Menuju konten utama

Respons Luhut ke KPK Soal Imbauan BUMN Waspada Investasi Cina

Luhut menyebut kewaspadaan terhadap negara asal investasi tidak hanya Cina, tapi dari negara mana pun.

Respons Luhut ke KPK Soal Imbauan BUMN Waspada Investasi Cina
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pidato pembuka saat diskusi nasional di gedung Konferensi Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/4). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/hp.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan merespons pernyataan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode M. Syarief agar BUMN waspada terhadap investasi dari Cina ke Indonesia.

Luhut mengatakan, sikap kehati-hatian tak perlu dibatasi pada negara Cina saja. Luhut pun menegaskan pemerintah akan selalu berhati-hati pada investasi yang berasal dari negara mana pun.

"Ya berhati-hati jangan dari Cina aja. Semua kita hati-hati," ucap Luhut kepada wartawan di Gedung Menko Kemaritiman, Jumat (10/5/2019).

Sebelumnya, Syarief meminta BUMN untuk berhati-hati menerima investasi dari Cina, karena Cina termasuk sebagai negara yang mudah memberi suap.

Menurut data KPK selama 2018 katanya, Cina menempati posisi pertama. Suap itu diberikan dengan alasan untuk memperoleh proyek di Indonesia.

Luhut juga menyinggung pemberantasan korupsi di Indonesia. Ia mengatakan, metode pemberantasan korupsi di Cina dapat dicontoh oleh Indonesia terutama menyangkut hukuman mati.

"Ini kalau mau belajar bagaimana berantas korupsi liat dari Cina itu. Tembak mati di sana," ucap Luhut.

Sebelumnya, Luhut sempat bertindak sebagai penanggung jawab investasi yang masuk dari Cina ke Indonesia.

Luhut bersama tim yang dibentuk dalam Global Maritime Fulcrum Task Force. Melalui tim itu, pemerintah memastikan potensi kesalahan dalam investasi itu tergolong kecil.

Kepada wartawan pada Rabu (8/5/2019) lalu, Luhut juga memastikan bahwa pemerintah hanya mengizinkan investasi secara business to business (b to b).

Hal ini menurutnya menjadi jaminan bahwa Indonesia tak akan 'dijual' dalam kesepakatan investasi itu.

"Hasil dari Beijing, saya hanya ingin ulangi, kita sampai hari ini tidak ada melakukan G to G, untuk proyek yang saya tangani. Karena saya ketua menyangkut investasi Tiongkok. Jadi kalau ada ketakutan seolah-olah Indo akan ada dijual segala macem, itu tidak terjadi," kata Luhut Rabu, (8/5/2019) lalu.

Baca juga artikel terkait INVESTASI ASING atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali