Menuju konten utama

Film Kemerdekaan Indonesia: Daftar Tontonan Bertema Perjuangan

Film Kemerdekaan Indonesia: sinopsis Bumi Manusia, Perburuan hingga Merah Putih bisa ditonton menyambut HUT RI ke-77.

Film Kemerdekaan Indonesia: Daftar Tontonan Bertema Perjuangan
Ilustrasi HUT RI. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.

tirto.id - Apa saja film Kemerdekaan Indonesia atau tayangan bertema perjuangan yang cocok untuk merayakan HUT RI tahun ini?

Salah satu cara merayakan kemerdekaan bisa dengan menyaksikan film bertema perjuangan di rumah masing-masing.

Ada beberapa film yang bisa menjadi referensi. Dari kisah tentang tokoh atau pahlawan Indonesia hingga kisah tentang kejadian bersejarah. Berikut daftar film bertema kemerdekaan Indonesia.

Film Kemerdekaan Indonesia: Daftar Film Bertema Perjuangan dan Sejarah

Bumi Manusia (2019)

Sutradara: Hanung Bramantyo

Penulis: Salman Aristo dan Pramoedya Ananta Toer (novel).

Pemeran: Iqbaal Ramadhan, Mawar de Jongh, dan Sha Ine Febriyanti.

Kita akan mengikuti kisah Minke (Iqbaal Ramadhan) dan Annelies (Mawar De Jongh). Latar waktu yaitu sekitar abad 20, saat Indonesia masih dalam masa penjajahan Belanda.

Minke merupakan pemuda pribumi Jawa totok. Sementara Annelies merupakan gadis Indo-Belanda. Dia merupakan anak Nyai Ontosoroh (Sha Ine Febriyanti), seorang gundik laki-laki Belanda.

Selama perjalanannya, Minke dekat dengan Nyai Ontosoroh. Padahal ayah Minke tidak senang akan hal itu. Status nyai sering dianggap rendah. Namun, Nyai Ontosoroh berbeda, dia punya pemikiran dan perjuangannya melawan keangkuhan hegemoni bangsa kolonial.

Bagi Minke, Nyai Ontosoroh merupakan cerminan modernisasi yang kala itu mulai muncul. Saat keangkuhan hukum kolonial mencoba merenggut paksa Annelies dari sisi Minke, Nyai Ontosoroh pula yang membangkitkan semangat agar Minke terus maju dan berjuang.

Perburuan (2019)

Sutradara: Richard Oh

Penulis: Richard Oh, Husein M Atmodjo, Pramoedya Ananta Toer

Pemeran: Adipati Dolken

Setelah enam bulan tentara PETA gagal melawan Nippon, Hardo (Adipati Dolken) kembali ke kampungnya di Blora. Ternyata kehadiran Hardo tercium Nippon. Dia hidup dalam kejaran. Dalam sebuah pengejaran selama satu hari satu malam menjelang proklamasi kemerdekaan, sebuah drama perjuangan terungkap.

Ternyata ayah tunangan Hardo dan sahabatnya, Karmin (Khiva Iskak) berkhianat. Nasib jelek Hardo berasal dari kelakuan orang dekatnya. Kita juga akan melihat pergolakan hati orang-orang tersayang Hardo yang juga turut sengsara.

Battle of Surabaya (2015)

Sutradara: Aryanto Yuniawan

Penulis: Aryanto Yuniawan dan M Suyanto.

Pemeran: Reza Rahadian, Maudy Ayunda, dan Ian Saybani.

Kisah ini berlatarbelakang peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Itu merupakan salah satu perang hebat di Indonesia. Jepang yang menduduki Indonesia menyerah pada Sekutu. Sementara itu, Indonesia mengumumkan kemerdekaannya. Saat Belanda menuntut haknya, para pejuang Indonesia melawan.

Kala itu, Musa yang merupakan remaja penyemir sepatu bertindak sebagai kurir surat-surat rahasia untuk para pejuang Indonesia. Selain surat rahasia, Musa juga mengantar surat-surat pribadi para pejuang untuk keluarganya. Ini merupakan kisah Musa beserta dia sahabatnya Yumna dan Danu. Mereka akan mengalami petualangan hebat serta kehilangan orang-orang yang dicintainya.

