Menuju konten utama

Respons KPK Soal Rilis BPS Masyarakat Makin Permisif pada Korupsi

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menilai janggal bahwa masyarakat semakin tua justru semakin permisif terhadap korupsi.

Respons KPK Soal Rilis BPS Masyarakat Makin Permisif pada Korupsi
Wakil Pimpinan KPK Saut Situmorang memberikan keterangan kepada media terkait penetapan tersangka baru pada terduga kasus suap di gedung KPK, Jakarta, Rabu (31/1/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menanggapi hasil penelitian BPS mengenai Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) yang semakin turun. Saut optimistis Indonesia bisa bebas dari korupsi, meski saat ini masyarakat cenderung permisif dengan korupsi. Ia menilai janggal bahwa masyarakat semakin tua justru semakin permisif terhadap korupsi.

"Menarik ya itu hasilnya, makin tua usia kita makin permisif pada perilaku korup kok bukan terbalik ya, kok makin tua kita makin enggak waras ya?" kata Saut saat dihubungi Tirto, Selasa (18/9/2018).

BPS memaparkan hasil Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia pada 2018 berada pada angka 3,66. Dari angka tersebut, BPS menyatakan masyarakat Indonesia sudah mulai antikorupsi. Jika dibandingkan tahun lalu, IPAK turun tipis, di mana IPAK 2017 mencapai angka 3,71.

Selain itu, nilai indeks persepsi 2018 sebesar 3,86, meningkat 0,05 poin dibandingkan indeks persepsi tahun 2017 yakni 3,81.

BPS pun menyebut masyarakat dengan tingkat pendidikan lebih tinggi cenderung semakin antikorupsi. Pada 2018, IPAK masyarakat berpendidikan SLTP ke bawah sebesar 3,53; SLTA sebesar 3,94; dan di atas SLTA sebesar 4,02. Sementara itu, sikap permisif terhadap korupsi tertinggi pada masyarakat berusia 60 tahun atau lebih. Tahun 2018, IPAK masyarakat berusia 40 tahun ke bawah sebesar 3,65; usia 40-59 tahun sebesar 3,70; dan usia 60 tahun atau lebih sebesar 3,56.

Meskipun hasil survei BPS merilis semakin tua cenderung permisif terhadap korupsi, Saut menilai ada harapan Indonesia bebas korupsi di masa depan.

Ia memandang, generasi milenial akan menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia antikorupsi di masa depan. Ia berharap, milenial mau membawa semangat antikorupsi secara konsisten sehingga Indonesia bebas korupsi di masa depan.

"Jadi perlu upaya agar sustainability muncul. Yang muda saat ini nanti kalau sudah tua [sudah jadi pemimpin] tetap berintegritas," kata Saut.

"Ya paling tidak kalau milenialnya konsisten di masa depan usia negara kita 100 tahun nanti [2045] kita harus lebih bersih dari Singapura," pungkas Saut.

Baca juga artikel terkait ANTI KORUPSI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri