Menuju konten utama

Risiko yang Dihadapi Golkar, PAN dan PPP Bila KIB Bubar

Menurut Peneliti CSIS, Arya Fernandes, kredibilitas partai akan langsung anjlok baik di hadapan masyarakat atau partai lainnya jika KIB pecah.

Risiko yang Dihadapi Golkar, PAN dan PPP Bila KIB Bubar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) bertumpu tangan dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa (kanan) pada acara silaturahmi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Plataran Senayan, Jakarta, Sabtu (4/6/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.

tirto.id - Peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes mengungkapkan sejumlah risiko yang harus dihadapi bila Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pecah atau ada partai yang keluar dari barisan. Menurutnya, kredibilitas partai akan langsung anjlok baik di hadapan masyarakat atau partai lainnya.

"Masuk KIB ini seperti masuk kandang harimau, karena kalau sudah masuk tidak bisa keluar lagi. Kalau keluar bisa babak," kata Arya dalam Talkshow Lembaga Komunikasi dan Informasi (LKI) Partai Golkar pada Jumat (15/7/2022).

Dirinya menjabarkan sejumlah risiko yang dihadapi bila salah satu dari Golkar, PPP hingga PAN yang mencoba untuk hengkang dari KIB.

"Kalau ada partai yang coba-coba untuk tidak komitmen maka imagenya akan buruk dan akan dicap sebagai partai lompat pagar. Sehingga akan dikenal sebagai partai yang tidak mau memiliki komitmen," terangnya.

Selain itu, Arya juga menjelaskan bahwa membangun koalisi atau ikut dalam sebuah koalisi bukanlah hal yang mudah. Tidak semua partai politik mau menerima suatu koalisi, dan bila mau menerima maka syaratnya juga tidak mudah.

"Relasi dengan parpol lain tidak mudah. Memang mudah nyari teman koalisi?" ungkapnya.

Dirinya mencoba memberi gambaran bila ada salah satu partai di KIB mencoba hengkang dan mendekati pihak lain. Maka sejumlah kerugian akan didapatkan.

"Mau coba ke Nasdem sedangkan mereka sudah mencoba membangun koalisi dengan Demokrat dan PKS. Mau coba ke PDIP, tapi mereka pengumumannya di last minute. Sedangkan ke Gerindra kondisi sedang stagnan karena yang dicalonkan hanya Prabowo Subianto sebagai Capres," jelasnya.

Meski demikian, Arya meyakini bahwa koalisi ini akan solid dan dalam pengamatannya masing-masing partai berusaha saling memiliki daya tawar. Sehingga tidak hanya didominasi oleh Golkar yang memiliki suara tertinggi di parlemen.

"Saat ini masing-masing partai sedang memantaskan diri untuk memiliki daya tawar seperti PAN yang berusaha memasang dua nama selain ketua umum yaitu Erick Thohir dan Anies Baswedan agar bisa sepadan dengan Golkar, dan masih menunggu dari pergerakan PPP ke depan seperti apa," terangnya.

Baca juga artikel terkait KOALISI INDONESIA BERSATU atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Restu Diantina Putri