Soekarno: Indonesia Merdeka (2013)

Sutradara: Hanung Bramantyo

Penulis: Hanung Bramantyo dan Ben Sihombing.

Pemeran: Ario Bayu, Maudy Koesnaedi, Lukman Sardi, Tika Bravani, Ferry Salim, dan Tanta Ginting.

Soekarno: Indonesia Merdeka mengisahkan biografi Soekarno sejak masa kecilnya. Kita akan melihat masa kecil, kisah percintaan, sampai perjuangannya pada bangsa dan negara. Dalam film ini juga menampilkan pidato-pidato Soekarno yang penuh semangat, salah satunya berjudul "Indonesia Menggugat".

Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015)

Sutradara: Garin Nugroho

Penulis: Ari Syarif, Erik Supit, Sabrang Mowo Damar Panuluh, Garin Nugroho, dan Kemal Pasha Hidayat.

Pemeran: Reza Rahadian, Putri Ayudya, Maia Estianty, dan Christine Hakim.

Salah satu orang yang berjasa pada awal-awal kemerdekaat Indonesia yaitu Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Dalam film ini, kita akan melihat saat Tjokroaminoto menyadarkan masyarakat yang kala itu masih minim pendidikan, miskin, dan tidak ada sekolah bagi rakyat. Dia kemudian mendirikan organisasi Sarekat Islam. Sayangnya, konflik tidak bisa dicegah. Ada beberapa masalah dalam internal serta eksternal Sarekat Islam.

Jenderal Soedirman (2015)

Sutradara: Viva Westi

Penulis: TB Deddy Safiudin dan Viva Westi.

Pemeran: Adipati Dolken, Ibnu Jamil, Surawan Prihatnolo KA, Abdus Samad, Anto Galon, Angga Riyadi, Gregorius Andika SN, Ahmadulloh, Anintriyoga Dian P, Ahmad Ramadhan A, Wawan Cenut, Anggi Agus S, Gogot Suryanto, dan Ahmad Andaru T.

Jenderal Soedirman (Adipati Dolken) terkenal dengan perlawanan gerilyanya pada Belanda. Walaupun dia menderita sakit paru-paru, Soedirman tetap memimpin pasukannya. Kita aan melihat perjuangan, strategi, dan kegigihannya Soedirman serta pasukannya dalam melawan penjajah Belanda.

Kartini (2017)

Sutradara: Hanung Bramantyo

Penulis: Bagus Bramanti dan Hanung Bramantyo.

Pemeran: Dian Sastrowardoyo, Acha Septriasa, Ayushita Nugraha, Deddy Sutomo, Djenar Maesa Ayu, dan Christine Hakim.

Ini salah satu kisah salah satu perempuan hebat di Indonesia. Kartini merupakan orang yang memperjuangkan kesetaraan hak, terutama dalam sosial dan pendidikan, khususnya bagi perempuan Indonesia.

Kartini (Dian Sastro Wardoyo) kecil tumbuh dengan menyaksikan ibunya, Ngasirah menjadi orang terbuang di rumahnya sendiri. Sebagai keturunan ningrat, Kartini berkesempatan untuk bersekolah. Melalui surat-surat dan usahanya, dia berupaya menyediakan lapangan kerja dan kesetaraan bagi perempuan di Jepara. Dalam film ini, Dian Sastro melakukan dialog dalam 3 bahasa, yaitu Jawa, Indonesia (dengan aksen Jawa yang kental), dan Belanda.

Merah Putih (2009)

Sutradara: Yadi Sugandi

Penulis: Conor Allyn dan Rob Allyn.

Pemeran: Lukman Sardi, Teuku Rifnu Wikana, Doni Alamsyah, Darius Sinathrya, Zumi Zola, Rahayu Saraswati, dan Astri Nurdin.

Setelah merdeka, ternyata Indonesia masih harus melawan Belanda. Pada tahun 1947, para pemuda dari berbagai latarbelakang suku berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan Belanda. Merah Putih merupakan film pertama dari sebuah trilogi. Film kedua dan ketiga yaitu Darah Garuda dan Hati Merdeka.

