Menuju konten utama

Revolusi Ponsel Pintar Masa Depan Dimulai dari Gim

Sepuluh tahun lalu, desain ponsel masih berpijak pada kebutuhan kalangan bisnis. Kini mulai menyesuaikan dengan gim.

Revolusi Ponsel Pintar Masa Depan Dimulai dari Gim
Orang Indonesia bermain "Pokemon Go" di Jakarta, Indonesia, Senin, 18 Juli 2016. AP / Achmad Ibrahim

tirto.id - Sepuluh tahun silam, perkembangan industri ponsel pintar didorong oleh tuntutan memenuhi kebutuhan kalangan profesional. Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi ponsel pintar, tuntutan itu kini telah bergeser.

Siapa tak kenal BlackBerry? Pada 2007-2008 silam, ponsel pintar dengan kibor fisik itu meraja dan membuat hampir seluruh industri ponsel berusaha membeo kesuksesannya. BlackBerry berhasil menyasar kalangan profesional yang butuh ponsel yang aman dan nyaman untuk mengetik dan mengakses dokumen kerja.

Kala itu, Microsoft cukup moncer dengan Windows Mobile-nya yang membawa pengalaman komputer dekstop ke perangkat mobile, meski masih tampak canggung. Dilansir dari BGR, Windows Mobile bahkan diklaim menguasai 42 persen pasar ponsel pintar di Amerika Serikat. Saat itu, mereka tengah mempersiapkan transisi dari Windows Mobile menuju Windows Phone.

Google bahkan mendesain ponsel Android pertama mereka sesuai citra produk unggulan dua perusahaan tersebut. Hasilnya? HTC Dream yang dirilis pada 2008 memiliki kemiripan bentuk dengan ponsel-ponsel keluaran BlackBerry dan sedikit mirip Windows dalam tampilan perangkat lunaknya.

Persaingan itu berjalan lambat sampai kedatangan Apple dengan iPhone-nya. Sejak itu, kompetisi ponsel pintar meroket. Perkembangan teknologi di industri ini pun turut melesat sesuai permintaan pasar yang makin menggila.

Sepuluh tahun silam, ponsel pintar ngos-ngosan saat mengolah dokumen Word. Kini, orang dapat melakukan hampir apapun dengan ponsel pintar.

Industri ponsel pintar hari ini tak lagi digerakkan oleh permintaan dari kalangan bisnis semata. Salah satu permintaan paling potensial datang dari segmen pasar yang mungkin tak disangka-sangka: pasar gaming. Faktor inilah yang diprediksi menjadi elemen pendorong perkembangan teknologi ponsel pintar di masa depan.

Melesatnya Gim Mobile

Berdasarkan laporan perusahaan riset pasar Newzoo, gim mobile akan tumbuh dari segmen gim paling sederhana pada 2012 menjadi industri bernilai 100 miliar dolar AS pada 2021.

Untuk tahun 2018 sendiri, pasar gim mobile global diprediksi akan menghasilkan pendapatan sekitar 70,3 miliar dolar AS. Dengan nilai tersebut, untuk pertama kalinya lebih dari separuh pendapatan global semua gim berasal dari segmen mobile.

Sebanyak 80 persen dari total pendapatan tersebut, atau sebesar 56,4 miliar dolar AS, berasal dari perangkat ponsel pintar, sementara 20 persen sisanya dari perangkat tablet.

Di Indonesia sendiri, presentasi perempuan dan laki-laki yang memainkan gim mobile hanya beda tipis. Berdasarkan riset teranyar POKKT dan Decision Lab berjudul “The Power of Mobile Gaming in Indonesia” yang dirilis 17 Oktober lalu, basis pemain gim di Indonesia terdiri dari 49% pengguna ponsel laki-laki dan 51% pengguna ponsel perempuan.

Laporan yang sama menyatakan sebanyak 64 persen pengguna ponsel pintar yang berusia 16 hingga 34 tahun adalah pemain gim mobile. Yang menarik, ternyata banyak ibu-ibu yang gemar memainkan gim mobile. Laporan POKKT menyatakan bahwa sebanyak 56% ibu dengan anak di bawah usia 10 tahun sering bermain gim mobile.

Indikator-indikator tersebut menunjukkan pangsa pasar dari gim mobile sesungguhnya sudah tidak lagi terbatas pada kalangan-kalangan tertentu dan sudah menyasar segmen masyarakat yang lebih luas.

“Studi terbaru kami mengungkapkan bahwa ... gim mobile kini telah jadi mainstream,” jelas Aske Østergård, founder Decision Lab, kepada para wartawan di acara Mobile Marketing Association (MMA) Forum, di Jakarta.

