Menuju konten utama

Review One Piece 942 & Prediksi Chapter 943: Drama Eksekusi Yasuie

Di One Piece 942, Yasuie alias Tonoyasu menjalani eksekusi. Ia ditembak berkali-kali oleh Orochi.

Review One Piece 942 & Prediksi Chapter 943: Drama Eksekusi Yasuie
Cover Film One Piece. FOTO/wikipedia

tirto.id - One Piece Chapter 942 berjudul “Hakumai Daimyou , Shimotsuki Yasuie” dirilis pada Senin (13/5/2019). Chapter ini menceritakan sekilas tentang masa lalu Yasuie dan hal-hal yang diperbuatnya sampai waktu eksekusinya oleh Orochi tiba.

Chapter 942 ini merupakan chapter ketiga yang berfokus pada kisah Yasuie, dimulai dari Chapter 940, "Hangyaku no Hidane" ketika Tonoyasu, nama samaran Yasuie, berjanji akan terlibat dalam pertempuran melawan Orochi. Sementara, di Chapter 941, "Ebisu-cho no Ninkimono", identitas sebenarnya Yasuie diungkapkan oleh Fukurokuju kepada Orochi, yang segera membuka eksekusi Yasuie untuk ditonton seluruh rakyat Wano.

Masa Lalu Yasuie dengan Oden

Awal Chapter 942, Oda menampilkan suasana di Distrik Hakumai lebih dari 20 tahun lalu. Di sana terdapat pelabuhan yang merupakan satu-satunya pelabuhan resmi yang ada di Wano untuk "berinteraksi" dengan dunia luar. Wano saat itu masih dipimpin Shogun Kozuki Sukiyaki.

Kozuki Oden, yang seharusnya menjadi pewaris tahta Kozuki Sukiyaki, terlibat pembicaraan dengan Yasuie. Ia menyatakan, sudah diusir dari istana oleh sang ayah. Bahkan, mengompori Yasuie, bahwa jika nanti Sukiyaki meninggal, maka Yasuielah yang akan menjadi shogun, bukan dirinya yang merupakan keturunan langsung Sukiyaki.

Ucapan Oden yang terkesan seenaknya dan bebas ini membuat Yasuie mengingatkannya, bahwa Odenlah yang kelak akan menjadi shogun. Namun, Oden menegaskan, baginya Wano sebagai negara yang menerapkan politik isolasi dari dunia luar, terlalu sempit. Ia ingin mengarungi samudera yang luas.

Jika melihat penampilan Yasuie dalam flashback ini, wajar jika ia "dilupakan" oleh Shinobu dan Kanjuro. Wajah Yasuie ketika itu terlihat sangat serius, dan rambut landaknya tampak mencolok. Sementara itu, ketika menyamar sebagai Tonoyasu, wajahnya demikian ceria.

Oden sendiri kelak akhirnya benar-benar mengarungi samudera bersama sang raja bajak laut, Gol D. Roger. Ia kemudian disebut tewas dengan keadaan direbus, sesuai namanya "oden", jenis masakan Jepang yang penyajiannya berupa bahan-bahan tertentu yang direbus dengan kuah.

Taktik Akhir dari Sang Daimyo

Setelah identitas Tonoyasu terungkap, banyak rakyat Wano yang datang ke tempat eksekusinya di Distrik Rasetsu. Termasuk, rakyat yang berasal dari Hakumai, distrik yang pernah dikuasainya. Sementara itu, rakyat Ebisu yang selama ini selalu dibantu Tonoyasu, juga bergegas.

Sebelum dieksekusi, Yasuie menyangkal dirinya adalah Ushimitsu Kozou (Witching Hour Boy). Ia mengaku sengaja mengaku-ngaku sebagai Ushimitsu Kozou karena ingin mencuri perhatian dan tahu bahwa dirinya akan mati.

Ucapan Yasuie ini mengandung dua kemungkinan. Bisa saja ia hanya sekadar berdalih, atau memang dia dan Ushimitsu Kozou memang orang yang berbeda.

Dalam tradisi Jepang, dalam sehari, waktu dibagi ke dalam waktu-waktu binatang. Dalam hal ini, waktu sapi (ushi no koku) adalah pukul 01.00 hingga 03.00 dini hari. Sementara itu, Yasuie tertangkap pada tengah malam, yang berarti masih pada waktu tikus atau ne no koku (pukul 23.00 malam hingga 01.00 dini hari).

Keputusan Orochi yang akan menyiarkan eksekusi Yasuie sepertinya memang sudah Yasuie perkirakan sejak awal. Kesempatan itu dimanfaatkan Yasuie dengan sebaik-baiknya.

Pertama, Yasuie menceritakan kisah masa lalu untuk mempermalukan Orochi di depan masyarakat Wano. Yasuie mengatakan bahwa Orochi mendatanginya dan para Daimyo yang lain setelah kematian Oden untuk merebut posisi sebagai Shogun.

Dengan kekuatan Kaido yang disebut Yasuie sebagai monster, Orochi memang bisa menguasai Negeri Wano. Namun, di balik itu semua Orochi punya kelemahan. Yasuie menyebut Orochi sebagai pengecut karena ketakutan dan kepanikan berlebihan terhadap ramalan yang pernah dikatakan Toki, istri Oden.

Ucapan Yasuie itu memiliki dua maksud. Yang pertama, melemahkan kepercayaan anak buah Orochi kepada sang shogun.

Ketika Momonosuke dan para pengikutnya muncul kembali, Orochi bertindak dengan menangkap dan memenjarakan orang-orang memiliki tato bulan sabit di pergelangan kaki, padahal menurut Yasuie itu hanyalah desain populer zaman dahulu. Ucapan Yasuie membuat anak buah Orochi bingung harus berbuat apa kepada orang-orang yang sudah ditangkap tanpa alasan kuat.

Selain itu Yasuie ingin menjadikan kematiannya sebagai pertemuan awal aliansi yang akan bertarung melawan Orochi dan Kaidou. Sebelum tertangkap, Yasuie sudah memberikan arah ke lokasi pertemuan yang baru kepada para pengikut Oden. Lokasi itu tidak terdeteksi oleh kelompok Orochi. Kali ini, Momonosuke dan kawan-kawan punya kesempatan kembali membuka lembaran baru strategi menjatuhkan Orochi dan Kaido.

Prediksi 943

Di akhir Chapter 942, Shutenmaru, Kinemon, Zoro ada di sekitar lokasi eksekusi di Rasetsu. Momen tersebut bisa memantik pertarungan kecil sebelum pertarungan besar di pertarungan akhir nanti.

Selain itu, chapter selanjutnya bisa juga mengupas rahasia buah Smile yang pada akhir chapter 942 diceritakan sebagai perampas air mata warga Wano, khususnya Ebisu. Mereka akan terus tertawa meskipun ikut menyaksikan pujaan mereka sedang dieksekusi.

Zoro yang mendapati Hiyori menangis memeluknya, dan menceritakan fakta ini, mungkin saja akan menciptakan huru-hara di Rasetsu.

Baca juga artikel terkait ONE PIECE atau tulisan lainnya dari Nurcholis Maarif

tirto.id - Film
Penulis: Nurcholis Maarif
Editor: Fitra Firdaus