Menuju konten utama

Risiko Kena Kanker Otak Umur Berapa & Cara Mencegahnya

Berdasarkan studi kanker otak bisa diderita pada umur berapa pun, namun beberapa jenis kanker otak sering menyerang penderita berusia lanjut.

Risiko Kena Kanker Otak Umur Berapa & Cara Mencegahnya
Ilustrasi Otak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Penyakit kanker otak bisa dialami siapa saja dari rentang usia berapa pun. Namun, berdasarkan riset dan studi risiko kena kanker otak di umur lanjut lebih tinggi dibanding saat masih muda.

Kanker otak sendiri merupakan bentuk tumor ganas yang terjadi pada organ otak. Dikutip dari Australia Cancer Council, kanker otak termasuk sebagai tumor otak primer yang menyebar ke jaringan lain atau metastatis.

Perlu diketahui bahwa tidak semua tumor otak bisa berkembang menjadi kanker. Hanya tumor ganas yang akan tumbuh menjadi kanker. Kasus tumor berkembang menjadi tumor ganas atau kanker terjadi pada 1:3 kasus.

Umumnya, sebuah tumor dikatakan sebagai kanker jika menyebar ke jaringan otak lainnya atau ke sumsum tulang belakang. Kanker otak cenderung lebih berbahaya dibanding tumor otak jinak.

Menurut American Society of Clinical Oncology (ASCO) tingkat kelangsungan hidup relatif 5 tahun penderita kanker otak adalah sekitar 36 persen. Artinya, sebanyak 36 persen penderita dapat hidup setidaknya selama 5 tahun sejak didiagnosis menderita kanker otak.

Risiko Kena Kanker Otak di Umur Berapa?

Menurut Cancer Research, fakor paling umum yang meningkatkan risiko terkena kanker otak adalah usia. Secara statistik kebanyakan kanker otak umumnya terjadi pada orang yang berusia antara 85 hingga 89 tahun.

Kendati demikian, ini tidak menutup kemungkinan bahwa orang yang lebih muda bisa terkena kanker otak. Sementara itu, faktor usia juga dibedakan lewat jenis kanker atau tumor otak yang diderita.

Menurut Joseph dan kawan-kawan, dalam studinya yang terbit di jurnal Radiation Oncology (2017), berikut beberapa jenis kanker dan tumor otak serta umur yang berisiko mengalaminya:

1. Glioblastoma

Glioblastoma (GBM) adalah sejenis tumor ganas atau kanker otak yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang. Kanker ini umum diderita oleh pasien yang berusia 70 tahun atau lebih tua.

Jumlah kasus GBM pada penderita lanjut mencapai 17,5 per 100.000 orang per tahun dengan 3-4 kali lebih berisiko dari pada usia dewasa muda.

2. Meningioma

Meningioma merupakan penyakit tumor jinak yang terbentuk di meninges atau selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang. Berdasarkan studi, risiko menderita meningioma meningkat setelah berusia 65 tahun.

Risiko paling tinggi seseorang menderita meningioma adalah pada dekade ketujuh kehidupan dengan insiden 8,5 per 100.000 orang per tahun.

3. Oligodendroglioma

Oligodendroglioma merupakan tumor ganas yang menyerang di lobus frontal dan temporal otak. Oligodendroglioma lebih sering terjadi pada orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak.

Orang lebih berisiko terkena oligodendroglioma jika sudah berusia antara 30 hingga 60 tahun.

4. Craniopharyngioma

Craniopharyngioma adalah jenis tumor otak yang langka. Tumor ini terbentuk di dekat kelenjar hipofisis dan hipotalamus penderita.

Menurut American Association of Neurological Surgeons (AANS) craniopharyngioma paling sering terjadi pada anak dan orang lanjut usia.

Kasus mayoritas craniopharyngioma terjadi pada usia 5 - 14 tahun dan usia 50 - 74 tahun. Namun, prevalensi menderita craniopharyngioma sangat jarang, yaitu hanya 2:1.000.000 orang.

5. Medulloblastoma

Medulloblastoma adalah tumor di sistem saraf pusat primer (SSP) atau tumor otak ganas yang menyerang bagian otak kecil. Tumor ini paling sering diderita anak-anak dan menyumbang 20 persen kasus kanker otak pada anak.

Usia anak yang berisiko mengalami medulloblastoma adalah antara di bawah 6 tahun hingga 8 tahun.

Faktor Risiko Terkena Kanker Otak

Faktanya, selain usia ada faktor lainnya yang juga meningkatkan risiko terkena kanker otak. Masih menurut ASCO beberapa faktor risiko kanker otak termasuk:

  • berjenis kelamin pria, namun pada meningoma lebih sering diderita wanita;
  • lahir di keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker otak;
  • bekerja di lingkungan yang sering terekspos bahan-bahan kimia seperti zat pelarut, pestisida, produk minyak karet, hingga vinil klorida;
  • pernah terinfeksi virus seperti Epstein - Barr (EBV) dan cytomegalovirus (CMV);
  • pernah menjalani perawatan dengan radiasi pengion seperti sinar-x;
  • pernah mengalami cedera kepala;
  • penggunaan obat-obatan dan suplemen tertentu dalam jangka panjang.

Cara Mencegah Kanker Otak

Sayangnya, kanker otak bukanlah kondisi yang bisa dicegah. Dikutip dari Cleveland Clinic, alih-alih mencegah individu bisa menghindari risiko terkena kanker otak.

Beberapa cara untuk menekan risiko terkena kanker otak adalah menghindari gaya hidup tidak sehat seperti merokok. Selain itu, tinggal di lingkungan yang baik dan menghindari paparan radiasi berlebihan juga bisa membantu.

Namun, jika faktor risiko berasal dari gen individu bisa berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Umumnya, risiko mengalami kanker otak lebih tinggi jika kerabat biologis tingkat pertama (saudara kandung atau orang tua) juga mengalami kondisi serupa.

Jika terjadi hal demikian, maka individu dapat meminta layanan konseling genetik untuk mengetahui apakah ada sindrom bawaan yang terkait tumor otak.

Cara Menyembuhkan Kanker Otak

Menurut National Health Service (NHS) kanker otak kemungkinan masih bisa disembuhkan jika ditemukan sejak stadium awal. Namun, kanker otak ini biasanya dapat muncul kembali setelah pengobatan pertama.

Ada beberapa jenis pengobatan yang biasanya direkomendasikan dokter untuk penderita kanker otak, yaitu:

  • operasi pengangkatan tumor;
  • terapi radiasi atau kemoterapi;
  • terapi steroid;
  • kombinasi operasi, kemoterapi, dan steroid.
Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selain itu, jenis pengobatan yang direkomendasikan bisa berbeda-beda antar setiap pasien tergantung lokasi kanker dan tingkat penyebarannya.

Langkah terbaik adalah membicarakannya langsung dengan dokter untuk menemukan pengobatan terbaik.

Baca juga artikel terkait KANKER OTAK atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora