Menuju konten utama

Respons Menko Airlangga Soal Ekonomi RI Hanya Tumbuh 2,97%

Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, angka itu sudah sesuai dengan proyeksi pemerintah.

Respons Menko Airlangga Soal Ekonomi RI Hanya Tumbuh 2,97%
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan wartawan terkait peluncuran situs resmi Kartu Prakerja di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (20/3/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pd

tirto.id - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97% pada kuartal I (Q1) tahun 2020. Menurut Airlangga, angka itu sudah sesuai dengan proyeksi pemerintah.

"Pertumbuhan ekonomi kita yaitu kuartal pertama seperti yang diperkirakan akibat pandemi covid 19 kita masih positif di kuartal pertama, 2,97 persen dan kita memproyeksikan di APBNP 2020 itu sekitar 2,3 persen. Oleh karena itu kita harus terus menjaga pertumbuhan," kata Airlangga usai rapat bersama Presiden Jokowi secara daring, Selasa (5/5/2020).

Airlangga mengatakan, segi konsumsi Indonesia kini turun 2,8 persen. Sementara itu, segi pembentukan modal maupun ekspor-impor Indonesia turun. Penurunan impor disebut mencapai minus 2,19 persen.

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q1 2020 hanya sebesar 2,97 persen, melambat dari posisi yang sama di tahun 2019 atau secara year on year (yoy) yang masih mencapai 5,07 persen.

Adapun angka yang diumumkan BPS ini jauh di bawah prediksi optimistis pemerintah di kisaran 4,5 persen. Prediksi ini diucapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat virtual bersama Badan Anggaran DPR RI, Senin (4/5/2020) lalu.

Airlangga mengatakan, angka pertumbuhan itu memang sudah sesuai perkiraan karena terjadi demand shock. "ini terefleksi dari tingkat konsumsi rumah tangga menurun, kegiatan ekspor impor juga menurun karena memang banyak negara yang dalam 'shut down'," jelasnya.

Kondisi serupa akan terjadi pada kuartal kedua, di mana pemerintah telah menerapkan PSBB untuk sejumlah wilayah guna mencegah penyebaran COVID-19.

"Sehingga pemerintah juga sedang mempersiapkan exit strategy dari pandemi covid19 itu sendiri agar masalah di kesehatan tidak merembet ke sektor-sektor lain," ujarnya.

Airlangga menyebut pelemahan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I ini sejalan dengan yang terjadi di 213 negara di global.

"Dan kita masih dalam posisi positif [pertumbuhan ekonomi]," ujarnya.

Di sisi lain, Airlangga menyampaikan inflasi April sebesar 0,08 persen, atau lebih rendah dibanding april tahun lalu. "inflasi year to years masih 2,57 dan lebih rendah daripada tahun lalu," kata Airlangga.

Sementara itu, harga komoditas menurut Airlangga masih terjaga. Ia mengatakan, harga terakhir beras medium Rp11.750, beras premium masih Rp12.700, gula pasir Rp18.050, tetapi ada yang mulai turun ke Rp17.000. Airlangga optimistis harga gula akan turun karena stok bulog yang masuk ke pasar.

"Diharapkan dengan stok bulog yang akan semakin banyak masuk ke pasar dan pengalihan dari sektor-sektor untuk masuk ke pasar diharapkan ini akan terus turun," Kata Airlangga.

Kemudian ada harga daging sapi Rp117.900, cabe rawit Rp34.700, cabe merah Rp30.600, bawang merah Rp48.000, kemudian bawang putih Rp38.700, minya curah Rp12.200.

"Dan Komoditas seperti minyak goreng kemasan, ayam, daging, dan telur ras relatif masih sama," tutur Airlangga.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti