Menuju konten utama

Ribut Soal Debat, Kedua Timses Sepakat Tertibkan Internalnya

"Memang kami sadari, banyak hal yang sebetulnya tidak untuk dipublikasi namun terungkap ke publik, jadi kacau balau," kata Aria Bima

Ribut Soal Debat, Kedua Timses Sepakat Tertibkan Internalnya
Ketua KPU Arief Budiman bersama Direktur Perencanaan Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ario Bimo, dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Priyo Budi Santoso bergandeng tangan seusai melakukan rapat persiapan debat pasangan calon presiden dan wakil presiden di Gedung KPU, Jakarta, Jumat (28/12/2018). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

tirto.id - Kedua tim sukses pasangan capres-cawapres sepakat untuk menertibkan masing-masing internalnya dalam menyikapi isu-isu liar yang berkaitan dengan pelaksanaan debat capres-cawapres.

Perwakilan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima dan perwakilan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso, dalam konferensi pers bersama KPU menyesalkan banyak rekan-rekannya yang berkomentar asal tentang teknis debat. Padahal menurut Aria mereka yang berkomentar ini tidak pernah mengikuti rapat membahas teknis debat dengan KPU.

"Memang kami sadari, banyak hal yang sebetulnya tidak untuk dipublikasi namun terungkap ke publik, jadi kacau balau. Nanti saya dan mas Priyo akan menertibkan," ujar Aria Bima di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).

Aria menambahkan, ia akan menjelaskan kepada rekan-rekannya mana saja yang menjadi kesepakatan dalam rapat membahas debat.

"Saya pun juga akan memberikan aturan main mana yang masuk ranah publik dan mana yang menjadi bagian konsensus kesepakatan kita," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso juga mengakui adanya pihak-pihak dari internalnya yang mencoba menyalahkan KPU atas semua keputusan yamg diambil KPU bersama perwakilan kubu paslon. Untuk itulah, Priyo meminta KPU untuk memaklumi hal ini sebagai buah dari demokrasi.

"Bahwa kemudian ada penilaian agak miring ke sana dan kesini ya mungkin itu terjemahan yang terlalu kreatif dari beberapa lini," pungkas Priyo.

Setidaknya ada tiga keputusan KPU yang memunculkan polemik di publik, yakni soal keputusan KPU memberikan kisi-kisi pertanyaan dari panelis kepada setiap paslon, keputusan KPU tidak memfasilitasi penyampaian visi misi, serta masalah berkurangnya jumlah panelis dari delapan menjadi enam orang saja.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Nur Hidayah Perwitasari