Menuju konten utama

Sinopsis Film Inhuman Kiss: Warisan Kutukan Mengerikan

Sinopsis Inhuman Kiss soal kisah horor Thailand tentang kutukan makhluk mengerikan. Berikut ulasan singkat film ini.

Sinopsis Film Inhuman Kiss: Warisan Kutukan Mengerikan
Ilustrasi Proyektor film pada latar belakang gelap dengan sinar terang / gambar kontras tinggi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sinopsis film Inhuman Kiss berkisah tentang seorang perempuan yang mewarisi kutukan mengerikan. Film Thailand bergenre drama horor ini mengusung judul original Sang Krasue yang tayang perdana pada 14 Maret 2019.

Disutradarai dan ditulis naskahnya oleh Sitisiri Mongkolsiri, dengan skenario dikerjakan Chookiat Sakveerakul, film ini sudah pernah tayang di bioskop Indonesia mulai 21 Agustus 2019 lalu.

Film Inhuman Kiss (2019) juga melibatkan sejumlah bintang muda Thailand. Phantira Pipityakorn, Oabnithi Wiwattanawarang, dan Sapol Assawamunkong, bergabung sebagai pemeran penting.

Film berdurasi 2 jam 2 menit ini tercatat meramaikan sejumlah festival film dunia, seperti: Far East Film Festival di Italia, Shanghai International Film Festival di China, Five Flavours Film Festival di Polandia, serta Festival de Cine Fantástico Universidad de Málaga di Spanyol.

Sinopsis Film Inhuman Kiss

Diawali dengan sejumlah anak yang tengah bermain petak umpet di dalam hutan, kisah horor lalu menjadi sajian utama film Inhuman Kiss. Salah satu dari mereka, Noi (Oabnithi Wiwattanawarang) merasa takut dan berkali-kali mengajak Sai (Phantira Pipityakorn) untuk pulang dari hutan.

Namun lantaran tak mau mendapatkan ejekan dari Jerd (Sapol Assawamunkong), Noi terpaksa memberanikan diri. Dalam persembunyiannya di dalam hutan, Noi dan Sai secara tidak sengaja menemukan sebuah rumah tua. Sai, gadis pemberani dan penuh rasa penasaran, lalu membuka sebuah kotak misterius yang mengeluarkan cahaya menyilaukan.

Usai beberapa tahun berlalu, Sai sudah menjadi gadis cantik yang bekerja di tempat pelayanan kesehatan di desanya. Sementara Noi diceritakan meninggalkan desa untuk merantau ke kota.

Sedangkan Jerd menjadi pemuda yang kuat dan tampan. Ia sering mampir ke tempat Sai bekerja untuk membawakan makanan atau hanya sekadar menyapa. Tampak jelas bahwa Jerd menaruh hati kepada Sai.

Pada suatu pagi, Sai terbangun dengan penuh kejanggalan. Dia merasa sudah menutup kelambu dan jendela sebelum tidur, tetapi semua terbuka saat ia terbangun. Terlebih Sai juga mendapati sejumlah semburat merah di leher dan dadanya, dan memunculkan sedikit rasa sakit.

Naluri Sai mengatakan ia harus pergi ke rumah tua di dalam hutan. Sai lalu pergi dengan ditemani Jerd. Tanpa diduga, di sana mereka lantas bertemu dengan Noi.

Belakangan diketahui bahwa Noi kembali ke desa bersama para pemburu Krasue, makhluk jadi-jadian berwujud kepala terbang. Krasue mirip legenda hantu Kunyang di Indonesia.

Sejumlah kejanggalan mulai terjadi di desa. Satu per satu hewan ternak warga hilang dan mati. Awalnya hanya ayam, lalu kambing, dan sapi. Anehnya hewan-hewan tersebut mati dengan kondisi jeroan yang hilang atau rusak, sementara anggota tubuh lain utuh.

Sementara Sai merasakan keanehan di dalam dirinya semakin kentara. Dia juga mulai curiga jika makhluk Krasue yang menimbulkan masalah di desa adalah dirinya sendiri.

Pada suatu malam, Sai yang masih berada di balai pelayanan kesehatan merasa dadanya sangat sesak. Firasatnya mengatakan bahwa ia bakal segera berubah menjadi Krasue. Sai lantas bergegas pulang.

Curiga dengan tingkah Sai, Noi lalu mengikutinya. Dan dari tempat persembunyiannya, Noi sangat terkejut saat mendapati kepala terbang muncul dari kamar Sai. Tahu kenyataan itu, Noi berjanji kepada Sai akan merahasiakan hal tersebut dan berusaha mencari jalan keluarnya.

Inhuman Kiss (2019) sejatinya bukan sekedar film horror semata. Banyak konflik yang mewarnai kisahnya. Seperti kisah cinta Noi dan Sai yang membuat Jerd sakit hati. Serta kemunculan legenda Krahang yang merupakan musuh utama Krasue.

Inhuman Kiss tercatat sebagai film perdana Phantira Pipityakom. Namun, kepiawaiannya dalam membawakan karakter Sai, dianggap sebagai salah satu faktor yang memantik kesuksesan film ini.

Keberanian sutradara Mongkolsiri mengangkat kisah mitologi Thailand dengan balutan elemen lain juga patut diacungi jempol. Dengan elemen tambahan itu, ia dianggap mampu mempertahankan alur cerita agar tetap berjalan menarik.

"Meski pokok bahasannya berakar di mitologi tradisional Thailand, tetapi film ini memperkenalkan elemen baru yang membuat cerita tetap segar dan menarik," tulis South China Morning Post.

Sedangkan Bangkok Post menulis: "Ada beberapa kekurangan, tapi film ini tetap menyenangkan."

Film Inhuman Kiss (2019) mendapatkan skor cukup tinggi di Rotten Tomatoes, yakni mencapai 92 persen dari penonton umum. Sementara IMDb memberikan nilai 6,5/10 dari 1.268 penilai.

Film Inhuman Kiss saat ini sudah dapat ditonton melalui NetFlix.

Baca juga artikel terkait REVIEW INHUMAN KISS atau tulisan lainnya dari Ita Kunnisa Aniyavi

tirto.id - Film
Kontributor: Ita Kunnisa Aniyavi
Penulis: Ita Kunnisa Aniyavi
Editor: Oryza Aditama