Darah Garuda (2010)

Sutradara: Yadi Sugandi dan Conor Allyn.

Pemeran: Donny Alamsyah, Lukman Sardi, Teuku Rifnu Wikana, Darius Sinathrya, Rahayu Saraswati, Atiqah Hasiholan, Astri Nurdin, Ario Bayu, Rudy Wowor, dan Aldy Zulfikar.

Darah Garuda rilis satu tahun setelah film pertama rilis. Kali ini, empat sekawan, Amir (Lukman Sardi), Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu), dan Marius (Darius Sinathrya) bertemu dengan kelompok gerilyawan lainnya.

Kecurigaan mulai timbul karena kelompok tersebut berbeda pendapat. Konflik makin menajam saat terbukti ada pengkhianatan di antara mereka. Medan pertempuran bergeser dari Jawa Tengah ke Jawa Barat.

Hati Merdeka (2011)

Sutradara: Yadi Sugandi dan Conor Allyn.

Penulis: Conor Allyn dan Rob Allyn.

Pemeran: Donny Alamsyah, Rahayu Saraswati, T Rifnu Wikana, Atiqah Hasiholan, Lukman Sardi, Astri Nurdin, Darius Sinathrya, Rudy Wowor, Ario Bayu, dan Michael Bell.

Film ini merupakan kelanjutan dua film sebelumnya. Empat sekawan kali ini berpisah dan mulai bergumul dengan kehidupan dan keputusan masing-masing. Amir ingin mengundurkan diri dari angkatan darat. Sementara itu Dayan, Tomas, dan Marius berangkat ke Bali.

Mereka ingin ke kampung halaman Dayan untuk membantu rakyat Bali mempertahankan wilayah dari KNIL. Dayan tidak bisa lagi berbicara karena lidahnya dipotong saat tertawan. Marius masih ceroboh, Tomas membara oleh balas dendam atas keluarganya yang terbunuh di Manado.

Selain menonton film, Anda juga bisa berkirim ucapan dengan keluarga, kerabat, saudara, untuk mengingat kembali perjuangan para Pahlawan, dalam merebut kemerdekaan RI.

Berikut ini beberapa ucapan 17 Agustus, yang dihimpun oleh Tirto dari berbagai sumber.

1. "Hari ini bukan sekadar hari kemerdekaan, tapi langkah awal untuk menjaga semangat bangsa. Selamat HUT ke-77 RI."

2. "Kobarkan semangat mu, bangkitkan nasionalisme mu, Dirgahayu Republik Indonesia ke-77."

3. "Kemerdekaan bukan tanda kematian perjuangan, tapi tanda untuk berjuang lebih keras. Selamat Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia. Sekali merdeka, tetap merdeka!"

4. "Mari raih kembali kejayaan yang pernah dialami di masa lalu, dan jadi bangsa semakin besar! Dirgahayu Indonesiaku."

5. "Semangat juang dan bangkitkan jiwa patriotisme Mu, Selamat Hari Kemerdekaan, Indonesia Jaya!"

6. "Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang," - Raden Ayu Kartini

7. Nasib bangsa tidak akan berubah, jika kita tidak mengubahnya. Mari sama-sama berjuang memperbaiki diri agar bermanfaat untuk negeri. Sekali merdeka, tetap merdeka! Dirgahayu ke-77 RI.

8. "Merah darah ku adalah ungkapan bahwa semangat yang berkobar tidak akan padam, dan putih tulang ku adalah mental baja yang tidak akan pernah pudar. Dirgahayu ke-77 Indonesia."

9. "Masih ada setitik harapan, mimpi yang kita jaga. Masih ada cita-cita yang bisa kita bagikan. Kemerdekaan bukan sekadar ritual belaka, tapi ajang membangun bangsa."

10. "Kebebasan yang kita rasakan hari ini adalah salah satu bukti hasil perjuangan para pahlawan yang telah gugur untuk mempertahankan dan memerdekakan Indonesia"

Baca juga artikel terkait FILM KEMERDEKAAN INDONESIA atau tulisan lainnya dari Sirojul Khafid

tirto.id - Film
Kontributor: Sirojul Khafid
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Yulaika Ramadhani