Menuju konten utama

Risiko Komplikasi COVID-19 pada Penderita Diabetes Mellitus

Data dari Satgas COVID-19 Indonesia menyatakan diabetes mellitus sebagai kondisi penyerta COVID-19 nomor dua setelah hipertensi.

Risiko Komplikasi COVID-19 pada Penderita Diabetes Mellitus
Ilustrasi Diabetes. FOTO/Istock

tirto.id - Pada 11 Maret 2020, WHO mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemi dengan lebih dari 118.000 kasus di lebih dari 110 negara dan wilayah di seluruh dunia.

COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menyebar dari manusia ke manusia. Virus dapat menyebar dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi dalam partikel pernapasan berupa droplet ketika mereka batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau bernapas dengan berat. Selain itu, penularan virus melalui aerosol juga dapat terjadi dalam keadaan tertentu, terutama di dalam ruangan dengan ventilasi tidak memadai. Virus SARS-CoV-2 ini juga dapat bertahan hidup di lingkungan dari beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung pada permukaan dan kondisi lingkungan.

Orang yang terkena COVID-19 dapat mengalami demam, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, merasa lelah, dan nyeri otot. Gejala biasanya mulai beberapa hari setelah seseorang terinfeksi virus, dengan kebanyakan kasus terjadi sekitar 3-7 hari setelah terpapar. Namun, pada beberapa orang, gejala muncul lebih lama hingga 14 hari. Namun, terdapat pula orang yang asimtomatik, yaitu orang yang terinfeksi tetapi tidak pernah mengalami gejala apapun.

Dampaknya pada Penderita Diabetes Mellitus

Menurut International Diabetes Federation, penyakit COVID-19 memiliki gejala ringan dan sekitar 98% orang yang terinfeksi dapat bertahan hidup dari penyakit tersebut. Lebih dari 80% kasus merupakan kasus ringan dan orang dapat pulih di rumah. Namun, beberapa kasus atau sekitar 14% merupakan kasus yang parah dan sekitar 5% merupakan kasus yang dapat mengembangkan penyakit kritis yang menyebabkan masalah serius, seperti pneumonia atau bahkan kematian. Komplikasi yang menyebabkan kematian termasuk gagal napas, Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS), kegagalan multiorgan, termasuk cedera jantung, hati atau ginjal.

Komplikasi yang serius ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki masalah kesehatan lain atau penyakit penyerta. Orang dengan diabetes termasuk di antara kategori risiko tinggi yang dapat mengalami penyakit serius jika terkena virus. Berdasarkan laporan yang dirilis oleh jurnal kedokteran The Lancet, risiko kematian pada penderita diabetes akibat COVID-19 lebih tinggi hingga 50% dibandingkan orang-orang tanpa diabetes. American Diabetes Association menyatakan bahwa penderita diabetes lebih berisiko mengalami gejala yang parah dan komplikasi akibat COVID-19. Data dari Satgas COVID-19 Indonesia menyatakan diabetes mellitus sebagai kondisi penyerta COVID-19 nomor dua (35,6%) setelah hipertensi (49.9%).

Penyebab Komplikasi COVID-19 pada Penderita Diabetes Mellitus

Menurut International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017, epidemi diabetes di Indonesia masih menunjukkan peningkatan. Indonesia adalah negara peringkat keenam di dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah penyandang diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, prevalensi diabetes mellitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk usia di atas 15 tahun hasil Riskesdas 2018 meningkat menjadi 2% dan prevalensi diabetes mellitus pada semua umur sebesar 1,5% (PDF).

Komplikasi penyakit COVID-19 yang serius pada penderita diabetes mellitus terjadi jika kadar gula darah tidak dikontrol. Kaitan antara kadar gula darah yang tidak terkontrol dan risiko tingkat keparahan COVID-19 ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol sehingga dapat meningkatkan risiko komplikasi diabetes seperti penyakit jantung yang dapat meningkatkan keparahan. Kadar gula darah yang tidak terkontrol apabila disertai dengan komplikasi diabetes dapat menurunkan kemampuan tubuh melawan infeksi. Kadar gula darah yang tidak terkontrol dan infeksi virus SARS-CoV-2 ini kemudian bersama-sama meningkatkan peradangan di dalam tubuh dan memperburuk komplikasi.

Infografik Komplikasi Covid 19 dan Penderita Diabetes

Infografik Komplikasi Covid 19 dan Penderita Diabetes. tirto.id/Fuadi

Saat terinfeksi virus Corona, penderita diabetes berisiko mengalami kondisi diabetic ketoacidosis, yaitu tingginya kadar keton di dalam darah yang dapat mempersulit penanganan komplikasi serius yang dapat dialami oleh penderita COVID-19. Perawatan pada penderita diabetes mellitus yang terinfeksi COVID-19 pun sulit mencapai tingkat optimal karena sistem kekebalan tubuh penderita diabetes mellitus yang mengalami gangguan sehingga sulit untuk melawan virus serta memperpanjang masa penyembuhan. Selain itu, besar kemungkinan virus SARS-CoV-2 akan berkembang pada tubuh yang mengalami peningkatan kadar glukosa dalam darah. Meskipun penderita diabetes mellitus memiliki hasil yang lebih buruk pada pasien COVID-19, kerentanan terhadap infeksi SARS-CoV-2 tidak lebih tinggi pada penderita diabetes. Menurut beberapa penelitian, prevalensi diabetes pada orang yang terinfeksi virus hampir sama dengan populasi umum.

Cara Mencegah Transmisi dan Komplikasi pada Penderita Diabetes Mellitus

Apabila sudah muncul gejala seperti flu pada penderita diabetes, diperlukan “sick day rules for people with diabetes” yang direkomendasikan dalam situasi stres apapun untuk memperbaiki dekompensasi diabetes. Hal yang perlu Anda lakukan adalah tinggal di rumah dan memastikan Anda memiliki semua detail kontak darurat jika dibutuhkan, melakukan cek gula darah dan temperatur tubuh, serta berkonsultasi pada dokter atau apabila terdapat gejala flu seperti kenaikan suhu tubuh, batuk, atau sulit bernapas.

Keberadaan cairan tubuh juga harus dijaga karena infeksi akan meningkatkan kadar glukosa dan kebutuhan akan cairan. Pastikan Anda dapat mengakses persediaan air yang cukup. Terakhir, pastikan persediaan obat diabetes yang dibutuhkan dan akses ke makanan yang cukup. Apabila Anda menggunakan insulin, pantau keton pada tubuh. Ikutilah rekomendasi tim perawatan kesehatan.

COVID-19 merupakan penyakit dengan transmisi virus yang menyebar dengan cepat sejak pertama kali muncul di Wuhan, Cina. Komplikasi yang serius ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki masalah kesehatan lain atau penyakit penyerta seperti diabetes mellitus. Mengingat prevalensi diabetes mellitus di Indonesia yang masih terus meningkat, diperlukan berbagai upaya untuk mencegah komplikasi penyakit, terutama di masa pandemi COVID-19. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk kita, keluarga, dan orang terdekat yang memiliki riwayat diabetes mellitus untuk selalu memperhatikan dan mengontrol gula darah serta menjaga kesehatan agar terhindar dari transmisi virus SARS-CoV-2 dan komplikasi COVID-19 yang lebih serius.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Leah Hadassah Kadly

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Leah Hadassah Kadly
Editor: Windu Jusuf