Menuju konten utama

RI Bisa Banding di WTO Terkait Label Negara Maju oleh AS

Label negara maju dari AS harus ditolak dan pemerintah Indonesia disarankan untuk mengajukan banding ke WTO.

RI Bisa Banding di WTO Terkait Label Negara Maju oleh AS
Pekerja menjemur perut ikan (hipio) di Desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (13/2/2020). Pengusaha mengatakan permintaan ekspor hipio ikan remang dari beberapa negara di Asia timur mengalami penurunan drastis hingga 80 persen akibat merebaknya wabah virus Corona. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wsj.

tirto.id - Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengungkapkan, Indonesia harus menolak lebel negara maju tersebut.

"Saya mengusulkan agar kita memang menolak keputusan AS dan melakukan banding di sidang WTO. Negara yang digugat tidak hanya Indonesia tapi ada juga ada India, Afrika Selatan dan beberapa negara lain yang selama ini memiliki dampak [membuat neraca dagang AS defisit]," kata dia kepada Tirto, Senin (24/2/2020).

Amerika Serikat (AS) lewat Kantor Perwakilan Perdagangan atau Office of the US Trade Representative (USTR) di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengeluarkan Indonesia dari daftar negara-negara berkembang. Sebagai gantinya Indonesia dinilai masuk daftar negara maju yang dianggap sudah mandiri.

Menurut Tauhud, Cina dan Singapura pernah menolak lebel negara maju dari AS, kKarena tak berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan, status negara berkembang di keanggotaan WTO memang memberikan banyak keuntungan.

Misalnya, negara berkembang bisa mendapatkan tarif bea masuk yang lebih rendah untuk saat mengekspor komoditas mereka ke negara-negara maju.

Selain itu, negara berkembang bisa menetapkan waktu lebih lama untuk menerapkan aturan kesepakatan perdagangan bebas. Kemudian, ada keistimewaan bagi negara berkembang berupa kebijakan untuk melindungi industri dalam negeri dan mempertahankan subsidi.

"Intinya, perubahan status menjadi negara maju ini membuat Indonesia tidak lagi menerima perlakuan istimewa dalam perdagangan dengan AS, misalnya bea masuk rendah dan bantuan perdagangan lainnya," kata dia.

Ia menduga, AS telah meyelidiki terkait keringanan bea tarif masuk tarif yang diberikan pada negara berkembang seperti RI.

"Apakah akal-akalan supaya negara berkembang itu lebih murah dibandingkan negara lainnya. Apakah ada pengenaan subsidi atau ada intervensi yang berlebihan, ataupun ada fungsi negara yang membantu untuk memfasilitasi produk-produk tersebut. Nah ini yang kata saya tak fair. Karena itu pemerintah harus memberikan bantuan hukum di sidang [WTO]," jelas dia.

Tak hanya Indonesia yang ditetapkan sebagai negara maju. Amerika juga mencoret beberapa negara dari daftar negara berkembang yang berasal dari anggota G20, seperti Argentina, Indonesia, Brazil, India, dan Afrika Selatan. Lalu ada negara-negara tetangga Indonesia yaitu Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

Baca juga artikel terkait NEGARA BERKEMBANG atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali