Menuju konten utama

RI Diyakini Tak Resesi, IPO di 2023 Diproyeksi Tetap Ramai

Ketidakpastian ekonomi pada 2023 diproyeksi tidak akan mengganggu rencana ekspansi perusahaan nasional melalui penerbitan saham perdana (IPO).

RI Diyakini Tak Resesi, IPO di 2023 Diproyeksi Tetap Ramai
Minat IPO diproyeksi tetap ramai pada 2023.

tirto.id - Mendekati tahun penuh ketidakpastian pada 2023, ekonomi nasional diperkirakan masih tumbuh positif meski dengan tingkat pertumbuhan lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Kondisi tersebut diproyeksi tidak akan mengganggu rencana ekspansi perusahaan nasional yang mengincar penggalian pendanaan melalui melalui penerbitan saham perdana (initial public offering/IPO), baik untuk kepentingan pembiayaan kembali (refinancing) maupun ekspansi.

“Antusiasme IPO sejauh ini masih bagus, kami sekarang menyiapkan rencana IPO lima perusahaan untuk tahun depan,” tutur Managing Director (Direktur Pelaksana) Investment Banking PT Mandiri Sekuritas Harold Tjiptadjaja kepada Tirto, di sela SOE International Conference di BNDCC Nusa Dua, Bali, Selasa (18/10/2022).

Kebanyakan perusahaan yang meminati pelepasan saham di bursa tersebut, lanjut Harold, bergerak di sektor energi. Dia belum bersedia mengungkapkan detail emiten sektor lain yang juga berencana melepas sahamnya pada tahun depan.

Namun dia memastikan bahwa, tahun depan bukanlah tahun bagi perusahaan rintisan teknologi (startup) untuk unjuk gigi. “Startup dan perusahaan teknologi tidak ada yang berencana ekspansi di tengah situasi yang berat pada tahun 2023,” jelas Harold.

Ekonom Senior Chatib Basri mengatakan, profil ekonomi Indonesia yang tidak terlalu besar bergantung pada ekspor menjadi semacam penyelamat ketika menghadapi gejolak perekonomian global tahun depan.

“Porsi ekspor kita terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kan kecil, tidak sampai 20 persen. Jadi sekiranya pasar global anjlok, ya dampaknya terhadap angka PDB tidak terlalu besar, selama konsumsi masyarakat bisa dijaga,” tuturnya, Senin malam tadi (17/10/2022).

Oleh karena itu, lanjut dia, kekhawatiran mengenai prospek ekonomi dunia pada tahun depan tidak akan memukul ekonomi Indonesia hingga mengalami resesi. “Kalaupun ada tekanan, maka persentase pertumbuhannya yang berkurang, katakanlah 2,5 persen atau 3,5 persen, tetapi tidak sampai minus.”

Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 dari menjadi 2,7 persen dari sebelumnya 2,9 persen. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini tidak berubah, yakni pada 3,2 persen.

Baca juga artikel terkait RESESI EKONOMI 2023 atau tulisan lainnya dari Arif Gunawan Sulistiyono

tirto.id - News
Penulis: Arif Gunawan Sulistiyono
Editor: Anggun P Situmorang