Menuju konten utama

Riset SMRC: Orang Indonesia Salahkan NATO soal Perang Rusia-Ukraina

Survei SMRC sebut ada 23 persen masyarakat menilai negara anggota NATO seperti AS hingga Inggris yang menjadi dalang utama konflik Ukraina dan Rusia.

Riset SMRC: Orang Indonesia Salahkan NATO soal Perang Rusia-Ukraina
Pemandangan menunjukkan konvoi pasukan pro-Rusia saat konflik Ukraina-Rusia di luar kota Volnovakha yang dikuasai separatis di wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu (12/3/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Alexander Ermochenko/hp/sad.

tirto.id - Pendiri SMRC (Saiful Mujani Research Consulting) Saiful Mujani mengungkapkan bahwa lebih banyak masyarakat di Indonesia yang menyalahkan negara-negara Barat yang tergabung dalam NATO (North Atlantic Treaty Organization/ Pakta Pertahanan Atlantik Utara) terkait perang Rusia-Ukraina.

"Lebih banyak publik Indonesia yang menyalahkan Barat dalam perang Rusia-Ukraina," kata Saiful Mujani dalam presentasi Bedah Politik pada Senin (18/4/2022).

Dari hasil surveinya, ada 23 persen masyarakat yang menyebut bahwa negara anggota dan seperti Amerika Serikat hingga Inggris yang menjadi dalang utama atas konflik antara Ukraina dan Rusia.

"Di sisi lain yang menyalahkan Rusia sebanyak 17 persen. Dan yang menyalahkan Ukraina ada 8 persen. Dari data ini menunjukkan bahwa cara berpikir masyarakat complicated," ujarnya.

Saiful Mujani mengungkapkan bahwa hasil survei ini dilakukan melalui telepon dengan 1228 responden yang dipilih secara acak dari sejumlah populasi masyarakat.

"Responden dipilih secara acak dari populasi warga negara Indonesia yang yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan punya telepon," jelasnya.

Saiful menjelaskan bahwa dari hasil survei ini menunjukkan seberapa besar masyarakat yang well informed dengan isu-isu yang sedang berkembang memiliki sikap terhadap perang antara Rusia dan Ukraina atau invasi Rusia ke Ukraina.

Dalam survei tersebut para responden sebanyak 31 persen setuju bahwa Ukraina bebas dan berhak untuk bersekutu dengan negara manapun termasuk dengan negara-negara NATO. Adapun yang tidak setuju sebanyak 29 persen, dan 40 persen di antaranya tidak mengetahui.

"Menurut saya, sebagai negara merdeka, mau bersekutu dengan siapa ya boleh, dong. Hal itu mestinya adalah pilihan mereka sendiri secara bebas. Tapi ternyata masyarakat terbelah. Dan ini mengejutkan. Kenapa masyarakat kita punya pendapat bahwa Ukraina tidak bebas untuk menentukan pilihannya bersekutu dengan siapa," terangnya.

Hasil riset juga menunjukkan bahwa responden berkehendak agar pemerintah mengambil sikap netral dan tidak berpihak pada Ukraina atau Rusia dalam perang tersebut. Hasilnya sebanyak 43 persen memilih netral dan tidak memihak keduanya, 13 persen memihak Rusia dan 12 persen kepada Ukraina.

"Hasil riset ini kurang lebih sama dengan sikap resmi pemerintah Indonesia yang memilih bersikap netral dalam kasus ini,” tandasnya.

Baca juga artikel terkait PERANG RUSIA UKRAINA atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Restu Diantina Putri