Menuju konten utama

Riset LIPI Teliti Pencemaran Sampah Plastik di Laut Indonesia

LIPI meneliti sebaran sampah plastik di laut Indonesia. Penelitian itu untuk mengukur tingkat pencemaran sampah plastik di perairan dalam negeri sekaligus asal persebarannya.  

Riset LIPI Teliti Pencemaran Sampah Plastik di Laut Indonesia
Seorang pemulung mencari sampah plastik di tengah hamparan sampah di Pantai Tanjung Burung, Tangerang, Banten, Kamis (21/11/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kini sedang meneliti dugaan tingginya tingkat pencemaran sampah plastik di laut Indonesia. LIPI telah melakukan riset selama 37 hari terhitung 18 November hingga 25 Desember di sejumlah titik perairan Indonesia.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI, Nugroho Dwi Hananto mengatakan sampai saat ini tim peneliti LIPI masih melakukan riset untuk melacak sebaran sampah plastik maupun kandungan mikroplastik yang diduga cukup banyak mencemari laut Indonesia.

"Penelitian ini juga menguji adanya anggapan Indonesia sebagai negara produsen sampah plastik kedua terbesar di dunia ke laut," kata Nugroho di Jakarta, pada Selasa (24/12/2019) seperti dilansir Antara.

Dalam penelitian tersebut, tim peneliti LIPI mengambil sampel sampah plastik serta air laut dengan menggunakan botol khusus di empat titik selatan Jawa dan selat Makasar pada kedalaman yang berbeda-berbeda, antara 2.000 hingga 3.000 meter.

Nugroho menjelaskan sampah plastik yang mencemari laut selama ini tidak hanya dalam ukuran besar, tetapi ada juga kandungan mikroplastik dalam skala ukuran jauh lebih kecil. Oleh karena itu sampel air dibutuhkan dalam riset itu.

Menurut Nugroho, sampel tersebut dibawa ke laboratorium di Ambon untuk dianalisis menggunakan mikroskop usai melalui proses penyaringan dan tahapan lain.

"Saat ini kami masih dalam proses penelitian, mungkin butuh waktu 6 bulan hingga satu tahun untuk mengetahui hasilnya," ujar Nugroho.

Dia menambahkan riset LIPI itu hendak membuktikan apakah Indonesia benar-benar penghasil sampah plastik di laut yang terbesar kedua di dunia. Sebab, bisa saja selama ini sampah plastik masuk dari negara-negara lain.

Para peneliti membutuhkan waktu untuk menganalisis jenis plastik, dari mana arah datangnya, ukuran, letak siklus kemudian baru bisa mengambil kesimpulan.

"Penelitian ini memang membutuhkan banyak waktu karena yang diambil 33 sampel dengan berbagai kedalaman tadi," ujar Nugroho.

Baca juga artikel terkait SAMPAH PLASTIK

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Addi M Idhom