Menuju konten utama

Restatement Lapkeu, Garuda Optimistis Bisa Untung pada Akhir 2019

PT Garuda Indonesia optimistis mendapatkan untung pada akhir tahun ini, usai BEI memutuskan Garuda melakukan restatement laporan keuangan kuartal I/2019.

Restatement Lapkeu, Garuda Optimistis Bisa Untung pada Akhir 2019
Pesawat Garuda Indonesia dilayani di landasan Bandara Narita Tokyo. FOTO/AP

tirto.id - Keputusan Bursa Efek Indonesia (BEI) agar Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk kuartal I/2019 disajikan ulang (restatement) telah ditindaklanjuti.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal menyampaikan, restatement tersebut juga telah dikorespondensi oleh Otorita Jasa Keuangan (OJK) dan stakeholder lainnya dalam memastikan kesesuaikan aturan dan prinsip compliance.

Lebih lanjut Fuad menegaskan, dengan penyajian ulang (restatement) laporan keuangan ini, tidak ada rasio-rasio yang dilanggar, dan penyajian ulang ini memperoleh pendapat "Wajar Tanpa Modifikasian".

"Sejalan dengan penyajian ulang laporan keuangan tersebut, Garuda Indonesia terus menunjukkan peningkatan kinerja dengan berhasil mencatatkan pertumbuhan positif pada Q1-2019 di mana Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar USD19,73 juta," kata Fuad, Jumat (26/7/2019)

Kinerja positif Garuda Indonesia sepanjang kuartal 1/2019 tersebut turut ditunjang oleh lini pendapatan layanan penerbangan berjadwal sebesar 924,93 juta dolar AS. Angka ini tumbuh sebesar 11,6 persen dibandingkan periode yang sama di kuartal I–2018 sebesar 828,49 juta dolar AS.

Selain itu, Garuda juga mencatatkan pertumbuhan signifikan pada kinerja pendapatan usaha lainnya sebesar 27,5 persen dengan pendapatan mencapai USD 171,8 juta.

"Sejalan dengan membaiknya kinerja Q1-2019 tersebut, kami juga optimis hal tersebut berlanjut hingga Q2 dan Q3 mengingat fundamental perseroan yang semakin membaik. Kami yakin dapat menjaga tren kinerja positif yang kami proyeksikan akan terus berlanjut hingga akhir tahun kinerja 2019", papar Fuad.

Namun, dalam materi paparan publik yang disampaikan lewat situs web BEI, emiten berkode GIAA tersebut melakukan penyesuaian pada indikator aset menjadi sebesar 4,328 juta dolar dari sebelumnya 4,532 juta dolar AS, turun 204 juta dolar AS.

Perubahan total indikator Aset tersebut diakibatkan oleh penyesuaian pada pencatatan piutang lain-lain yang menjadi susut 264,1 juta dolar AS. Sebelum restatement, piutang lain-lain kuartal I/2019 tercatat 283,3 juta dolar AS, sementara setelahnya turun menjadi hanya 19,7 juta dolar AS.

Aset pajak tangguhan juga mengalami penyesuaian menjadi 105,5 juta dolar AS dari sebelumnya 45,3 juta dolar AS.

Lebih lanjut, liabilitas perseroan pada penyajian kembalian laporan keuangan juga mengalami penyesuaian menjadi 3,537 juta dolar AS dari sebelumnya 3,561 juta dolar AS.

"Sementara itu, terkait putusan BPK terkait kerja sama Mahata Aero Teknologi, maka Citilink Indonesia selaku pihak yang berkontrak juga telah mengirimkan surat kepada pihak Mahata Aero Teknologi terkait pembatalan kerja sama tersebut," pungkas Fuad.

Baca juga artikel terkait GARUDA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno