Menuju konten utama

RI Antisipasi Masuknya 3 Varian Baru COVID-19: Lambda, Mu, & C.1.2

Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, tiga varian baru COVID-19 disebut memiliki kemampuan menghindari sistem imun manusia.

RI Antisipasi Masuknya 3 Varian Baru COVID-19: Lambda, Mu, & C.1.2
Warga Negara Asing (WNA) melakukan validasi dokumen penerbangan di area Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (23/7/2021). ANTARA FOTO/Fauzan/aww.

tirto.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini Indonesia sedang mengantisipasi masuknya tiga varian baru virus COVID-19. Dalam sejumlah penelitian, tiga varian baru ini disebut memiliki kemampuan menghindari sistem imun manusia.

“Sebagai antisipasi kita mengamati ada 3 varian baru, pertama ada Lambda, kedua Mu, ketiga varian C.1.2,” kata Budi saat rapat dengan Komisi IX DPR RI, Senin (13/9/2021).

Varian Lambda dan Mu sudah dimasukan kategori varian of interest (VOI) oleh WHO, dan keduanya sudah ditemukan di Amerika Selatan. Lambda sudah ditemukan di 42 negara, Mu lebih cepat ada di 49 negara.

“Analisa secara scientific masih dilakukan. Apa dampaknya, tapi yang paling sering keluar di jurnal-jurnal adalah bahwa kedua varian ini [Lamda dan Mu] memiliki kemampuan untuk menghindari sistem kekebalan tubuh kita, sehingga efektivitas dari vaksin yang diberikan akan menurun,” kata Budi.

Sedangkan varian C.1.2. yang ditemukan di Afrika Selatan, kata Budi banyak ilmuwan khawatir dengan varian ini.

“Kenapa ilmuwan sangat khawatir terhadap varian ini. Karena varian ini mutasinya banyak sekali sama seperti yang lainnya, bisa menghindari sistem kerja imunitas kita yang sudah terbentuk berdasarkan varian-varian sebelumnya,” ujarnya.

Varian-varian baru ini kini diantisipasi penyebarannya. Sebab jika dilihat berdasarkan varian baru sebelumnya yakni varian Delta, begitu masuk kemudian mendominasi penularan dan menyebar dengan cepat.

“Kita bisa lihat masuknya varian baru kalau ini tidak terjaga dengan baik di awal akan bisa menyebar dengan cepat dan menguasai landscape dari varian-varian yang ada,” ujarnya.

Oleh karena itu kata Budi penting untuk menjaga perbatasan dan pintu masuk internasional dengan memperketat entry dan exit test, termasuk mendisiplinkan proses karantina.

“Yang perlu kita jaga adalah bahwa pintu masuk kemarin [pada saat masuknya] Delta kemarin kita agak kebobolan, karena kita lupa menjaga dari sisi lautnya, sehingga banyak kapal-kapal pengangkut barang yang masuk ke Indonesia dari India. Krunya saat mendarat diizinkan keluar sehingga menularkan,” kata Budi.

Jika dilihat dari sejumlah pintu masuk, bandara memiliki entry test yang lebih baik kata Budi. Hampir semua bandara kecuali Bandara Kuala Namu yang testingnya menurut Budi sudah bagus.

“Walaupun entry test baik tapi yang masih menjadi catatan adalah exit test yang dilakukan setelah masa karantina. Karena kita lihat datanya tetap saja ada yang lolos,” katanya.

Sementara yang perlu jadi perhatian adalah entry test dari pintu darat dan laut. Terutama yang memiliki lalu lintas yang tinggi. Budi mencontohkan jalur darat di Kupang dan Kalimantan Utara yang jadi pintu masuk dari Malaysia.

Dalam paparannya data menunjukkan ada 42.228 orang yang masuk jalur darat dengan entry test 86 persen dan exit test 0,06 persen. Sementara dari jalur laut 29.342 orang yang masuk dengan persentase entry test 65 persen, dan exit test 28 persen.

Baca juga artikel terkait VARIAN BARU COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto