Menuju konten utama

Remaja Mabuk Rebusan Pembalut, Menteri PPPA Terjunkan Tim ke Jateng

"Isap-isap zat adiktif lainnya itu ada di seluruh Indonesia, terjadi seperti itu," kata Yohana.

Remaja Mabuk Rebusan Pembalut, Menteri PPPA Terjunkan Tim ke Jateng
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

tirto.id - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) merespons kasus remaja yang mabuk rebusan pembalut di Jawa Tengah dengan menerjunkan tim ke lapangan untuk mengetahui fakta kejadian.

"Iya, kami tetap mendampingi [korban mabuk rebusan pembalut]. Melihat hal-hal begitu tim kami yang ke lapangan, termasuk satgas-satgas perlindungan perempuan dan anak," kata Menteri PPPA Yohana Yembise usai memberikan kuliah umum di UGM, Yogyakarta, Jumat (9/11/2018).

Menurutnya, para remaja yang sengaja mabuk dengan air rebusan pembalut itu, sama halnya dengan kasus lain yang telah banyak terjadi.

"Isap-isap zat adiktif lainnya itu ada di seluruh Indonesia, terjadi seperti itu," ujarnya.

Oleh sebab itu, pihaknya menggencarkan program kabupaten/kota layak. Dengan program tersebut terdapat indikator bahwa anak-anak tidak boleh merokok dan mengonsumsi zat adiktif lainnya.

Selain melalui program tersebut, peran orang tua juga terus didorong untuk melindungi anak-anaknya. Pasalnya, kata Yohana dalam Undang-Undang Perlindungan Anak tercantum bahwa orang tua bertanggungjawab untuk menjaga anak-anak mereka.

"Semuanya itu ada dalam keluarga. Keluarga ini yang harus menjaga, melindungi anak-anak," kata dia.

Terlebih lagi, menurut Yohana, anak-anak saat ini memang menjadi incaran untuk menjual narkoba. Pasalnya, anak-anak dinilai cocok karena dapat lolos dengan mudah dari hukuman maksimal.

"Karena mangsa-mangsa, predator-predator ini mengetahui bahwa anak-anak itu mereka tidak ada hukuman mati. Mereka hanya mediasi diversi, langsung diloloskan," ujarnya.

Baca juga artikel terkait REBUSAN PEMBALUT atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Alexander Haryanto