Menuju konten utama

Rekomendasi Film dan Serial TV Netflix tentang Teknologi

Black Mirror: Season 5, Altered Carbon, Live, Death & Robots, iBoy, dan Ghost in the Shell adalah lima rekomendasi tontonan Netflix yang berkaitan dengan teknologi.

Rekomendasi Film dan Serial TV Netflix tentang Teknologi
Ilustrasi Netflix. FOTO/IStockphoto

tirto.id - Terdapat lima tontonan dari Netflix dengan tema utama teknologi, baik berupa serial televisi maupun film, yang dapat menjadi hiburan pada akhir pekan.

Lima tontonan rekomendasi Tirto kali ini menampilkan gambaran kemajuan teknologi yang memiliki dampak beragam. Dalam Black Mirror, pertanyaan tentang fungsi teknologi dalam masyarakat modern dicuatkan dengan cara yang unik. Sementara itu dalam Altered Carbon, teknologi ditampilkan mampu mewujudkan "impian" manusia: memunculkan kembali sosok yang tubuh fisiknya.

Berikut ini daftar tontonan Netflix rekomendasi Tirto dan ringkasannya.

1. Black Mirror: Season 5

Black Mirror adalah serial televisi karya Charlie Brooker yang pada 2019 sudah masuk ke musim kelima. Black Mirror menggambarkan upaya manusia dalam membangun hubungan di tengah-tengah aplikasi ponsel pintar, realitas maya, hingga kecerdasan buatan. Pertanyaan besar yang muncul adalah sejauh apa teknologi menjadi candu bagi manusia. Seperti musim-musim sebelumnya, akan banyak kejutan tak terduga dalam cerita.

Ketertarikan penonton terhadap serial ini juga akan bertambah dengan hadirnya para dan aktris papan atas seperti Anthony Mackie, Miley Cyrus, Yahya Abdul-Mateen II, Topher Grace, Damson Idris, Andrew Scott, Nicole Beharie, Pom Klementieff, Angourie Rice, Madison Davenport, dan Ludi Lin.

2. Altered Carbon

Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Richard K. Morgan, serial televisi Altered Carbon mengisahkan keadaan dunia pada 300 tahun mendatang. Saat itu teknologi sudah sangat maju. Kesadaran dan ingatan manusia, disebut stack, dapat disimpan secara digital dan dapat ditransfer ke tubuh baru.

Dalam kehidupan sebelumnya, Takeshi Kovacs (Joel Kinnaman dan Anthony Mackie) adalah prajurit elite antarplanet. Suatu hari, dia kalah dalam peperangan melawan rezim dunia baru sehingga kesadarannya dibekukan oleh musuh. Ia dihidupkan kembali untuk membantu memecahkan misteri di balik pembunuhan Laurens Bancroft, seorang konglomerat.

Dalam serial ini, banyak adegan drama yang intens, pertarungan, dan baku tembak. Altered Carbon menawarkan visualisasi menarik tentang peran teknologi dalam mewujudkan hidup baru setelah kematian, dengan mentransfer kesadaran seseorang ke tubuh yang berbeda.

Love, Death & Robots

Jika ingin melihat kombinasi genre fiksi ilmiah, fantasi, horor dan komedi dalam satu paket, serial Netflix Love, Death & Robots bisa jadi pilihan.

Koleksi animasi untuk dewasa dengan durasi setiap episode yang berkisar 5-20 menit ini mudah untuk ditonton, tetapi sulit untuk dilupakan. Premis utamanya ialah kehidupan di dunia futuristis, tempat robot hidup berdampingan dengan manusia.

Love, Death & Robots merupakan karya David Fincher, Tim Miller, Jennifer Miller, dan Josh Donen. Orang-orang di belakang serial ini merupakan animator kelas dunia. Setiap episodenya berdiri sendiri, dengan gaya animasi maupun tema yang beragam.

Beberapa kisah antara lain, berbagai skenario konyol kematian Hitler, segerombolan siborg perampok, sebuah peradaban aneh yang terbentuk di dalam kulkas, serta seorang astronot yang harus memilih antara hidup (tetapi kehilangan anggota tubuhnya) atau mati.

Semua kisah ini dilukiskan dengan gaya yang unik: mulai dari animasi 2D yang surealis dan penuh warna, hingga animasi 3D yang begitu mendetail sehingga kita serasa tengah menyaksikan serial yang diperankan aktor manusia.

4. iBoy

Seiring perkembangan zaman, penggunaan Augmented Reality (AR) kian marak. Sampai teknologi AR dipercaya akan berperan besar di kehidupan masa depan. Serial Netflix Original iBoy karya sutradara Adam Randall mengajak kita berimajinasi tentang wujud teknologi AR di puncak kematangannya.

Mulanya, Tom (Bill Milner), remaja 16 tahun yang baru saja sadar dari koma. Dia diberi tahu bahwa sejumlah serpihan dari ponsel pintarnya tak sengaja tertanam di otaknya, setelah sebuah insiden kekerasan yang juga melibatkan Lucy (Maisie Williams), gadis yang ia sukai di sekolah.

Sembari Tom memulihkan diri dan berupaya melanjutkan rutinitasnya, dunia serasa terjungkir balik. Dia kini dapat mengendalikan teknologi lewat pikirannya. Tidak hanya itu, Tom juga bisa memvisualisasikan proses kerja komputer dalam wujud AR.

Kisah berlanjut pada pilihan Tom untuk kembali ke hidupnya yang lama, atau membalas dendam atas perlakuan kelompok orang yang menyakiti temannya.

Tom akan membawa kita berimajinasi tentang kemungkinan munculnya siborg atau manusia setengah mesin -- dan seberapa dalam ponsel pintar bisa tertanam di serat-serat kehidupan kita.

Ghost in The Shell

Film Ghost in the Shell adalah adaptasi manga karya Masamune Shirow. Dalam film ini, teknologi ditampilkan tidak hanya berdampak positif untuk manusia, tetapi juga berdampak negatif ketika digunakan untuk terorisme. Dengan teknologi yang canggih, teroris dapat meretas pikiran.

Untuk menghentikan kejahatan itu, prajurit siborg bernama Motoko Kusanagi/ Mira Killian (Scarlett Johansson) diciptakan dari tubuh manusia. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk misi tersebut.

Ketika dalam persiapan menghadapi musuh baru dan menjalankan tugasnya, Motoko mengetahui bahwa kehidupannya sebagai manusia telah dirampas, dan ingatannya dihapus. Dengan kemampuan barunya, ia tidak menyerah sebelum ia menemukan kembali masa lalunya dan mengungkap dalang yang mengubahnya menjadi mesin.

Disutradarai oleh Rupert Sanders, Ghost in the Shell menampilkan dunia yang penuh dengan teknologi mutakhir. Tak kalah penting, akting bagus Scarlett Johansson semakin menambah nyata sosok tentara siborg berjiwa lembut di film ini.

Baca juga artikel terkait SERIAL TELEVISI atau tulisan lainnya dari Sirojul Khafid

tirto.id - Film
Kontributor: Sirojul Khafid
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Fitra Firdaus