Selain itu, sebanyak 68 persen pengguna ponsel pintar mengatakan bermain gim beberapa kali dalam sehari. Pengguna ponsel juga menghabiskan 25 persen dari waktu mereka menggunakan ponsel untuk bermain gim, tertinggi dibandingkan aktivitas lainnya. Penggunaan sosial media menyusul dengan persentase 17 persen.

Kepopuleran gim-gim kelas AAA seperti PUBG mobile, Fortnite mobile, serta sejumlah permainan Multiplayer Online Battle Arena mobile seperti Mobile Legends:Bang Bang, Arena of Valor serta Onmyoji Arena dalam beberapa tahun terakhir semakin menegaskan bahwa gim mobile sudah merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan digital masyarakat dunia. Sebelumnya, gim-gim tersebut hampir mustahil dimainkan di ponsel pintar.

PUBG mobile, misalnya, telah diunduh lebih dari 100 juta kali di Play Store. Angkanya tak beda jauh dari gim Mobile Legends.

Gim-gim kelas AAA ini membutuhkan spesifikasi teknis yang tidak sembarangan dan menjadi bagian dari segelintir aplikasi di Appstore maupun Playstore yang dapat menggunakan seluruh potensi ponsel pintar yang ada saat ini.

Pada saat bersamaan, perkembangan gim-gim tersebut juga kian menuntut spesifikasi ponsel yang lebih mutakhir. Walhasil, situasi ini membuat industri teknologi ponsel pintar semakin terpacu untuk mengejar inovasi.

Infografik Industri mobile gaming di indonesia

Peluang Pasar

Sejumlah pabrikan teknologi telah melihat peluang segmen mobile gaming yang makin luas dan mengklaim dalam strategi penjualan perusahaan masing-masing bahwa ponsel-ponsel pintar mereka mampu memainkan gim-gim berat.

Samsung, misalnya, dalam materi promosi mereka untuk lini Galaxy Note 9—ponsel yang sesungguhnya ditujukan untuk segmen pebisnis dan kreator media— mengiklankan perangkat tersebut sebagai ponsel ramah gim dengan baterai serta sistem pendinginan yang mumpuni, demikian lansir CNBC.

Pabrikan teknologi lainnya pun tak mau ketinggalan. ASUS malah mengeluarkan ponsel yang didesain khusus untuk bermain gim melalui lini ROG Phone pada October lalu.

Demikian pula Razer, pabrikan yang fokus pada pembuatan aksesoris dan laptop gim ini ikut terjun dalam industri ponsel pintar dengan lini Razer Phone-nya. Perusahaan ini memang telah mengakuisisi produsen ponsel pintar Nexbit pada awal 2017 lalu.

Fitur-fitur seperti desain yang lebih mantap digenggam ketika bermain, layar dengan refresh rate lebih baik, serta sistem pendingin yang menggunakan teknologi vapor chamber menjadi jualan dua pabrikan tersebut. Sayangnya, desain kedua ponsel tak cukup lazim bagi mereka yang tidak suka dengan tampilan yang terkesan berlebihan.

Salah satu pabrikan lain yang baru-baru ini ikut memproduksi lini ponsel gim adalah OnePlus. Saudara Oppo dan Vivo tersebut itu baru saja meluncurkan OnePlus 6T pada 29 Oktober lalu.

Dalam acara launching OnePlus 6T di AS, OnePlus menyoroti kemampuan gaming OnePlus 6T yang diklaim lebih stabil daripada Note 9 berkat penyiasatan khusus pada perangkat lunak dan keras ponsel pintar tersebut.

Tidak hanya itu, mereka juga menjual fitur gaming bernama Smart Boost yang diklaim dapat meningkatkan kinerja ponsel ketika bermain gim.

“Kami percaya kami membuat perangkat yang memiliki pengalaman pengguna terbaik dalam kinerja, yang akan memberikan pengalaman bermain terbaik,” kata Kyle Kiang, kepala Global Marketing OnePlus, sembari menambahkan bahwa loading time gim seperti PUBG dapat berjalan 20 persen lebih cepat di 6T.

Gencarnya kompetisi perusahaan-perusahaan raksasa teknologi mempromosikan kemampuan gaming produk-produk mereka menunjukkan bahwa pasar gaming telah mengerek teknologi ponsel pintar ke tingkat yang lebih tinggi. Sebuah tanda bahwa era teknologi memang telah berubah.

Baca juga artikel terkait MOBILE GAME atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Teknologi
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Windu Jusuf