya pada game ketujuh set ketiga, ketika lawannya melepaskan pukulan yang membentur net.

Set itu kemudian berakhir cepat ketika Federer melakukan serve pada kedudukan 5-4, untuk mengamankan gelarnya. Ia gagal memaksimalkan match point pertama ketika pukulan forehandnya melebar, namun mampu mengonversi match point kedua dengan ace kedelapannya di pertandingan ini, demikian yang dilansir dari Antara News.

Baca juga artikel terkait ATLET TENIS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Olahraga
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari