Menuju konten utama
Riset Kesehatan

Riset: Depresi Bisa Tingkatkan Risiko Stroke dan Penjelasan Ahli

Berikut hasil riset terbaru yangg menjelaskan depresi bisa tingkatkan risiko stroke dan keterangan dari Ahli.

Riset: Depresi Bisa Tingkatkan Risiko Stroke dan Penjelasan Ahli
Ilustrasi depresi pada lansia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sebuah riset internasional yang diteribatkan oleh jurnal Neurology.org menemukan bahwa orang dengan gejala depresi memiliki peningkatan risiko stroke iskemik dan hemoragik, dan pemulihan yang lebih buruk setelah stroke.

Riset tersebut pertama kali dirilis pada 8 Maret 2023 dengan judul Depressive Symptoms and Risk of Acute Stroke: INTERSTROKE Case-Control Study, dilakukan oleh 24 ahli dari berbagai negara yang berkolaborsi dengan Interstroke investigators.

Penelitian tersebut menyasar 26.877 orang dewasa. Peserta berasal dari 32 negara di Eropa, Asia, Amerika Utara dan Selatan, Timur Tengah, dan Afrika. Mereka memiliki usia rata-rata 62 tahun.

Lebih dari 13.000 peserta mengalami stroke. Para peneliti mencocokkan mereka berdasarkan usia, jenis kelamin, dan identitas ras atau etnis dengan kelompok lain yang terdiri lebih dari 13.000 peserta yang tidak mengalami stroke.

Semua mengisi kuesioner tentang faktor risiko kardiovaskular, seperti hipertensi dan diabetes.

Para peneliti mengumpulkan informasi tentang gejala depresi pada tahun menjelang penelitian.

Mereka bertanya kepada peserta apakah mereka merasa sedih atau tertekan selama 2 minggu atau lebih berturut-turut selama 12 bulan tersebut.

Untuk menilai apakah peserta mungkin memiliki suasana hati rendah yang kronis, para peneliti bertanya apakah mereka telah menyerah untuk melakukan perbaikan hidup.

Mereka juga mencatat apakah peserta pernah mengonsumsi antidepresan.

Depresi dan Peningkatan Risiko Stroke

Setelah dianalisis, penelitian tersebut mendapati hasil bahwa mereka yang mengalami stroke lebih mungkin mengalami gejala depresi (18%) dibandingkan mereka yang tidak mengalami stroke (14%).

Mereka yang melaporkan telah "menyerah untuk memperbaiki hidup" memiliki risiko stroke yang lebih besar.

Ketika para peneliti menyesuaikan dengan usia, jenis kelamin, pendidikan, aktivitas fisik, dan faktor gaya hidup lainnya, orang dengan gejala depresi memiliki peningkatan risiko stroke sebesar 46% dibandingkan mereka yang tidak memiliki gejala tersebut.

Para peneliti menemukan bahwa hubungan antara gejala depresi dan stroke konsisten di semua tingkat pendapatan negara.

Orang dengan empat atau lebih gejala depresi berisiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan mereka yang memiliki gejala lebih sedikit.

Curtis Benesch, direktur University of Rochester Medical Center Comprehensive Stroke Center, menanggapi penelitian ini sebagai temuan yang harus dipelajari lebih dalam lagi.

Sebab apabila memahami hubungan sebab dan akibat yang terjadi antara depresi dan stroke, diharapkan kedepannya dapat mempelajari cara penanggulangannya.

“Temuan ini, minimal, harus menghasilkan penyelidikan lebih lanjut ke dalam hubungan antara kedua kondisi ini. Jika itu berlanjut dan kita mulai mendapatkan pemahaman tentang kausalitas, maka kita dapat mulai berbicara tentang strategi mitigasi,” ujar Benesch dilansir Medical News Today.

Tentu tidak berlebihan jika hasil dari riset ini perlu diseriusi oleh ahli medis. Mengingat depresi adalah penyakit yang umum diderita oleh masyarakat dunia.

Dilansir laman resmi World Health Organization (WHO), disebutkan ada sekitar 280 juta orang di dunia tengah menghadapi depresi.

Infografik Depresi dan Stroke

Infografik Depresi dan Stroke. tirto.id/Mojo

Baca juga artikel terkait DEPRESI atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno