Menuju konten utama

Rencana Harga BBM Naik Dinilai Ganggu Momentum Pemulihan Ekonomi RI

Ekonom menilai MyPetamina tidak akan efektif membatasi BBM subsi agar tepat sasaran.

Rencana Harga BBM Naik Dinilai Ganggu Momentum Pemulihan Ekonomi RI
Operator SPBU menunggu proses penyesuaian atau penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Dago, Bandung, Jawa Barat, Minggu (5/1/2020). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ama.

tirto.id - Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi meminta kepada pemerintah untuk menunda kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Pertimbangan itu penting agar momentum pencapaian ekonomi tahun ini tidak terganggu.

"Pemerintah sebaiknya jangan menaikkan harga Pertalite dan Solar pada tahun ini," kata Fahmy kepada Tirto, Senin (22/8/2022)

Fahmy menuturkan jika kenaikan Pertalite hingga mencapai Rp10.000 per liter, kontribusi terhadap inflasi diperkirakan mencapai 0.97 persen, sehingga inflasi tahun berjalan bisa mencapai 6,2 persen year on year (yoy). Dengan inflasi tersebut, dia menilai hal itu memperburuk daya beli dan konsumsi masyarakat. Kondisi itu akan menurunkan pertumbuhan ekonomi yang sudah mencapai 5,4 persen di kuartal II-2022.

Karena itu, dia berharap pemerintah fokus pada pembatasan BBM bersubsidi sekitar 60 persen yang tidak tepat sasaran. Karena MyPertamina menurutnya juga tidak akan efektif membatasi BBM agar tepat sasaran.

"Ini akan menimbulkan ketidakadilan dengan penetapan kriteria mobil 1.500 CC ke bawah yang berhak menggunakan BBM subsidi," ujarnya.

Dia menekankan pembatasan BBM subsidi paling efektif pada saat ini yaitu menetapkan kendaraan roda dua dan angkutan umum yang berhak menggunakan Pertalite dan Solar. Sementara di luar sepeda motor dan kendaraan umum, konsumen harus menggunakan Pertamax ke atas.

"Pembatasan itu, selain efektif juga lebih mudah diterapkan di semua SPBU," bebernya.

Lebih lanjut, dia mendesak kriteria sepeda motor dan kendaraan umum yang berhak menggunakan BBM dimasukan ke dalam Perpres No 191/ 2014 sebagai dasar hukum. Ketimbang hanya melontarkan wacana kenaikkan harga BBM subsidi.

"Pemerintah akan lebih baik segera mengambil keputusan dalam tempo sesingkatnya terkait solusi yang diyakini pemerintah paling tepat tanpa menimbulkan masalah baru," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya memberi sinyal Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga BBM pada minggu ini. Menurutnya pemerintah tidak bisa terus mempertahankan harga solar dan pertalite di harga saat ini.

"Itu modelling ekonominya saya kira sudah dibuat, nanti mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa, bagaimana, mengenai kenaikan harga ini," katanya dikutip Antara, Jakarta, Jumat (19/8/2022).

"Jadi Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan terus demikian, karena kita harga BBM termurah se-kawasan ini. Kita jauh lebih murah dari yang lain dan itu beban terlalu besar kepada APBN kita," tambahnya.

Baca juga artikel terkait KENAIKAN HARGA PERTALITE atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin