Menuju konten utama

Respons Mentan Soal Usul Moeldoko: Tiap Keluarga Pelihara Ayam

Kementerian Pertanian menanggapi kebijakan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang mengusulkan agar satu keluarga memelihara ayam untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.

Respons Mentan Soal Usul Moeldoko: Tiap Keluarga Pelihara Ayam
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

tirto.id -

Kementerian Pertanian menanggapi kebijakan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang mengusulkan agar satu keluarga memelihara ayam untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.

Ia mengatakan pemenuhan gizi anak bisa dilakukan dengan memberi asupan telur dari ayam yang dipelihara tersebut. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limmpo menjelaskan, pihaknya akan mendorong program tersebut.

"Saya kira ini kan pikirannya harus bagus. Kalau kita harus punya ayam 1 orang 1 itu berarti 260 juta ayam," jelas dia di Pelepasan Ekspor ayam olahan di PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk, Ancol Jakarta Utara, Minggu (24/11/2019).

Proses untuk pencegahan gizi buruk tak hanya bisa dilakukan oleh satu instansi. Perlu kolaborasi antar kementerian agar rencana ternak ayam yang dicanangkan pemerintah bisa sukses.

"Masalah pertanian peternakan perkebunan perikanan itu enggak bisa hanya dengan kementerian, bukan hanya dengan program, harus dengan gerakan. Kita harus kejar yang ada. Saya dengan Mendag enggak ada yang jalan sendiri," jelas dia.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Muzdalifah, mengatakan persoalan stunting ini berkaitan dengan pola konsumsi.

“Kami tinggal dorong saja, ayam itu ada di masyarakat,” kata dia.

Muzdalifah mengatakan dulu memang sudah ada program penyaluran ayam ke keluarga. Tapi untuk saat ini belum ada kabar soal itu.

“Ini kan programnya enggak mudah,” terang dia.

Baca juga artikel terkait KETAHANAN PANGAN atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri