Menuju konten utama

RI Kedatangan 3,36 Juta Dosis Vaksin 3 Merk Berbeda dalam Sehari

Tiga merk vaksin yang datang pada 10 September 2021 adalah merk Pfizer, CoronaVac, dan AstraZeneca.

RI Kedatangan 3,36 Juta Dosis Vaksin 3 Merk Berbeda dalam Sehari
Kedatangan Vaksin Tahap ke-37 (16/08/2021). FOTO/kominfo.go.id

tirto.id - Pada 10 September 2021 pemerintah Republik Indonesia (RI) menerima kedatangan 3,36 juta vaksin COVID-19 yang terdiri dari vaksin merk Pfizer, CoronaVac, dan AstraZeneca. Dengan tambahan kedatangan vaksin in maka total Indonesia telah menerima 229.615.290 dosis vaksin, baik dalam bentuk bulk maupun yang telah jadi.

Total vaksin yang tiba di Indonesia pada hari tersebut berjumlah 3.369.690 dosis dengan rinciannya yang pertama adalah vaksin Pfizer berjumlah 639.990 dosis berupa vaksin jadi. Vaksin ini tiba pukul 09:15 WIB yang merupakan kedatangan vaksin tahap ke-52.

Kemudian kedatangan tahap ke-53 berupa 2.079.000 dosis CoronaVac atau kerpa disebut Sinovac, lalu vaksin AstraZeneca dengan jumlah 615.000 dosis yang merupakan vaksin jadi, yang tiba pukul 10:10 WIB dan tahap ke-55 juga vaksin AstraZeneca dalam bentuk jadi berjumlah 358.700 dosis.

"Vaksin AstraZeneca ini merupakan bantuan dari pemerintah Perancis melalui mekanisme COVAX," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam siaran pers, Jumat (10/9/2021).

Menurut Menlu, kedatangan vaksin hibah dari Pemerintah Perancis ini merupakan tahap pertama dukungan kerja sama dose-sharing dari total komitmen 3 juta dosis.

"Atas nama pemerintah Indonesia saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah Perancis atas solidaritas dan persahabatannya," kata Retno.

Saat ini kata Retno masih terjadi ketimpangan distribusi vaksin di seluruh dunia. Dia memaparkan, 5,5 miliar dosis vaksin telah disuntikkan. Sebanyak 80 persen di antaranya di negara berpendapatan menengah dan tinggi. WHO menargetkan 10 persen populasi setiap negara telah divaksinasi hingga akhir September 2021 ini. Menlu Retno menilai, target WHO ini bisa dicapai oleh negara berpenghasilan tinggi. Sedangkan untuk ada negara berpendapatan rendah, saat ini belum ada yang mencapai target 10 persen.

Dia mengutip penelitian The Economist yang menyebutkan, tanpa redistribusi surplus vaksin dari negara maju 1 sampai 2, 8 juta bisa melayang. Untuk itu kedepannya, doses sharing akan menjadi penting. Menlu mengatakan, Dirjen WHO mengharapkan komitmen dose sharing segera dipenuhi paling lambat akhir September 2021. COVAC pun mengeluarkan pernyataan serupa bahwa dose sharing dapat dilakukan dalam skala lebih besar.

"Target COVAC untuk menyalurkan 2 miliar dosis pada akhir 2021 menghadapi kendala. Termasuk larangan ekspor, kelangkaan pasokan dibanding permintaan, dan keterlambatan regulatory approval," ujarnya.

Dia mengingatkan masih banyak tantangan yang harus dilalui sebelum 'peperangan' ini dapat dimenangkan. Menlu memastikan mesin diplomasi Indonesia akan terus bergerak dengan kecepatan penuh agar kebutuhan vaksin nasional dapat terpenuhi. Dengan tetap menyuarakan akses yang adil terhadap vaksin untuk semua negara.

"Dukungan rakyat Indonesia dengan melakukan vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan sangat diperlukan. Ayo vaksinasi, dan kita jalankan protokol kesehatan. Insya Allah dengan ikhtiar kita semua dan kerja keras bersama, kedisiplinan, dan persatuan kita dapat keluar dari pandemi," kata Menlu.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Maya Saputri