Menuju konten utama

Risiko Turunkan Masker Sampai ke Dagu dan Leher saat Pandemi Corona

Menurunkan masker ke dagu dan leher berisiko memicu penularan virus corona (Covid-19).

Risiko Turunkan Masker Sampai ke Dagu dan Leher saat Pandemi Corona
Penjual memajang manekin yang mengenakan masker bagi pelajar di sebuah toko di Bengkulu, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/ David Muharmansyah/aww.

tirto.id - Salah satu kesalahan penggunaan masker yang sering dilakukan adalah menurunkannya sampai ke bawah dagu dan leher ketika makan, minum, atau sesekali menarik napas, terutama saat tidak ada orang lain di sekitar pemakainya. Padahal, hal ini merupakan kebiasaan buruk yang sebaiknya ditinggalkan.

Pada masa pandemi COVID-19, pemakaian masker sudah menjadi kewajiban semua orang ketika berada di ruang publik, kecuali bagi anak di bawah usia dua tahun. Tujuannya untuk mencegah penularan virus corona.

Masker berguna karena COVID-19 dapat menular melalui droplet (lendir) yang keluar dari mulut dan hidung orang yag terinfeksi virus corona (Sars-CoV-2).

Baik droplet berukuran besar maupun kecil (mikrodroplet) yang bisa mengambang dan bertahan di udara, dapat memicu penularan Covid-19.

''Penggunaan masker mutlak harus dilakukan, bukan face shield. Kita tahu pada mikrodroplet, dia akan mengambang di udara, droplet ukuran besar bisa dicegah dengan menggunakan face shield, oleh karena itu tetap gunakan masker,'' kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, sebagaimana dilansir laman Kementerian Kesehatan RI, kemkes.go.id.

Akan tetapi, kendati banyak masyarakat sudah mengetahui urgensi penggunaan masker, banyak yang menurunkan penutup hidung dan mulut itu ke bawah dagu dan leher ketika makan, minum, atau bahkan berbicara saat suaranya tidak jelas terdengar.

Tentu saja, hal ini menjadi dilema. Bukankah mustahil mengkonsumsi makanan atau minuman saat menggunakan masker? Iya, namun bukan demikian yang dimaksud di sini.

Pusat Pencegah dan Pengendali Penyakit AS atau Center for Desease Control and Prevention (CDC) menyarankan, jika seseorang ingin makan atau minum, sebaiknya ia melepaskan masker tersebut dengan hati-hati, dan tidak menggantungkannya di dagu atau di leher.

Saran ini berkaitan dengan tujuan pemakaian masker, yaitu untuk menjaga kesehatan mulut dan hidung agar tidak terkontaminasi virus.

Selain mencegah agar droplet dari pemakainya tidak menyebar, masker juga dapat menahan dan menjaga hidung maupun mulut dari kontaminasi droplet orang lain.

Masalahnya, sebagian besar area bawah dagu dan leher seseorang tidak tertutup apa pun. Jika selalu dipampangkan tanpa tertutup, bisa saja virus atau patogen jadi menempel di area bawah dagu dan leher tanpa disadari.

Oleh sebab itu, orang yang makan dan minum, lalu menurunkan maskernya ke dagu hingga leher, kemungkinan besar tidak sadar bahwa maskernya terpapar virus.

Lalu, selepas makan dan minum, ia memasang lagi masker yang sebenarnya sudah tidak lagi steril dari virus itu, dan hal ini berpotensi mengkontaminasi mulut dan hidungnya.

Akibatnya, fungsi masker yang awalnya bertujuan mencegah virus corona dan patogen berbahaya lainnya masuk ke mulut dan hidung tidak lagi efektif, dan malah menjadi sebaliknya: menularkan.

Demikian juga orang yang melepaskan atau menurunkan masker ketika berbicara dengan orang lain dengan dalih suaranya tidak jelas terdengar. Hal ini malah menghilangkan tujuan masker, yang sebenarnya digunakan untuk saling menjaga kesehatan mulut dan hidung dari transmisi droplet.

Jika ia menggantungkan maskernya di dagu atau leher saat berbicara, itu sama saja dengan tidak mengenakan masker sama sekali. Hal ini dikarenakan droplet dari mulut bisa saja keluar ketika ia sedang berbicara, batuk, ataupun bersin di dekat orang lain.

Selain itu, hal penting lain yang perlu diingat oleh semua orang: penggunaan masker yang benar adalah dengan mengganti masker yang baru setiap beberapa jam sekali.

Ketika mencopot masker pun, sebaiknya tidak dipegang bagian depannya, karena tangan bisa jadi tidak terbebas dari virus dan berpotensi memindahkannya ke bagian depan masker yang menjadi titik aliran udara untuk bernapas.

"Pastikan tidak memegang bagian luar [masker], pastikan hanya memegang tali saat mencopot masker. Tidak diturunkan ke dagu, apalagi jarang mengganti masker," ujar dr. Reisa Broto Asmoro, anggpta tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dikutip dari laman covid19.go.id.

"Ingat, ganti masker setiap empat jam sekali, atau apabila sudah basah dan lembab. Ini penting sekali diperhatikan agar terhindar dari infeksi kuman yang menempel pada masker," tambah dia.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom