Menuju konten utama

Respons Pertamina Usai Ahok Sebut Direksi Kerap Lobi Kementerian

Ahok melontarkan kritik kepada internal PT Pertamina terkait utang jumbo dan direksi yang kerap melobi kementerian.

Respons Pertamina Usai Ahok Sebut Direksi Kerap Lobi Kementerian
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (tengah) didampingi Dirut Nicke Widyawati (kanan) dan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman, berjalan meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan usai menemui Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin (9/12/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama.

tirto.id - PT Pertamina angka bicara mengenai kritik Basuki Tjahaja Purnama (BTP atau Ahok) sebagai komisaris utama mengenai bobroknya tata kelola perusahaan migas plat merah.

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan perseroan akan berupaya agar tiap langkah yang diambil merupakan keputusan yang bijak dan profesional seturut kemampuan perusahaan.

“Hal-hal yang bersifat corporate action dilakukan manajemen dalam rangka pertumbuhan perusahaan dan juga memastikan ketahanan energi nasional, tentu saja pastinya akan mempertimbangkan internal resources dan dilakukan secara prudent dan professional,” ucap Fajriyah, Rabu (16/9/2020).

Fajriyah mengatakan saat ini Pertamina tengah melakukan restrukturisasi. Direksi katanya sedang berupaya agar Pertamina bisa lebih adaptif dan kompetitif.

Setiap upaya yang dilakukan katanya juga dipastikan sesuai prosedur, transparan dan profesional. Salah satunya Pertamina juga menerapkan ISO 37001:2016 mengenai Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) oleh Pertamina dan Grupnya. Di samping itu juga kerja sama dengan PPATK dan juga institusi penegak hukum, serta pendampingan dengan KPK.

“Kami menghargai pernyataan Pak BTP sebagai Komut yang memang bertugas untuk pengawasan dan memberikan arahan,” ucap Fajriyah.

Adapun salah satu kritik Ahok berkaitan dengan utang yang dibuat oleh Pertamina. Dalam akun Youtube POIN, Senin (14/9/2020), Ahok mengaku kesal lantaran Pertamina kerap menambah utang bahkan salah satunya bernilai 16 miliar dolar AS.

Di samping itu ia juga mengeluhkan adanya permainan di tingkat direksi. Pertama mereka kerap melakukan lobi kepada kementerian. Kedua ia memperkarakan gaji pejabat di Pertamina yang tetap tinggi meski sudah bukan lagi anggota direksi.

Baca juga artikel terkait PT PERTAMINA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali