Menuju konten utama

Resesi Global 2023: Bagaimana Dampaknya dan Apa Penyebabnya?

Resesi global disebut akan memberikan dampak kepada harga minyak dan komoditas lainnya.

Resesi Global 2023: Bagaimana Dampaknya dan Apa Penyebabnya?
Ilustrasi Resesi Global. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Studi terbaru Bank Dunia memperkirakan, pada tahun 2023, dunia akan bergerak menuju resesi global. Selain itu, akan terjadi serangkaian krisis keuangan di pasar negara berkembang.

Menurut Bank Dunia, peristiwa itu terjadi karena bank sentral di seluruh dunia menaikkan suku bunga sebagai tanggapan terhadap inflasi.

Bank-bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan suku bunga di tahun ini dan trend tersebut diperkirakan akan berlanjut sampai tahun depan.

“Kekhawatiran mendalam saya adalah bahwa tren ini akan bertahan, dengan konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan orang-orang di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang,” kata Presiden Grup Bank Dunia David Malpass.

Namun di sisi lain, juru bicara IMF, Gerry Rice mengatakan, beberapa negara memang diperkirakan akan mengalami resesi di tahun 2023, tapi belum tentu akan terjadi resesi global secara lebih luas.

"Kami memperkirakan beberapa negara akan menghadapi resesi di tahun 2023. Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah itu akan menjadi resesi global yang meluas," kata dia ikutip Times of India.

Apa Dampak Resesi Global dan Penyebabnya?

Antara News melaporkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, resesi global akan memberikan dampak kepada harga minyak dan komoditas lainnya.

Menurut dia, negara yang akan berpotensi menghadapi resesi global sangat tinggi adalah Amerika Serikat dan Eropa karena tingginya angka inflasi. Dan hal itu, kata dia, direspons oleh kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas.

Sri juga menjelaskan, awalnya bank sentral di AS dan Eropa masih berpikir kalau inflasi itu cuma sebentar karena pandemi, tetapi mereka menjadi berubah pikiran setelah muncul perang Rusia dan Ukraina karena minyak dipakai untuk perang.

Menurut Sri, apabila negara maju mengalami resesi, maka permintaan minyak akan berkurang sehingga bisa menurunkan harga minyak menjadi 100 dolar AS per barel.

Sri mengatakan, konflik Rusia dan Ukraina juga menjadi faktor lain yang mempengaruhi harga minyak dan komoditas dunia. Sebab, perang bisa mengganggu pasokan karena Rusia sedang dalam embargo.

Baca juga artikel terkait RESESI GLOBAL 2023 atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya